Dewan Minta Pengelola Tol Sigap
Komisi III DPRD Bali sebut ada pengendara yang kehabisan saldo e-money, dibiarkan dan terkesan dibuat kapok masuk Tol Bali Mandara
Pihak Tol Bali Mandara Janjikan Tiga Jurus Atasi Kemacetan
DENPASAR, NusaBali
Komisi III DPRD Bali (yang membidangi infrastruktur) gerah dengan situasi kemacetan lalulintas di Jalan Tol Bali Mandara Rute Benoa (Denpasar Selatan)-Bandara Internasaional Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta)-Nusa Dua (Kecamatan Kuta Selatan). Dewan pun minta pihak pengelola Tol sigap dan segera mencari solusi. Selain itu, penyelesaian Underpass (Jalan Pintas Bawah Tanah) Simpang Patung Ngurah Rai Tuban juga harus dipercepat, karena itu andil sebabkan kemacetan.
Terkait masalah ini, jajaran Komisi III DPRD Bali sempat terjun ke lapangan, Senin (26/2) siang. Ketua Komisi III DPRD Bali, Nengah Tamba, mengatakan kemacetan dan antrean masuk Tol Bali Mandara akhir-akhir ini salah satunya terjadi karena pengerjaan proyek Underpass Simpang Patung Ngurah Rai Tuban. “Kalau mau lihat penggunaan tol, ya inilah aslinya: padat dan merayap. Ini karena adanya proyek Underpass Simpang Patung Ngurah Rai,” ujar Ketua Komisi III DPRD Bali, Nengah Tamba.
Selain itu, Nengah Tamba juga mengingatkan pengelola Tol Bali Mandara harusnya ada antisipasi kalau kendaraan makin padat beralih ke Tol, karena dampak proyek Underpass. “Kami bersama teman-teman Komisi III sudah cek ke Tol Bali Mandara. Ternyata, banyak masyarakat yang tidak paham dan tak memiliki e-money. Mereka malah terkesan dibiarkan kebingungan, nggak diarahkan dengan cepat untuk dibuatkan e-money atau akses e-tol,” kata Tamba.
“Kalau tidak bisa cepat dengan sistem digital, ya buka saja yang konvensional, siapkan uang receh dan layani dengan cepat. Ada yang saldo e-money nya sudah habis, dibiarkan dan terkesan mereka dibuat kapok masuk Tol Bali Mandara,” lanjut politisi Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamnatan Negara, Jembrana ini.
Sedangkan terkait proyek Underpass Simpang Patung Ngurah rai, Tamba berharap bisa secepatnya rampung. Pasalnya, kemacetan lalulintas yang disebabkan pengerjaan Underpass berimbas luar biasa ke wilayah Bali Selatan. “Beberapa waktu lalu, rombongan turis yang akan pulang ke negaranya ketinggalan pesawat, karena mereka terjebak macet. Ini sangat menampar wajah pariwisata kita. Maka, kita harap Balai Jalan Nasional ada alternatif atau solusi macetnya Simpang Tugu Ngurah Rai. Koordinasilah dengan petugas terkait,” pinta Tamba.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi III DPRD Bali, I Ketut Kariyasa Adnyana, Senin kemarin menggelar rapat koordinasi dengan pihak Bank Indonesia (BI) di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, terkait macet lalulintas Tol Bali Mandara. Rapat koordinasi dengan BI tersebut untuk mencari solusi pelayanan e-money bagi masyarakat yang masuk Tol Bali Mandara. Hadir dalam rapat koordinasi kemarin, antara loain, Kepala Divisi Sistem Pembayaran BI Teguh Setiadi dan Wadir Lantas Polda Bali, AKBP Bona Parte Silalahi. Pihak pengelola Tol Bali Mandara, Jasa Marga Bali Tol, juga hadir.
Kariyasa Adnyana meminta pihak bank melayani dengan sigap dan cepat masyarakat yang akan membuat e-money, untuk menghindari kemacetan di Tol Bali Mandara. “BI kita minta supaya berkoordinasi dengan bank lainnya yang menyediakan layanan e-money, supaya bisa menyiapkan lebih banyak petugasnya melayani masyarakat di gerbang Tol,” ujar Kariyasa.
Kariasa menyatakan, tidak semua masyarakat siap masuk Tol Bali Mandara dengan e-money. “Maka, harus ada langkah proaktif mencari solusi mengatasi kemacetan Tol Bali Manadara. Kalau layanan e-money penuh, perlu buka lagi yang konvensional. Sementara ini, macet tidak terhindarkan karena pengerjaan Underpass Simpang Patung Ngurah Rai,” tandas politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang telah tiga periode duduk di DPRD Bali ini.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Sistem Pembayaran BI, Teguh Setiadi, menjelaskan masing-masing bank punya sistem tersendiri. Pihak BI sendiri sudah sering koordinasi dengan Jasa Marga Bali Tol soal penggunaan e-money. “BI sudah koordinasi tiap bulan dengan Jasa Marga Bali Tol. Permasalahannya masih perlunya sosialisasi tentang e-money,” papar Teguh Setiadi.
Sementara itu, pihak Jasa Marga Bali Tol siapkan tiga jurus untuk mengatasi kemacetan di Jalan Tol Bali Mandara ke depan. Jurus pertama, menyediakan satu petugas di setiap Gardu Tol. Petugas gardu ini bertugas untuk memerhatikan alat perekam berfungsi dengan baik, juga melayani pengendara yang tak memiliki e-money ataupun saldonya habis.
Bagi pengendara yang tak memiliki e-money atau saldonya habis, petugas Gardu Tol melakukan taping dengan menggunakan e-money milik Jasa marga Bali Tol (JBT). Cara ini bisa berjalan efektif jika pengendara membawa uang pas. Karena apabila membawa uang pecahan besar, akan membutuhkan waktu lama untuk pengembaliannya. “Kami anjurkan pengendara yang tak memiliki e-money atau merasa saldonya tak cukup, agar sediakan uang pas sesuai pembayaran jenis kendaraannya,” ungkap Humas JBT, Putu Gandhi Ginatra, saat dikonfirmasi NusaBali, Se-nin kemarin.
Menurut Putu Gandhi, pembayaran Tol dengan menggunakan e-money membutuhkan waktu 2-4 detik. Sedangkan pembayaran Tol dengan uang pas perlu waktu 4-6 detik. Sementara menggunakan pecahan Rp 20.000 hingga Rp 100.000, membutuhkan waktu 20-30. Sebaliknya, proses top up (mengisi ulang e-money di Gerbang Tol) membutuhkan waktu 3 menit.
Jurus kedua, pihak JBT tidak melayani top up di setiap Gerbang Tol jika terjadi antrean panjang. Para pengendara yang merasa kekurangan saldo saat hendak memasuki Tol Bali Mandara, harap menyediakan uang pas atau melakukan top up di retail dan ATM.
Jurus ketiga, pihak JBT akan menggunakan top up e-money di pool ruas Benoa, yang siap beroperasi Maret 2018 mendatang. Nantinya, akan disiapkan drive thrue top up. Rencananya, pertama-tama akan disediakan drive true top up di Gerbang Tol Benoa pada pintu motor. “Kemacetan ini terjadi, selain karena volume kendaraan yang banyak, juga dipengaruhi oleh tingkah laku pengendara. Misalnya, saat melakukan perekaman e-money, alat belum merekam, tapi kartunya sudah dicabut. Ini kan membutuhkan waktu untuk proses transaksinya,” jelas Putu Gandhi.
Menurut Putu Gandhi, selama sepekan terakhir arus kendaraan di Tol Bali Mandara naik signifikan. Jika sebelumnya rata-rata kendaraan yang masuk Tol hanya 40.000 unit per hari, namun belakangan tembus angka 50.000 unit per hari. Kemacetan Tol Bali Mandara umumnya terjadi pagi dan sore hari. Tumpukan kendaraan paling banyak terjadi di Gerbang Tol Nusa Dua. Sebanyak 45 persen kendaraan masuk Tol Bali Mandara lewat Gerbang Nusa Dua, 40 persen melalui Gerbang Benoa, dan 15 persen lagi melalui Gerbang Ngurah Rai. *nat,p
Komentar