Dinsos Fasilitasi Pemulangan 27 Gepeng
Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Badung memfasilitasi pemulangan 27 gelandangan dan pengemis (gepeng) yang terjaring razia, Kamis (18/1) malam di kawasan Kuta.
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 24 orang dipulangkan ke Kabupaten Karangasem, tiga orang lainnya diserahkan ke Dinas Sosial Provinsi Bali sebab berasal dari luar Bali. Puluhan gepeng ini sempat bermalam di kantor Dinsos setelah mereka terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung pada sekitar pukul 23.00 Wita. Setelah mendapat pembinaan, para gepeng tersebut kemudian difasilitasi untuk kembali ke daerah asal masing-masing.
“Tadi pagi (kemarin) pukul 08.00 kami fasilitasi untuk pemulangannya. Mereka diserahkan ke kami setelah terkena razia di kawasan Kuta,” kata Kepala Dinsos Badung Ketut Sudarsana, Jumat (19/1).
Untuk yang berasal dari Karangasem pihaknya langsung menyerahkan ke Dinsos Karangasem. Sedangkan untuk yang dari luar Bali, diserahkan ke Dinsos Provinsi Bali untuk dikembalikan ke daerah asalnya. “Khusus yang tiga orang, karena antar–provinsi kami serahkan ke Pemprov Bali untuk memfasilitasi. Kalau antar–kabupaten kami memfasilitasi dan menyiapkan semua sampai berita acara pengembaliannya,” tutur Sudarsana.
Menurut Sudarsana, keberadaan para gepeng di kawasan ‘kampung turis’ Kuta bukan hal baru. Dari tahun ke tahun selalu ada saja gepeng mangkal di jalan-jalan. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, saat ini jumlah gepeng semakin menurun. Bila sebelumnya bisa ratusan sekarang tinggal puluhan saja.
“Mudah-mudahan mereka sadar. Kami berusaha berkomunikasi dengan pemerintah tempat asal mereka agar sama-sama membantu untuk memberikan pembinaan,” tandasnya.
Kepala Satpol PP Kabupaten Badung IGAK Suryanegara saat dikonfirmasi terpisah membenarkan telah merazia puluhan gepeng yang berkeliaran di kawasan Kuta pada Kamis malam. “Iya dari operasi yang kami lakukan di areal Ground Zero dan kawasan Jalan Pantai Kuta, kami menjaring sedikitnya 27 orang. Setelah kami berikan pembinaan langsung kami serahkan ke Dinas Sosial,” ucapnya.
Suryanegara menegaskan, pada 2018 pihaknya kembali menggelar razia rutin untuk membebaskan kawasan pariwisata dari keberadaan gepeng. Hal ini dilakukan demi membangun citra positif pariwisata, apalagi wisatawan yang berkunjung ke Gumi Keris berasal dari seluruh dunia.
“Kami rancang razia rutin tiga kali seminggu. Mudah-mudahan dengan cara ini bisa menyadarkan mereka dan tidak kembali,” harapnya. *asa
“Tadi pagi (kemarin) pukul 08.00 kami fasilitasi untuk pemulangannya. Mereka diserahkan ke kami setelah terkena razia di kawasan Kuta,” kata Kepala Dinsos Badung Ketut Sudarsana, Jumat (19/1).
Untuk yang berasal dari Karangasem pihaknya langsung menyerahkan ke Dinsos Karangasem. Sedangkan untuk yang dari luar Bali, diserahkan ke Dinsos Provinsi Bali untuk dikembalikan ke daerah asalnya. “Khusus yang tiga orang, karena antar–provinsi kami serahkan ke Pemprov Bali untuk memfasilitasi. Kalau antar–kabupaten kami memfasilitasi dan menyiapkan semua sampai berita acara pengembaliannya,” tutur Sudarsana.
Menurut Sudarsana, keberadaan para gepeng di kawasan ‘kampung turis’ Kuta bukan hal baru. Dari tahun ke tahun selalu ada saja gepeng mangkal di jalan-jalan. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, saat ini jumlah gepeng semakin menurun. Bila sebelumnya bisa ratusan sekarang tinggal puluhan saja.
“Mudah-mudahan mereka sadar. Kami berusaha berkomunikasi dengan pemerintah tempat asal mereka agar sama-sama membantu untuk memberikan pembinaan,” tandasnya.
Kepala Satpol PP Kabupaten Badung IGAK Suryanegara saat dikonfirmasi terpisah membenarkan telah merazia puluhan gepeng yang berkeliaran di kawasan Kuta pada Kamis malam. “Iya dari operasi yang kami lakukan di areal Ground Zero dan kawasan Jalan Pantai Kuta, kami menjaring sedikitnya 27 orang. Setelah kami berikan pembinaan langsung kami serahkan ke Dinas Sosial,” ucapnya.
Suryanegara menegaskan, pada 2018 pihaknya kembali menggelar razia rutin untuk membebaskan kawasan pariwisata dari keberadaan gepeng. Hal ini dilakukan demi membangun citra positif pariwisata, apalagi wisatawan yang berkunjung ke Gumi Keris berasal dari seluruh dunia.
“Kami rancang razia rutin tiga kali seminggu. Mudah-mudahan dengan cara ini bisa menyadarkan mereka dan tidak kembali,” harapnya. *asa
Komentar