IHDN Akhiri KKN di Payangan
Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar akhiri pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Revolusi Mental di Kecamatan Payangan, Gianyar, Kamis (24/8).
GIANYAR, NusaBali
KKN melibatkan 252 mahasiswa berlangsung dua bulan, sejak 19 Juni hingga Kamis kemarin. Ada 17 kelompok tersebar pada 17 desa pakraman se-Kecamatan Payangan. Rektor IHDN Denpasar Prof Dr I Nengah Duija Msi menjelaskan, KKN tahun ini tergolong spesial. Karena IHDN mendapat kepercayaan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Kemenko PMK) sebagai satu-satunya PTN berbasis Hindu di Indonesia yang menggelar KKN Tematik.
Tematiknya, gerakan revolusi mental yang menyatu dengan kegiatan adat istiadat dan agama Hindu di Payangan.
Ketua LPPM IHDN Denpasar Dr Made Sri Putri Purnamawati selaku penanggungjawab kegiatan, mengatakan banyak hal yang telah dilakukan para mahasiswa selama KKN. “Kami jabarkan gerakan revolusi mental di bidang kebersihan, gerakan Indonesia bersatu dalam berbagai kegiatan,” terangnya. Gerakan Indonesia bersih, dilakukan melalui kegiatan gotong royong, belajar cuci tangan yang baik untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat. “Kami sudah bagikan 78 tempat sampah, 5 ribu sapu, dan 800 sikat gigi. Dengan harapan, masyarakat terbiasa hidup bersih dan sehat,” ujarnya. Untuk gerakan Indonesia bersatu, digelar melalui pementasan Wayang Cenkblonk, Dharma Wacana dan Dharma Tula.
Program lain, pembuatan tatunggul banten untu 682 palinggih sejumlah pura. Tatunggul ini berisi catatan banten atau upakara yang munggah di masing-masing palinggih. Mulai dari rarahinan Anggara Kasih, Kajeng Kliwon, Purnama, Tilem, Piodalan Alit dan Piodalan Ageng. Tujuannya, mengedukasi generasi muda demi lestarinya adat budaya agama Hindu di Payangan. Selama ini catatan banten tidak ada dan hanya diwariskan secara lisan. ‘’Maka ada baiknya kami buatkan catatan kecil,” terangnya.
KKN ini juga menghasilkan dua Purana Desa dan sebuah tatunggul Ngaben Massal di Desa Pengaji. “Kami juga buatkan nama pelinggih bahan marmer putih bertuliskan aksara Bali, dibantu oleh mahasiswa kami dari jurusan Bahasa Bali. Jumlahnya mencapai 1.700 pelinggih,” imbuhnya.
Bendesa Payangan Desa Drs I Wayan Renes MPd mengapresiasi pelaksanaan KKN ini. “Program yang dibuat KKN ini sangat utama,’’ terangnya. *nvi
Tematiknya, gerakan revolusi mental yang menyatu dengan kegiatan adat istiadat dan agama Hindu di Payangan.
Ketua LPPM IHDN Denpasar Dr Made Sri Putri Purnamawati selaku penanggungjawab kegiatan, mengatakan banyak hal yang telah dilakukan para mahasiswa selama KKN. “Kami jabarkan gerakan revolusi mental di bidang kebersihan, gerakan Indonesia bersatu dalam berbagai kegiatan,” terangnya. Gerakan Indonesia bersih, dilakukan melalui kegiatan gotong royong, belajar cuci tangan yang baik untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat. “Kami sudah bagikan 78 tempat sampah, 5 ribu sapu, dan 800 sikat gigi. Dengan harapan, masyarakat terbiasa hidup bersih dan sehat,” ujarnya. Untuk gerakan Indonesia bersatu, digelar melalui pementasan Wayang Cenkblonk, Dharma Wacana dan Dharma Tula.
Program lain, pembuatan tatunggul banten untu 682 palinggih sejumlah pura. Tatunggul ini berisi catatan banten atau upakara yang munggah di masing-masing palinggih. Mulai dari rarahinan Anggara Kasih, Kajeng Kliwon, Purnama, Tilem, Piodalan Alit dan Piodalan Ageng. Tujuannya, mengedukasi generasi muda demi lestarinya adat budaya agama Hindu di Payangan. Selama ini catatan banten tidak ada dan hanya diwariskan secara lisan. ‘’Maka ada baiknya kami buatkan catatan kecil,” terangnya.
KKN ini juga menghasilkan dua Purana Desa dan sebuah tatunggul Ngaben Massal di Desa Pengaji. “Kami juga buatkan nama pelinggih bahan marmer putih bertuliskan aksara Bali, dibantu oleh mahasiswa kami dari jurusan Bahasa Bali. Jumlahnya mencapai 1.700 pelinggih,” imbuhnya.
Bendesa Payangan Desa Drs I Wayan Renes MPd mengapresiasi pelaksanaan KKN ini. “Program yang dibuat KKN ini sangat utama,’’ terangnya. *nvi
Komentar