Es Sari Tebu Makin Diminati
Penjual es sari tebu di pinggir jalan Bypass Dharmagiri, Gianyar, menarik perhatian pembeli.
GIANYAR, NusaBali
Warga asal Banyuwangi, Sugianto,45, menangkap peluang usaha ini. Dia berjualan bersama istrinya, Sri Utami,38, di sisi utara jalan dekat Stadion Dipta, Desa Buruan, Blahbatuh, Gianyar.
Bermodalkan mesin penggiling tebu, pasutri ini menyajikan minuman pelepas dahaga tanpa pemanis maupun pewarna buatan. Batangan tebu yang sudah dikupas, langsung dimasukkan dalam mesin. Hanya beberapa detik, batangan tebu langsung berubah menjadi ampas, sedangkan air perasan tebu disaring di bagian bawah mesin. Penyajiannya cukup mudah, gelas yang telah ditambahkan es batu langsung diguyur sari tebu.
Sugianto memulai usaha ini sekitar tiga bulan lalu. “Saya belajar dari teman. Sewaktu berhenti kerja di proyek,” jelas mantan mandor proyek di kawasan Denpasar ini. Menurutnya, usaha es sari tebu ini cukup mudah dan menguntungkan. Hanya saja, untuk mendapatkan rasa yang manis alami, harus mendatangkan tebu asli Jawa. “Awalnya, saya sempat pakai tebu ratu asli Bali. Tapi rasanya kurang pas. Bahkan empat jenis tebu di Bali saya juga coba, tapi masih kurang. Maka itu, tebu yang dipakai harus tebu buah,” jelasnya.
Satu porsi es sari tebu, dijual Rp 5.000. Sehari, dia berhasil menjual ratusan porsi. “Tergantung cuaca, kalau panas terik bisa habis 50 kilogram tebu. Kalau lagi hujan, maksimal 15 kg,” jelasnya. *nvi
Warga asal Banyuwangi, Sugianto,45, menangkap peluang usaha ini. Dia berjualan bersama istrinya, Sri Utami,38, di sisi utara jalan dekat Stadion Dipta, Desa Buruan, Blahbatuh, Gianyar.
Bermodalkan mesin penggiling tebu, pasutri ini menyajikan minuman pelepas dahaga tanpa pemanis maupun pewarna buatan. Batangan tebu yang sudah dikupas, langsung dimasukkan dalam mesin. Hanya beberapa detik, batangan tebu langsung berubah menjadi ampas, sedangkan air perasan tebu disaring di bagian bawah mesin. Penyajiannya cukup mudah, gelas yang telah ditambahkan es batu langsung diguyur sari tebu.
Sugianto memulai usaha ini sekitar tiga bulan lalu. “Saya belajar dari teman. Sewaktu berhenti kerja di proyek,” jelas mantan mandor proyek di kawasan Denpasar ini. Menurutnya, usaha es sari tebu ini cukup mudah dan menguntungkan. Hanya saja, untuk mendapatkan rasa yang manis alami, harus mendatangkan tebu asli Jawa. “Awalnya, saya sempat pakai tebu ratu asli Bali. Tapi rasanya kurang pas. Bahkan empat jenis tebu di Bali saya juga coba, tapi masih kurang. Maka itu, tebu yang dipakai harus tebu buah,” jelasnya.
Satu porsi es sari tebu, dijual Rp 5.000. Sehari, dia berhasil menjual ratusan porsi. “Tergantung cuaca, kalau panas terik bisa habis 50 kilogram tebu. Kalau lagi hujan, maksimal 15 kg,” jelasnya. *nvi
Komentar