MUTIARA WEDA : Ojas
Dari rasa dhātu (bio-fluids dan biokimia penting lainnya) sampai sukra dhātu (hormon sekresi), kekuatan dari setiap elemen, setiap aliran di dalam tubuh adalah ojas (vital energy). Keberadaannya pada titik halus jantung, ojas ini menyebar di seluruh tubuh dan ini adalah dasar dari keseluruhan fungsi hidup. Ini adalah penyebab prinsip dari perbedaan sensasi, aktivitas dan reaksi makhluk hidup.
Ojastu tejo dhātunām sukrāntānām param smratam,
Hradayasthamapi vyāpi dehasthiti nibandham.
(Sushruta Samhita, Sutra Sthanam, 11.36)
BENIH dari potensi hidup, stamina, dan resistan terhadap penyakit, yang juga merupakan sumber dari bio-energi setiap orang disebut dengan ojas. Elemen alami prana ini menjadikan fungsi otak, sistem syaraf, indriya, dan komponen lainnya dalam badan berjalan normal. Sinar kekuatan hidup ini terlihat dari aura, energi meridian, dan daya magnetis seseorang. Semakin tinggi ojas menunjukkan semakin mampu, bersinar, menarik, dan antusiasnya seseorang. Demikian pula sebaliknya, semakin sedikit ojas, orang itu tampak semakin lemah, bodoh, sakit, dan semakin berpotensi diserang berbagai jenis infeksi dan penyakit. Jadi, ojas memberikan nutrisi pada setiap makhluk. Tak seorang pun dapat hidup tanpanya. Reaksi dan fungsi tubuh fisik juga dikendalikan oleh energi ini. Ojas mengalir bersama darah dan menutrisi seluruh komponen badan.
Menurut Ayurveda, apapun yang kita makan akan dikonversi menjadi rasa setelah metabolisme. Rasa dhātu menjadi darah dan darah memungkinkan terbentuknya formasi mānsa (daging dan kelenjar). Mansa membuat meda (limpa, serum, dan lain-lain). Meda membentuk asthis (tulang dan ligament). Asthis berkontribusi bagi terbentuknya majja (marrow) dan dari maja muncul sukra (hormon, semen, benih kekuatan). Melindungi dan memelihara keberadaan sukra akan menambah kekuatan ojas. Kerja keras tidak pernah menghilangkan ojas. Namun, ojas bisa kering jika kita larut dalam kesenangan seksual, kenyamanan barang mewah, pikiran erotis, imajinasi, dan ketertarikan seksual. Ojas juga merupakan energi esensi dari kama (elemen seks dan juga benih dari kenikmatan dan semua jenis potensi kreatif), sehingga sering dirujuk dengan sebutan sukra atau rayi. Ayurveda sangat menekankan pentingnya menjaga dan menambah ojas dalam tubuh untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kehidupan.
Ayurveda mengatakan bahwa ojas menyebar di seluruh tubuh. Semakin tinggi tingkat ojas dalam tubuh semakin kuat dan berani seseorang. Tidak saja sehat fisik dan biologis, tetapi juga keindahan dan kehalusan kulit, cahaya muka, personalitas, kemurnian, melodi suara, kecerdasan intelektual, stabilitas mental, efisiensi, konsentrasi dan yang lainnya, tergantung dari ojas. Kita bisa menjaga ojas ini dengan cara mengikuti guideline sederhana rutinitas kita sehari-hari dan pola diet yang disarankan oleh Ayurveda. Beberapa yoga asana dan pranayama juga sangat membantu agar ojas terpelihara. Hanya saja, polutan yang masuk ke dalam air minum kita membuat ojas kita semakin berkurang. Maka dari itu penting sekali memperhatikan air minum kita. Demikian juga apapun yang kita makan harus tetap bersih dan segar yang bersumber dari sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan yang sejenisnya, serta mengurangi konsumsi daging.
Parahnya, penggunaan pestisida dan bahan kimiawi lainnya yang sejenis dalam pertanian menambah jenis polutan dalam tanah, dan sebagai konsekuensinya bahan makanan yang kita masak juga secara langsung terpapar zat berbahaya tersebut. Tren penyakit seperti pernafasan, berbagai jenis gangguan metabolik, penyakit kulit, dan masalah ginjal, jantung, hati, intestine, empedu, gula darah, dan yang lainnya merupakan dampak langsung dari keadaan ini. Dalam konteks Ayurveda, polutan tersebut dapat merusak keseluruhan dhātu kita. Masalahnya, kita tidak dapat serta merta mengubah kondisi lingkungan yang penuh polusi tersebut seketika, dan kita dipastikan tetap berada di dalam lingkungan yang buruk tersebut. Apa yang bisa kita lakukan agar kita tetap sehat adalah dengan jalan memperkuat ojas dan menguatkan seluruh dhatu kita, sehingga tubuh fisik akan berfungsi secara normal, imunitas kita tetap berfungsi untuk melawan berbagai jenis penyakit yang masuk. Pengetahuan ini akan lebih penting lagi bagi mereka yang berumur di atas 35 tahun, karena, fungsi kekebalan tubuh mulai kehilangan kecerdasan dan kekuatannya untuk melawan dan membunuh benda asing yang masuk ke dalam tubuh. 7
I Gede Suwantana
Direktur Indra Udayana Institute of Vedanta
Hradayasthamapi vyāpi dehasthiti nibandham.
(Sushruta Samhita, Sutra Sthanam, 11.36)
BENIH dari potensi hidup, stamina, dan resistan terhadap penyakit, yang juga merupakan sumber dari bio-energi setiap orang disebut dengan ojas. Elemen alami prana ini menjadikan fungsi otak, sistem syaraf, indriya, dan komponen lainnya dalam badan berjalan normal. Sinar kekuatan hidup ini terlihat dari aura, energi meridian, dan daya magnetis seseorang. Semakin tinggi ojas menunjukkan semakin mampu, bersinar, menarik, dan antusiasnya seseorang. Demikian pula sebaliknya, semakin sedikit ojas, orang itu tampak semakin lemah, bodoh, sakit, dan semakin berpotensi diserang berbagai jenis infeksi dan penyakit. Jadi, ojas memberikan nutrisi pada setiap makhluk. Tak seorang pun dapat hidup tanpanya. Reaksi dan fungsi tubuh fisik juga dikendalikan oleh energi ini. Ojas mengalir bersama darah dan menutrisi seluruh komponen badan.
Menurut Ayurveda, apapun yang kita makan akan dikonversi menjadi rasa setelah metabolisme. Rasa dhātu menjadi darah dan darah memungkinkan terbentuknya formasi mānsa (daging dan kelenjar). Mansa membuat meda (limpa, serum, dan lain-lain). Meda membentuk asthis (tulang dan ligament). Asthis berkontribusi bagi terbentuknya majja (marrow) dan dari maja muncul sukra (hormon, semen, benih kekuatan). Melindungi dan memelihara keberadaan sukra akan menambah kekuatan ojas. Kerja keras tidak pernah menghilangkan ojas. Namun, ojas bisa kering jika kita larut dalam kesenangan seksual, kenyamanan barang mewah, pikiran erotis, imajinasi, dan ketertarikan seksual. Ojas juga merupakan energi esensi dari kama (elemen seks dan juga benih dari kenikmatan dan semua jenis potensi kreatif), sehingga sering dirujuk dengan sebutan sukra atau rayi. Ayurveda sangat menekankan pentingnya menjaga dan menambah ojas dalam tubuh untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kehidupan.
Ayurveda mengatakan bahwa ojas menyebar di seluruh tubuh. Semakin tinggi tingkat ojas dalam tubuh semakin kuat dan berani seseorang. Tidak saja sehat fisik dan biologis, tetapi juga keindahan dan kehalusan kulit, cahaya muka, personalitas, kemurnian, melodi suara, kecerdasan intelektual, stabilitas mental, efisiensi, konsentrasi dan yang lainnya, tergantung dari ojas. Kita bisa menjaga ojas ini dengan cara mengikuti guideline sederhana rutinitas kita sehari-hari dan pola diet yang disarankan oleh Ayurveda. Beberapa yoga asana dan pranayama juga sangat membantu agar ojas terpelihara. Hanya saja, polutan yang masuk ke dalam air minum kita membuat ojas kita semakin berkurang. Maka dari itu penting sekali memperhatikan air minum kita. Demikian juga apapun yang kita makan harus tetap bersih dan segar yang bersumber dari sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan yang sejenisnya, serta mengurangi konsumsi daging.
Parahnya, penggunaan pestisida dan bahan kimiawi lainnya yang sejenis dalam pertanian menambah jenis polutan dalam tanah, dan sebagai konsekuensinya bahan makanan yang kita masak juga secara langsung terpapar zat berbahaya tersebut. Tren penyakit seperti pernafasan, berbagai jenis gangguan metabolik, penyakit kulit, dan masalah ginjal, jantung, hati, intestine, empedu, gula darah, dan yang lainnya merupakan dampak langsung dari keadaan ini. Dalam konteks Ayurveda, polutan tersebut dapat merusak keseluruhan dhātu kita. Masalahnya, kita tidak dapat serta merta mengubah kondisi lingkungan yang penuh polusi tersebut seketika, dan kita dipastikan tetap berada di dalam lingkungan yang buruk tersebut. Apa yang bisa kita lakukan agar kita tetap sehat adalah dengan jalan memperkuat ojas dan menguatkan seluruh dhatu kita, sehingga tubuh fisik akan berfungsi secara normal, imunitas kita tetap berfungsi untuk melawan berbagai jenis penyakit yang masuk. Pengetahuan ini akan lebih penting lagi bagi mereka yang berumur di atas 35 tahun, karena, fungsi kekebalan tubuh mulai kehilangan kecerdasan dan kekuatannya untuk melawan dan membunuh benda asing yang masuk ke dalam tubuh. 7
I Gede Suwantana
Direktur Indra Udayana Institute of Vedanta
Komentar