Gunung Agung Kembali Meletus
Tiga hari pasca statusnya diturunkan dari Awas (level IV) menjadi Siaga (Level III), Gunung Agung justru kembali meletus, Selasa (13/2) siang pukul 11.49 Wita.
AMLAPURA, NusaBali
Dalam erupsi kali ini, muncul kepulan asap tebal kelabu setinggi 1.500 meter dari kawah. Akibatnya, terjadi hujan abu di sekitar Banjar Pandan Sari, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem. Erupsi Gunung Agung kemarin siang terjadi dengan amplitudo 21 mm, selama 140 detik, yang disertai gempa vulkanik ‘dalam’ satu kali dengan amplitudo 12 mm dan berdurasi 20 detik. Saat terjadinya erupsi, tidak banyak warga yang menyaksikannya, karena Gunung Agung tertutup kabut tebal dari arah Kota Amlapura. Erupsi Gunung Agung hanya terlihat dari Desa Duda (Kecamatan Selat, Karangasem), Desa Rendang (Kecamatan Rendang, Karangasem), Desa Muncan (Kecamatan Selat), dan sekitarnya.
Ini merupakan erupsi kedua Gunung Agung selama tahun 2018. Sebelumnya, Gunung Agung terakhir kali meletus ketika masih berstatus Awas, 2 Januari 2018 lalu. Kala itu, erupsi melontarkan abu dengan ketinggian 1.500 meter dari kawah puncak Gunung Agung.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Agung PVMBG Kementerian ESDM, Dewa Gede Mertayasa, mengatakan erupsi kemungkinan akan kembali terjadi, walaupun tanpa disertai gempa terlebih dulu. "Erupsi kali ini dengan mengepulkan asap kelabu, bergerak lambat," jelas Dewa Mertayasa di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa/Kecamatan Rendang, Selasa kemarin.
Data yang dihimpun NusaBali, erupsi kemarin menimbulkan hujan abu di Banjar Pandan Sari, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu yang berada dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Hujan abu terjadi kemarin siang pukul 12.15 Wita. "Hanya saja, hujan abu yang terjadi relatif tipis dan berlangsung sebentar. Aktivitas warga tidak terganggu sama sekali," jelas Perbekel Dukuh, I Gede Sumiarsa.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung Karangasem, I Gede Pawana, mengaku dapat laporan terjadi hujan abu di Banjar Pandan Sari, Desa Dukuh. "Kami dapat laporan terjadi hujan abu hanya di wilayah Banjar Pandan Sari. Sedangkan daerah lainnya aman," jelas Gede Pawana yang juga Perbekel Duda Timur, Kecamatan Selat.
Meski terjadi erupsi lagi saat Gunung Agung berstatus Siaga, tidak lantas mempengaruhi rencana kepulangan para pengungsi. Pasalnya, dalam radius bahaya 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung, tidak ada pemukiman penduduk. Kalaupun ada 33 KK dengan 132 jiwa warga dari Banjar Bukit Galah, Desa Sebudi, Kecamatan Selat yang gagal pulang, itu karena akses jalan menuju kampungnya terputus. Hingga saat ini, mereka pilih tetap mengungsi di Bale Banjar Tegeh, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat. Semula, mereka mengungsi di GOR Swecapura Klungkung.
Gunung Agung sendiri pertama kali erupsi, 22 Oktober 2017, ditandai kepulan asap putih campur abu, setinggi 3.000 meter. Letusan berikutnya terjadi 21 November 2017 berupa hembusan abu, disertai 2 kali gempa. Kemudian, letusan terjadi lagi 25 November 2017 yang untuk kali pertama disertai lelehan lava pijar. Selanjutnya, erupsi terjadi 28 November 2017 yang disertai lontaran material batu dan tremor overscale. Terakhir, terjadi letusan 24 Januari 2018. *k16
Ini merupakan erupsi kedua Gunung Agung selama tahun 2018. Sebelumnya, Gunung Agung terakhir kali meletus ketika masih berstatus Awas, 2 Januari 2018 lalu. Kala itu, erupsi melontarkan abu dengan ketinggian 1.500 meter dari kawah puncak Gunung Agung.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Agung PVMBG Kementerian ESDM, Dewa Gede Mertayasa, mengatakan erupsi kemungkinan akan kembali terjadi, walaupun tanpa disertai gempa terlebih dulu. "Erupsi kali ini dengan mengepulkan asap kelabu, bergerak lambat," jelas Dewa Mertayasa di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa/Kecamatan Rendang, Selasa kemarin.
Data yang dihimpun NusaBali, erupsi kemarin menimbulkan hujan abu di Banjar Pandan Sari, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu yang berada dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Hujan abu terjadi kemarin siang pukul 12.15 Wita. "Hanya saja, hujan abu yang terjadi relatif tipis dan berlangsung sebentar. Aktivitas warga tidak terganggu sama sekali," jelas Perbekel Dukuh, I Gede Sumiarsa.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung Karangasem, I Gede Pawana, mengaku dapat laporan terjadi hujan abu di Banjar Pandan Sari, Desa Dukuh. "Kami dapat laporan terjadi hujan abu hanya di wilayah Banjar Pandan Sari. Sedangkan daerah lainnya aman," jelas Gede Pawana yang juga Perbekel Duda Timur, Kecamatan Selat.
Meski terjadi erupsi lagi saat Gunung Agung berstatus Siaga, tidak lantas mempengaruhi rencana kepulangan para pengungsi. Pasalnya, dalam radius bahaya 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung, tidak ada pemukiman penduduk. Kalaupun ada 33 KK dengan 132 jiwa warga dari Banjar Bukit Galah, Desa Sebudi, Kecamatan Selat yang gagal pulang, itu karena akses jalan menuju kampungnya terputus. Hingga saat ini, mereka pilih tetap mengungsi di Bale Banjar Tegeh, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat. Semula, mereka mengungsi di GOR Swecapura Klungkung.
Gunung Agung sendiri pertama kali erupsi, 22 Oktober 2017, ditandai kepulan asap putih campur abu, setinggi 3.000 meter. Letusan berikutnya terjadi 21 November 2017 berupa hembusan abu, disertai 2 kali gempa. Kemudian, letusan terjadi lagi 25 November 2017 yang untuk kali pertama disertai lelehan lava pijar. Selanjutnya, erupsi terjadi 28 November 2017 yang disertai lontaran material batu dan tremor overscale. Terakhir, terjadi letusan 24 Januari 2018. *k16
Komentar