Tokoh Golkar Karangasem Berpulang
Golkar kehilangan salah satu tokoh menyusul meninggalnya I Gusti Lanang Rai, 72.
Dalam 2,5 Jam, Lanang Rai Dua Kali ke Puskesmas
AMLAPURA, NusaBali
Sesepuh Beringin yang mantan Wakil Bupati Karangasem 2005-2010 ini menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di Puskesmas Selat, Karangasem, Selasa (15/8) subuh pukul 05.00 Wita, akibat komplikasi penyakit maag, batuk, dan sesak napas yang dideritanya.
Sehari sebelum meninggal, I Gusti Lanang Rai masih sempat menghadiri kundangan upacara mamukur di Desa Pakraman Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem bersama sang istri, I Gusti Ayu Putu Tirta, Senin (14/8). Kemudian, kondisi Lanang Rai mendadak drop disertai sesak napas, Selasa dinihari sekitar pukul 02.00 Wita, di rumahnya di Jro Duda, Banjar/Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem.
Lanang Rai langsung diantar keponakannya, I Gusti Agung Ngurah Putra yang notabene Perbekel Duda, ke Puskesmas Selat didampingi istrinya, IGA Putu Tirta. Setibanya di Puskesmas Selat, politisi sepuh yang masih menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Golkar Karangasem ini langsungditangani dr Eka Hariadi Putra, dengan diberikan napas bantuan.
Setelah 1 jam penanganan, kondi Lanang Rai sempat dinyatakan telah normal sekitar pukul 03.00 Wita. Bahkan, Lanang Rai dibolehkan pulang dari Puskesamas. Sempat 1,5 jam istirahat di rumahnya, Lanang Rai kembali sesak napas hingga lagi-lagi dilarikan ke Puskesmas Selat sekitar pukul 04.30 Wita.
Saat dibawa ke Puskessan untuk kedua kalinya, Lanang Rai masih sempat bisa jalan sendirian masuk kamar kecil. Namun, begitu keluar dari kamar kecil, jalannya sempyongan sembari memegang dada. Selanjutnya, almarhum tidur di IRD Puskesmas. Karena kondisi fisiknya terus memburuk, pihak keluarga sempat berencana merujuk almarhum ke RS BaliMed Amlapura. Sayang, tokoh Golkar kelahiran 14 April 1945 ini keburu meninggal, kemarin subuh pukul 05.00 Wita. Lanang rai menghembuskan napas terakhir di pelukan istrinya, IGA Putu Tirta.
Lanang Rai meninggal tanpa sempat mewujudkan rencananya untuk memimpin doa dalam acara renungan suci di Tugu Pahlawan Desa Duda, Rabu (16/8) malam ini. "Padahal, kemarin (Senin) masih bisa menghadiri kundangan adat. Bahkan, rencananya almarhum akan menghadiri acara pelepasan pelacakan acara napak tilas di Banjar Pemuteran hari ini (kemarin). Padahal, pakaian P2M (Pemuda Panca Marga) telah disiapkan,” cerita IGA Putu Tirta.
Almarhum Lanang Rai berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta IGA Putu Tirta, empat anak kandung (I Gusti Ayu Agung Bulan Perbawati, I Gusti Ayu Agung Kendran Wahyuni, I Gusti Ayu Agung Bintang Aryani, dan I Gusti Lanang Rai Bayu Wibiseka---mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Bali 2009-2014), seorang anak angkat (Putu Novi), dan 7 cucu.
Hingga Selasa kemarin, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka, Jro Duda, Banjar/Desa Duda, Kecamatan Selat. Rencananya, jenazah almarhum akan dipalebon pada Radite Wage Landep, Minggu (27/8) mendatang.
I Gusti Lanang Rai yang notabene mantan Ketua DPD II Golkar Karangasem 2005-2010, merupakan putra bungsu dari dua saudara pasangan almarhum I Gusti Gede Rai dan I Gusti Ayu Oka. Ayahnya, I Gusti Gede rai merupakan veteran pejuang yang dikenal dengan nama Pak Kolar. Selama meniti karier di birokrasi, ada sisi yang unik yang dialami Lanang Rai, yakni ketika dilantik oleh Bupati Karangasem (waktu itu) AA Gede Karang sebagai Camat Selat, 1 Mei 1972. Dibilang unik, karena Lanang Rai menggantikan posisi ayahnya, I Gusti Gede Rai.
Selama menjabat Camat Selat 1972-1978, Lanang Rai mendirikan Tugu Pahlawan, mendirikan KUD Selat 1976, mendirikan KNPI Karangasem tahun 1973, mendirikan Objek Wisata Putung (di Banjar Putung, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat) tahun 1975, dan sempat merangkap sebagai Plt Camat Bebandem tahun 1978.
Sementara itu, sederet pejabat melayat ke rumah duka almarhum Gusti Lanang Rai, Selasa kemarin. Termasuk di antaranya Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dan Wabup I Wayan Artha Dipa, beserta jajaran pimpinan OPD lingkup Pemkab Karangasem. "Kami kehilangan seorang tokoh panutan, yang selayaknya diteladani lintas generasi. Kami selama ini mendapatkan inspirasi politik dari beliau," jelas Bupati Mas Sumatri di rumah duka kemarin. *k16
Komentar