Maulid Nabi Dirayakan Sukacita di Desa Pegayaman
Warga Gelar Tradisi Mengarak Sokok
SINGARAJA, NusaBali - Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan penuh sukacita oleh umat Muslim di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Warga menggelar sejumlah tradisi yang sarat akan akulturasi. Puncak perayaan ini digelar pada tanggal 12 dan 13 Rabiul Awal 1446 H atau 16 dan 17 September 2024.
Rangkaian perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW di Desa Pegayaman ini sudah dimulai sejak tanggal 5 September 2024 lalu. Beberapa kegiatan yang digelar di antaranya, wiridan di masjid, pekan lomba maulid, gotong royong, hingga gelar seni burdah. Puncaknya, pada Senin (16/9) digelar mauludan base dan mauludan sokok pada Selasa (17/9).
Mauludan diawali dengan dzikir mulud usai sholat Subuh. Lantas dilanjutkan dengan ngarak sokok pagi hari sekitar pukul 07.30 Wita oleh grup hadrah di rumah warga yang akan sedekah sokok. Para pemain dan penari hadrah menampilkan atraksi seni hadrahnya di depan pemilik sokok dan warga sekitarnya.
Setelah itu, sokok base dibawa warga dengan iring-iringan ke Masjid Jami’ Safinatussalam, satu-satunya masjid yang ada di Desa Pegayaman. Sokok base dibuat dari base (daun sirih). Juga dilengkapi dengan buah, telur dan bunga gumitir. Semua itu dirangkai di sebatang gedebong pisang. Sokok base yang terkumpul di masjid tahun ini sebanyak 123 sokok.
“Gebogan ini diakulturasi ke Desa Pegayaman yang penduduknya mayoritas Islam, hingga menjadilah hasil karya seni yang bernama sokok base,” kata Pemerhati Sejarah dari Desa Pegayaman, Ketut Muhammad Suharto.
Menurutnya, sokok base adalah gambaran harmonisasi antara Islam Bali dan budaya Hindu Bali. Semua itu, lanjut dia, seakan menampakkan realisasi ungkapan di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung.
Ia menjelaskan, perayaan dan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW di Desa Pegayaman merupakan momen yang sangat penting untuk melihat karya-karya akulturasi budaya di desa tersebut. Tradisi itu dimunculkan oleh para pengelingsir Pegayaman, sebagai upaya untuk meraih taqwa kepada Allah SWT.
Dijelaskan juga bahwa sokok base ini hanya dibuat satu tahun sekali di bulan Maulid tanggal 12 Rabiul Awal. Filosofinya kata dia, bahwa nilai ibadah akan didapatkan dengan harmonisasi di antara sesama. Sebagaimana yang diteladani dari Nabi Muhammad SAW. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momen sukacita merayakan hari kelahiran Nabi.
“Setiap tahun, dari zaman dahulu tidak pernah tidak kami menggelar mauludan ini. Dengan sokok base ini, kami akan bisa mengambil hikmah nilai-nilai harmonisasi untuk meraih takwa. Ketaqwaan tersebut diinformasikan dengan lambang-lambang bentuk yang tercipta dari budaya Bali, yaitu gebogan,” ujar Suharto.
Selain di Desa Pegayaman, perayaan hari Maulid Nabi juga digelar takmir Masjid Kuna/Keramat Singaraja. Beragam kegiatan dilaksanakan, mulai pawai ta’aruf hingga megibung atau makan bersama, pada Senin (16/9) kemarin.
Ketua Takmir Masjid Kuna/Keramat Singaraja, Muhammad Mujib, menyampaikan bahwa kegiatan peringatan Maulid Nabi di masjid tersebut merupakan tradisi tahunan yang menggelar berbagai lomba bernuansa Islami. Pada pagi harinya, acara diawali dengan kegiatan pawai ta’aruf.
Setelah itu acara dilanjutkan di masjid tertua di Singaraja tersebut dan dihadiri ratusan warga Kampung Kajanan serta sejumlah undangan. Yang semarak, usai doa acara diakhiri dengan megibung atau makan bersama. Tiap hadirin membentuk kelompok 8 atau 10 orang. Menu yang disajikan yakni nasi kuning, dengan lauk ayam bumbu, mesere ayam, telur sambal, dan urap kacang-toge.
Sore harinya, digelar pementasan pencak. Beberapa pendekar dari berbagai perguruan termasuk pendekar Sitembak yang merupakan ikon seni bela diri Kampung Kajanan, tampil pada kegiatan yang digelar di Jalan Hasanudin, depan Masjid Kuna/Keramat Singaraja.
"Puncaknya, kami melaksanakan pawai ta'aruf, asrakalan, dan tradisi megibung yang selalu kami laksanakan setiap tahun. Diharapkan menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antar warga. Selain itu, tujuan utama kami adalah merangkul generasi muda agar tradisi Islami tetap terjaga di masa mendatang,” jelas Muhammad Mujib.7 mzk
Komentar