nusabali

Jembrana Hanya Punya Satu Eskavator

  • www.nusabali.com-jembrana-hanya-punya-satu-eskavator

Hampir  sebagain besar desa/kelurahan di bagian utara Kabupaten Jembrana, masuk kawasan rawan longsor.

NEGARA, NusaBali
Longsor yang bermunculan setiap memasuki musim penghujan, menutup jalan hingga membuat warga terisolasi. Namun untuk menangani masalah tersebut, terutama saat bencana bersamaan, Pemkab Jembrana masih kewalahan karena hanya memiliki satu eskavator. Seperti sempat terjadi hujan deras sepekan lalu. Paling tidak dalam selang waktu Minggu (15/10) hingga Selasa (16/10), dilaporkan terjadi 14 titik longsor. Dari 14 titik longsor tersebut, 10 titik menutup jalan, yakni 1 titik di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, tiga titik di Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, dan enam titik di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo. Dari 10 titik itu, lima di antaranya tergolong parah, sehingga perlu ditangani dengan bantuan eskavator. Sedangkan lima sisanya, masih bisa ditangani dengan tenaga manual.

Ketika terjadi kebutuhan penanganan dengan bantuan eskavator tersebut, Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Pemkab Jembrana selaku leading sector penanganan kebencanaan, terpaksa menangani satu persatu, karena keterbatasan eskavator. Bahkan untuk memangani dua di antara lima titik longsor terparah menutup jalan tersebut, yakni di Desa Pergung, BPBD Pemkab Jembrana dengan bantuan pihak Desa setempat, sempat harus meminjam eskavator milik salah satu kalangan swasta yang melakukan Galian C di Desa setempat.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana Ketut Eko Susilo Artha Pertama, Minggu (22/10), tidak menampik sempat pusing ketika dihadapkan dengan keadaan tersebut. Namun, menurutnya, yang membuat pusing, adalah tuntutan masing-masing aparat di Desa, yang ingin lebih dulu mendapat penanganan. Tetapi karena ketebatasan eskavtor di Bagian Perlengkapan Setda Jembrana, pihaknya tetap mengedepankan penangan sesuai skala prioritas. “Ya seperti yang di Manistutu. Meskipun kejadian lebih dulu, tetapi dampak warga yang tersolasi lebih sedikit, kami tangani belakangan,” katanya.

Berkenaan hal tersebut, pihaknya berharap BPBD juga punya eskavator. Apalagi, ketika sempat non stop digunakan untuk menangani bencana longsor seminggu lalu, satu-satunya eskavator milik Pemkab Jembrana tersebut, juga sempat sampai meledak bagian selang bahan bakarnya. Namun mengenai harapan tersebut, diakui memang belum sampai masuk perencanaan OPD-nya dalam pembahasan rancangan anggaran 2018, karena dinilai belum masuk skala prioritas. “Angan-angan ada memiliki eskavator sendiri. Tetapi sementara belum sampai kami usulkan. Masih banyak kebutuhan lainnya, dan BPBD ini juga baru dibentuk tahun ini. Mungkin bertahap, kalau anggaran memungkinkan, baru kami usulkan,” ujar mantan Camat Pekutatan ini.

Kabag Perlengkapan Setda Jembrana Made Aryana, saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu, mengakui, Pemkab Jembrana memang hanya memiliki satu eskavator yang dapat diandalkan. Sedangkan untuk operator, Pemkab memiliki tiga orang. Eskavator yang disediakan Pemkab ini sering dipinjam dfesa/kelurahan untuk membantu kebutuhan pembangunan maupun penanggulangan bencana. “Eskavator yang sekarang ini pengadaan tahun 2012. Kalau ada bencana longsor seperti kemarin itu, sebenarnya juga banyak yang segera minta bantuan eskavator. Tetapi karena hanya ada satu, ya kami serahkan agar BPBD yang mengatur, karena dia yang tahu kondisi lapangan,” ujarnya. *ode

Komentar