Desa Tangguh Bencana Disiagakan
Karangasem Antisipasi Longsor Pascakemarau
Jika dalam kondisi membahayakan, warga untuk sementara agar pindah tinggal ke rumah kerabat agar lebih aman.
AMLAPURA, NusaBali
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem kini menyiagakan desa tangguh bencana (destana). Kesiagaan ini karena kerap mendadak turun hujan hingga bisa berakibat longsor di 41 desa rawan longsor.
BPBD juga mengimbau agar warga yang tinggal di daerah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan. "Kami optimalkan keberadaan desa tangguh bencana, dan mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati, yang tinggal di daerah rawan longsor," jelas Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Ketut Arimbawa kepada NusaBali di Amlapura, Minggu (25/8) malam.
Arimbawa mengaku akan terus berkoordinasi dengan perbekel yang desanya rawan longsor. Seperti di Kecamatan Selat, dengan Perbekel Duda Timur, Desa Muncan, Desa Peringsari dan yang lainnya. "Kami imbau masyarakat agar lebih berhati-hati karena akan memasuki musim hujan, terutama di daerah rawan longsor dengan truktur tanah labil," katanya.
Jika dalam kondisi membahayakan, warga untuk sementara agar pindah tinggal ke rumah kerabat agar lebih aman. Misalnya yang jadi langganan longsor di Banjar Batu Gede, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, yang merupakan jalur Banjar Pesangkan, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat menuju Banjar Ketug, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, sepanjang jalur itu rawan longsor.
Di samping itu mengoptimalkan peran desa tangguh bencana yang telah terbentuk, hanya saja, desa tangguh bencana sangat terbatas, sementara terbentuk di 10 desa, sedangkan keberadaan di Karangasem ada 75 desa dan 3 kelurahan.
Ke-10 desa yang telah membentuk desa tangguh bencana. Desa Ulakan, Desa Sengkidu, Desa Besakih, Desa Duda Timur, Desa Bebandem, Desa Bunutan, Desa Purwakerti, Desa Ban, Desa Tumbu dan Desa Tulamben.
Kata Arimbawa, pembentukan desa tangguh bencana agar setiap penduduk siap siaga, dan siap selamat. Tujuannya untuk mengurangi risiko bencana berbasis komunitas. Sehingga terbentuk forum pengurangan risiko bencana, terbentuk pengkajian ancaman bencana, menyusun rencana penanggulangan bencana desa, menyusun rencana kontigensi desa, yang semuanya diatur perdes, mengacu UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Lanjut di, di Karangasem ada 41 desa dan kelurahan yang rawan tanah longsor di setiap musim hujan. Dari 41 desa rawan longsor itu, tersebar di 8 desa, masing-masing kecamatan Selat, yakni Sebudi, Selat, Peringsari, Muncan, Duda Utara, Duda Timur, Duda dan Amerta Bhuana. Sedangkan Kecamatan Sidemen, yakni Sinduwati, Tri Eka Bhuana, Telaga Tawang, Sidemen, Tangkup, dan Sangkan Gunung, di Kecamatan Rendang, yakni Pempatan, Rendang, Menanga.
Nongan dan Besakih, di Kecamatan Manggis di Antiga, Manggis, Selumbung, Ngis, dan Padangbai, di Kecamatan Karangasem, yakni Kelurahan Karangasem, Bukit, Seraya Barat, Tegallinggah, Pertima, dan Seraya Timur, di Kecamatan Bebandem, yakni Bebandem, Bhuana Giri, Macang, dan Sibetan, di Kecamatan Abang, yakni Kerta Mandala, Tribuana, Tiyingtali, Tista, dan Bunutan.7k16
Komentar