Pengungsi Terus Sasar Klungkung
Pengungsi akan terus berdatangan seiring dengan peningkatkan aktivitas vulkanik Gunung Agung.
SEMARAPURA, NusaBali
Pasca terjadianya erupsi magmatik Gunung Agung, Karangasem, para pengungsi asal Karangasem kembali mengungsi ke Klungkung, Minggu (26/9) pagi. Mereka dari kawasan rawan bencana (KRB) II. Mereka mengungsi di Posko Induk GOR Swecapura, Desa Gelgel, Klungkung, dan banjar-banjar.
Pantauan NusaBali, para pengungsi mulai datang ke GOR Swecapura pukul pukul 06.00 Wita. Mereka datang dengan membawa kendaraan pribadi jenis truk, mobil pick up, sepeda motor, dan jembutan petugas. Karena buru-buru, barang yang dibawa hanya seperlunya. Hingga Minggu siang kemarin, pengungsi tambahan di GOR ini 208 orang.
Karena gedung GOR penuh, puluhan pengungsi ditempatkan pada empat tenda BPBD Klungkung di lapangan GOR Swecapura. Dipredikasi, jumlah pengungsi ini akan terus bertambah seiring dengan peningkatkan aktivitas vulkanik Gunung Agung.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan, hingga Minggu sekitar pukul 18.30 Wita, jumlah pengungsi 3.067 orang, di GOR Swecapura 790 jiwa, pengungsi di Kecamatan Klungkung 1.169 orang, pengungsi di Kecamatan Dawan 175 orang, pengungsi di Kecamatan Banjarangkan 933 orang. Ada juga pengungsi 18 orang berstatus TK/PAUD, 105 siswa SD, 31 siswa SMP, sementara SMA/SMK masih nihil. Ternak pengungsi di Klungkung masih 47 sapi. Pihaknya siap menerima dan melayani para pengungsi dengan tempat tinggal dan logistik. “Belasan tenda lainnya juga sudah kita siapkan kalau terjadi tambahan pengungsi, mengenai ketersediaan logistik masih mencukupi seperti beras masih lagi 33 ton,” katanya.
Widiada menambahkan, BPBD Klungkung bersama Dinas Kesehatan dan PMI Klungkung, sudah membagikan masker kepada masyarakat. BPBD membagikan 10.000 masker, 12.901 masker oleh Dinas Kesehatan dan PMI klungkung. Pembagian di Desa Tegak, Desa Manduang, Desa Selisihan, Desa Selat, Desa Akah, Kota Semarapura, Pasar Seni Klungkung, Pasar Galiran Klungkung, Posko GOR Swecapura dan sekitarnya. Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta langsung kumpulkan semua Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada acara Car Free Day di Lapangan Puputan Klungkung. Bupati Suwirta meminta kepada semua dinas bisa mengambil langkah cepat dan tepat terkait meningkatkan aktivitas Gunung Agung. Tim yang sudah dibentuk sebelumnya harus diaktifkan kembali. ‘’Masyarakat jangan panik, di sinilah peran Diskominfo dalam memberikan informasi kepada masyarakat,’’ jelasnya.
Salah seorang pengungsi, I Wayan Wasta, mengaku tiba di GOR Swecapura Minggu kemarin sekitar pukul 12.00 Wita. Wasta bersama sanak keluarganya dari Banjar Gunung Biau, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, 30 orang. “Kami khawatir melihat kepulan asap muncul dari Gunung Agung,” ujarnya.
Anak-anaknya juga diajak, meskipun Senin (27/11) ini, mereka seharusnya ulangan umum. Senin ini, mereka diantar ke sekolah di Karangasem menggunakan sepeda motor. Namun beberapa siswa pengungsi di Klungkung akan tidak mengikuti ulangan umum karena terbentur jarak yang jauh. Seperti dialami I Wayan Novan, siswa SD asal Desa Muncan, Karangasem.
Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Dewa Gde Darmawan, untuk soal ulangan umum siswa pengungsi akan didatangkan dari Dinas Pendidikan Karangasem. Karena soal ulangannya menyesuaikan standar sekolah bersangkutan, karea ada sekolah menggunakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). *wan
Pasca terjadianya erupsi magmatik Gunung Agung, Karangasem, para pengungsi asal Karangasem kembali mengungsi ke Klungkung, Minggu (26/9) pagi. Mereka dari kawasan rawan bencana (KRB) II. Mereka mengungsi di Posko Induk GOR Swecapura, Desa Gelgel, Klungkung, dan banjar-banjar.
Pantauan NusaBali, para pengungsi mulai datang ke GOR Swecapura pukul pukul 06.00 Wita. Mereka datang dengan membawa kendaraan pribadi jenis truk, mobil pick up, sepeda motor, dan jembutan petugas. Karena buru-buru, barang yang dibawa hanya seperlunya. Hingga Minggu siang kemarin, pengungsi tambahan di GOR ini 208 orang.
Karena gedung GOR penuh, puluhan pengungsi ditempatkan pada empat tenda BPBD Klungkung di lapangan GOR Swecapura. Dipredikasi, jumlah pengungsi ini akan terus bertambah seiring dengan peningkatkan aktivitas vulkanik Gunung Agung.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan, hingga Minggu sekitar pukul 18.30 Wita, jumlah pengungsi 3.067 orang, di GOR Swecapura 790 jiwa, pengungsi di Kecamatan Klungkung 1.169 orang, pengungsi di Kecamatan Dawan 175 orang, pengungsi di Kecamatan Banjarangkan 933 orang. Ada juga pengungsi 18 orang berstatus TK/PAUD, 105 siswa SD, 31 siswa SMP, sementara SMA/SMK masih nihil. Ternak pengungsi di Klungkung masih 47 sapi. Pihaknya siap menerima dan melayani para pengungsi dengan tempat tinggal dan logistik. “Belasan tenda lainnya juga sudah kita siapkan kalau terjadi tambahan pengungsi, mengenai ketersediaan logistik masih mencukupi seperti beras masih lagi 33 ton,” katanya.
Widiada menambahkan, BPBD Klungkung bersama Dinas Kesehatan dan PMI Klungkung, sudah membagikan masker kepada masyarakat. BPBD membagikan 10.000 masker, 12.901 masker oleh Dinas Kesehatan dan PMI klungkung. Pembagian di Desa Tegak, Desa Manduang, Desa Selisihan, Desa Selat, Desa Akah, Kota Semarapura, Pasar Seni Klungkung, Pasar Galiran Klungkung, Posko GOR Swecapura dan sekitarnya. Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta langsung kumpulkan semua Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada acara Car Free Day di Lapangan Puputan Klungkung. Bupati Suwirta meminta kepada semua dinas bisa mengambil langkah cepat dan tepat terkait meningkatkan aktivitas Gunung Agung. Tim yang sudah dibentuk sebelumnya harus diaktifkan kembali. ‘’Masyarakat jangan panik, di sinilah peran Diskominfo dalam memberikan informasi kepada masyarakat,’’ jelasnya.
Salah seorang pengungsi, I Wayan Wasta, mengaku tiba di GOR Swecapura Minggu kemarin sekitar pukul 12.00 Wita. Wasta bersama sanak keluarganya dari Banjar Gunung Biau, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, 30 orang. “Kami khawatir melihat kepulan asap muncul dari Gunung Agung,” ujarnya.
Anak-anaknya juga diajak, meskipun Senin (27/11) ini, mereka seharusnya ulangan umum. Senin ini, mereka diantar ke sekolah di Karangasem menggunakan sepeda motor. Namun beberapa siswa pengungsi di Klungkung akan tidak mengikuti ulangan umum karena terbentur jarak yang jauh. Seperti dialami I Wayan Novan, siswa SD asal Desa Muncan, Karangasem.
Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Dewa Gde Darmawan, untuk soal ulangan umum siswa pengungsi akan didatangkan dari Dinas Pendidikan Karangasem. Karena soal ulangannya menyesuaikan standar sekolah bersangkutan, karea ada sekolah menggunakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). *wan
Komentar