Lima Palinggih Ambrol, Kerugian Ratusan Juta
Lima palinggih di merajan milik keluarga I Nyoman Togog, Banjar Jehem Kaja, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli, ambrol, Kamis (1/2).
BANGLI, NusaBali,
Diduga kelima palinggih itu runtuh akibat tanahnya labil diguyur hujan deras. Kerugian material ditaksir ratusa juta rupiah. Pantauan di lapangan, merajan milik keluarga Nyoman Togog berada di tegalan. Posisinya di bawah rumah tinggal Nyoman Togog. Tanah di merajan korban ambrol sepanjang 30 centimeter dengan kedalaman 10 meter. Agar tanah tidak semakin tergerus, korban menutup tanah dengan terpal plastik. Selain lima palinggih yang ambrol, sebagian candi bentar di bagian timur ikut jebol. Nyoman Togog mengungkapkan, palinggih yang runtuh yakni palinggih Surya, palinggih Rong Tiga, palinggih Ngerurah, palinggih Dewa Hyang, serta palinggih Dewa Kembar.
Nyoman Togog menuturkan, kejadian palinggih ambrol serta tembok penyengker rumah rusak terjadi sekitar pukul 04.00 Wita. Awalnya terdengar suara benturan yang cukup besar, setelah dicek ternyata palinggih di merajan yang ambrol. “Hujan dari kemarin malam, kebetulan kami tidak lelap tidur. Subuh tadi kami mendengar suara gemuruh, saat itu masih hujan gerimis. Kami keluar dari kamar, mendapati palinggih di merajan ambruk,” ungkap Nyoman Togog didampingi istrinya, Wayan Ladri.
Adapun palinggih yang selamat yakni palinggih Taksu dan palinggih Rambut Sedana. Pihak keluarga melakukan langkah antisipasi dengan menurunkan kerangka kayu palinggih. “Kami membuat palinggih turus lumbung. Ida sesuhunan kegingsirang (dipindahkan) sementara,” ungkapnya. Wayan Ladri mengakui, kondisi tanah di areal merajan sudah retak-retak. Keluarga awalnya berencana menurunkan kerangka kayu seluruh palinggih, mengingat kondisinya rawan. “Dua hari lalu rencana kami turunkan, namun batal,” sebutnya sembari menunjukan kondisi bangunan.
Nyoman Togog belum bisa memastikan kapan akan melakukan perbaikan. Mengingat biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. “Kerugian sekitar Rp 150 juta, dan itu baru bangunan. Mungkin secara bertahap kami lakukan perbaikan,” jelasnya. Terkait bencana, Nyoman Togog sudah melapor ke prajuru atau kelian. “Kami sudah melapor melalui kelian dusun, katanya besok (hari ini) dilaporkan ke BPBD,” ucapnya. *e
Diduga kelima palinggih itu runtuh akibat tanahnya labil diguyur hujan deras. Kerugian material ditaksir ratusa juta rupiah. Pantauan di lapangan, merajan milik keluarga Nyoman Togog berada di tegalan. Posisinya di bawah rumah tinggal Nyoman Togog. Tanah di merajan korban ambrol sepanjang 30 centimeter dengan kedalaman 10 meter. Agar tanah tidak semakin tergerus, korban menutup tanah dengan terpal plastik. Selain lima palinggih yang ambrol, sebagian candi bentar di bagian timur ikut jebol. Nyoman Togog mengungkapkan, palinggih yang runtuh yakni palinggih Surya, palinggih Rong Tiga, palinggih Ngerurah, palinggih Dewa Hyang, serta palinggih Dewa Kembar.
Nyoman Togog menuturkan, kejadian palinggih ambrol serta tembok penyengker rumah rusak terjadi sekitar pukul 04.00 Wita. Awalnya terdengar suara benturan yang cukup besar, setelah dicek ternyata palinggih di merajan yang ambrol. “Hujan dari kemarin malam, kebetulan kami tidak lelap tidur. Subuh tadi kami mendengar suara gemuruh, saat itu masih hujan gerimis. Kami keluar dari kamar, mendapati palinggih di merajan ambruk,” ungkap Nyoman Togog didampingi istrinya, Wayan Ladri.
Adapun palinggih yang selamat yakni palinggih Taksu dan palinggih Rambut Sedana. Pihak keluarga melakukan langkah antisipasi dengan menurunkan kerangka kayu palinggih. “Kami membuat palinggih turus lumbung. Ida sesuhunan kegingsirang (dipindahkan) sementara,” ungkapnya. Wayan Ladri mengakui, kondisi tanah di areal merajan sudah retak-retak. Keluarga awalnya berencana menurunkan kerangka kayu seluruh palinggih, mengingat kondisinya rawan. “Dua hari lalu rencana kami turunkan, namun batal,” sebutnya sembari menunjukan kondisi bangunan.
Nyoman Togog belum bisa memastikan kapan akan melakukan perbaikan. Mengingat biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. “Kerugian sekitar Rp 150 juta, dan itu baru bangunan. Mungkin secara bertahap kami lakukan perbaikan,” jelasnya. Terkait bencana, Nyoman Togog sudah melapor ke prajuru atau kelian. “Kami sudah melapor melalui kelian dusun, katanya besok (hari ini) dilaporkan ke BPBD,” ucapnya. *e
Komentar