Koalisi Bali Dwipa Jaya Dideklarasikan
Sesuai skenario, Koalisi Bali Dwipa Jaya yang beranggotakan Golkar-Hanura-Perindo dideklarasikan di sebuah restoran kawasan Inna The Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar Selatan, Jumat (29/12) sore.
Golkar-Hanura-Perindo Mengarah Usung Pasangan Sudikerta-Pasek
DENPASAR, NusaBali
Hanya saja, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta alias SGB (Sudikerta Gubernur Bali), yang akan diusung sebagai Calon Gubernur (Cagub), tidak hadir saat deklarasi Koalisi Bali Dwipa Jaya.
Hadir dalam deklarasi Koalisi Bali Dwipa kemarin, antara lain, Korda Bali DPP Hanura I Wayan Adnyana, Sekretaris DPD Hanura Bali Gede Wirajaya Wisna, dan Ketua DPW Perindo Bali I Wayan Sukla Arnata. Sedangkan perwakilan dari Golkar tidak ada yang hadir. Demikian pula Ketut Sudikerta, tidak hadir karena kemarin sore terbang ke Jakarta. Namun, Sudikerta diklaim sudah sepakat dengan deklarasi Koalisi Bali Dwipa ini.
Deklarasi Koalisi Bali Dwipa sendiri semula direncanakan akan berlangsung di Posko Rumah Apresiasi Sudikerta, Jalan Drupadi Niti Mandala Denpasar. Namun, karena Sudikerta mendadak berangkat ke Jakarta, akhirnya acara deklarasi dipindahkan ke Sanur.
Korda Bali DPP Hanura, Wayan Adnyana, dalam keterangan persnya mengatakan, Koalisi Bali Dwipa Jaya beranggotakan Golkar-Hanura-Perindo. ”Kami dari Golkar, Hanura, dan Perindo sepakat membangun Koalisi Bali Dwipa Jaya. Bali yang aman, sejahtera, Bali yang jaya,” ujar Adnyana.
Ditanya soal kenapa Sudikerta selaku Ketua DPD I Golkar Bali dan kandidat yang akan diusung sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018 tidak hadir, menurut Adnyana, karena sedang dalam perjalanan ke Jakarta. Yang jelas, Sudikerta sudah konfirmasi sepakat dengan Koalisi Bali Dwipa.
“Pak Sudikerta sudah konfirmasi sepakat dengan Koalisi Bali Dwipa Jaya. Perjanjian koalisi sudah ditandatangani. Hanura dan Perindo sudah tandatangani hari ini juga (kemarin sore, Red). Untuk naskah koalisi yang bakal ditandatangani Partai Golkar, akan dikirimkan ke Jakarta untuk Pak Sudikerta selaku Ketua DPD I Golkar Bali,” tegas Adnyana.
Bahkan, kata Adnyana, Sudikerta sudah memerintahkan Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry untuk tandatangani Koalisi Bali Dwipa Jaya. “ya, Pak Sudikerta sudah perintahkan sekretaris dan pengurus menandatangani Koalisi Bali Dwipa Jaya,” katanya.
Adnyana menegaskan, Golkar otomasti akan bergabung secara resmi dengan Koalisi Bali Dwipa, walaupun nanti akan ada Deklarasi Koalisi Rakyat Bali (KRB). ”Pak Sudikerta sendiri sudah tegaskan sebagai Calon Gubernur dari Golkar. Nanti beliau akan berpaket dengan figur dari Hanura sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub). Paketnya nanti akan diserahkan ke DPP Partai masing-masing. Kami akan deklarasikan Cagub-Cawagyb begitu turun rekomendasi dari DPP Partai masing-ma-sing. Siapa paket Pak Sudikerta, ya sabar teman-teman,” kata Adnyana.
Sementara, Ketua DPW Perindo Bali, Wayan Sukla Arnata, partainya lebih memilih bergabung dengan Golkar dan Hanura membentuk Koalisi Bali Dwipa Jaya. Pasalnya, Perindo sejak awal sudah mendukung Sudikerta sebagai Cagub Bali untuk Pilgub Bali 2018. Dukungan kepada Sudikerta tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum DPP Perindo, Harry Tanoesoedibjo
Sukla Arnata menyesalkan, KRB di mana Hanura dan Perindo sempat ikut bergabung, justru memunculkan paket calon berbeda, yakni Dharma-Kerta (IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta) sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. Bahkan, baliho Dharma-Kerta sudah beredar.
“Ini (munculnya Dharma-Kerta di KRB, Red) kan tidak sejalan dengan keputusan DPP Perindo yang sejak awal mendukung dan mengusung Pak Sudikerta sebagai Cagub Bali. Karena itu, kita ciptakan Koalisi Bali Dwipa Jaya dan cabut dari KRB,” tegas Sukla Arnata.
Nantinya, Koalisi Bali Dwipa Jaya arahkan usung Paket Sudikerta-Pasek Suardika sebagai Cagub-Cawagub Bali ke Pilgub 2018. Sudikerta merupakan politisi senior asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang kini menjabat Ketua DPD I Golkar Bali dan sekaligus Wakil Gubernur Bali 2013-2018. Sedangkan Pasek Suardika adalah politisi asal Singaraja, Buleleng yang kini Wakil Ketua Umum DPP Hanura dan sekaligus anggota DPD RI Dapil Bali.
Koalisi Bali Dwipa Jaya akan tarung ke Pilgub 2018 dengan modal kekuatan politik awal 11 kursi DPRD Bali atau 21,82 pesren suara parlemen hasil Pileg 2014. Rinciannya, 11 kursi DPRD Bali (20,00 per-sen suara parlemen) milik Golkar dan 1 kursi DPRD Bali (1,82 persen suara parlemen) milik Hanura. Ini masih ditambah kekuatan Perindo sebagai parpol pendatang baru.
Sebaliknya, KRB yang ditinggal Golkar-Hanura-Perindo, kini tinggal beranggotakan Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS. KRB yang bersikukuh usung Rai Mantra sebagai Cagub Bali, akan maju tarung ke Pilgub 2018 dengan modal kekuatan politik awal 17 kursi DPRD Bali atau 30,91 persen suara parlemen hasil Pileg 2014. Rinciannya, 8 kursi DPRD Bali (14,55 persen suara parlemen) milik Demokrat, 7 kursi DP-RD Bali (12,72 persen suara parlemen) milik Gerindra, dan 2 kursi DPRD Bali (3,64 persen suara parlemen) milik NasDem. Ini ditambah kekuatan PKS selaku parpol non parlemen.
Sedangkan PDIP sebagai partai penguasa di Bali, sudah berhasil menggaet PAN dan PKPI untuk mengusung Paket KBS-Ace (Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati) sebagai Cagub-Cawagub ke Pilgub Bali 2018. Nantinya, KBS-Ace akan tarung ke Pilgub Bali 2018 dengan modal kekuatan politik awal 26 kursi DPRD Bali atau 47,27 persen suara parlemen hasil Pileg 2014. Rinciannya, 24 kursi DPRD Bali (43,63 persen suara parlemen) milik PDIP, 1 kursi DPRD Bali (1,82 persen suara parlemen) milik PAN, dan 1 kursi DPRD Bali (1,82 persen suara parlemen) milik PKPI. Ini masih ditambah dukungan parpol non parlemen seperti PKB.
Sementara itu, Ketut Sudikerta yang dikonfirmasi NusaBali melalui telepon, Jumat sore, mengatakan dirinya sedang berada di Jakarta. Menurut Sudikerta, dirinya ke Jakarta untuk mengurus rekomendasi di DPP Golkar. “DPP Golkar sudah merekomendasikan saya sebagai Cagub Bali. Sekarang saya mengurus paketnya. Saya tetap maju sebagai Cagub Bali,” tegas Sudikerta. *nat
Komentar