Bujang Tua Tewas Gantung Diri
Warga juga digegerkan temuan mayat di Jalan Hasanudin, Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung, Minggu (4/3) dini hari.
SEMARAPURA, NusaBali
Ni Wayan Karini,64, alias Kasub, bujang tua asal Banjar Klodan, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung, tewas gantung diri pada plafon dapurnya, Minggu (4/3) pagi. Belum diketahui secara pasti motif korban nekat mengakhiri hidupnya.
Menurut pihak keluarga, korban memiliki perwatakan agak keras dan cerewet serta sering bicara sendiri. Namun tidak pernah ada percekcokan di dalam keluarga. Informasi di lokasi, kasus ini diketahui kali pertama pada Minggu sekitar pukul 06.00 Wita. Ketika itu keponakan korban Komang Ayu Tri Septiarini,14, hendak pergi ke dapur. Betapa terkejutnya, saat keponakan korban ini masuk ke dapur, melihat bibinya dalam posisi tergantung dengan lidah menjulur.
Saksi Ayu, langsung memberitahukan hal itu kepada ayahnya, Nengah Wasna,51, yang saat itu baru pulang dari tugas jaga malam di Kantor Satpol PP Klungkung. Kasus ini selanjutnya dilaporkan ke Polsek Dawan. Petugas kepolisian yang menerima informasi tersebut langsung turun untuk menggelar olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Kapolsek Dawan AKP I Kadek Suadnyana mengatakan, korban gantung diri menggunakan tali plastik kecil biru dengan panjang 172 cm, di atas plafon dapur dengan ketinggian 215 cm dari lantai. Sesuai pemeriksaan tim medis, ada tanda-tanda korban bunuh diri, yakni mata terbuka, lidah menjulur keluar, lubang hidung sebelah kanan keluar darah, sendi leher dan lengan bahu serta anggota gerak kaku, pada leher terdapat bekas jeratan tali 1/2 cm, lebab pada kedua tungkai, jeratan melingkar sampai ke belakang leher, namun tidak ditemukan tanda-tanda luka kekerasan. "Terkait hal tersebut, pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah," ujarnya.
Sementara itu, warga digegerkan temuan mayat di bawah pohon santen, areal Jalan Hasanudin, Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung, Minggu (4/3) dini hari. Mayat itu, I Ketut Parna,66, pensiunan PNS, asal Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura Kauh, Klungkung.
Diduga, korban meninggal karena sakit sesak nafas yang sudah diderita sejak lama. Informasi yang dihimpun di lokasi, korban I Ketut Parna ditemukan terbaring di bawah pohon santen, tepatnya di sebelah barat pura Puseh Adat Sangkan Buana sekitar pukul 02.22 Wita, oleh I Putu Sandi Arsana,21, warga sekitar. Saat itu saksi bermaksud pulang ke rumahnya di Jalan Hasanudin, Kelurahan Semarapura Kauh, Klungkung.
Melihat ada sesosok yang terbaring di pinggir jalan di bawah pohon santen, saksi kembali ke Balai Banjar Pegending untuk memberitahukan ada hal tersebut ke teman-temannya yang sedang membuat ogoh-ogoh. Mereka kemudian bersama-sama mengecek ke tempat penemuan mayat tersebut serta memberitahukan pihak keluarga. Setelah dicek oleh pihak keluarga ternyata korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dan sepakat dibawa pulang untuk proses upacara lebih lanjut.
Kapolsek Klungkung Kompol I Wayan Sarjana mengatakan, pada tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Diduga, korban meninggal karena menderita sakit asma sejak lama, kemungkinan saat itu asmanya kambuh. “Pihak keluarga sudah mengiklaskan dan tidak akan melakukan pemeriksaan lanjutan oleh pihak kepolisian,” ujarnya.*wan
Ni Wayan Karini,64, alias Kasub, bujang tua asal Banjar Klodan, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung, tewas gantung diri pada plafon dapurnya, Minggu (4/3) pagi. Belum diketahui secara pasti motif korban nekat mengakhiri hidupnya.
Menurut pihak keluarga, korban memiliki perwatakan agak keras dan cerewet serta sering bicara sendiri. Namun tidak pernah ada percekcokan di dalam keluarga. Informasi di lokasi, kasus ini diketahui kali pertama pada Minggu sekitar pukul 06.00 Wita. Ketika itu keponakan korban Komang Ayu Tri Septiarini,14, hendak pergi ke dapur. Betapa terkejutnya, saat keponakan korban ini masuk ke dapur, melihat bibinya dalam posisi tergantung dengan lidah menjulur.
Saksi Ayu, langsung memberitahukan hal itu kepada ayahnya, Nengah Wasna,51, yang saat itu baru pulang dari tugas jaga malam di Kantor Satpol PP Klungkung. Kasus ini selanjutnya dilaporkan ke Polsek Dawan. Petugas kepolisian yang menerima informasi tersebut langsung turun untuk menggelar olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Kapolsek Dawan AKP I Kadek Suadnyana mengatakan, korban gantung diri menggunakan tali plastik kecil biru dengan panjang 172 cm, di atas plafon dapur dengan ketinggian 215 cm dari lantai. Sesuai pemeriksaan tim medis, ada tanda-tanda korban bunuh diri, yakni mata terbuka, lidah menjulur keluar, lubang hidung sebelah kanan keluar darah, sendi leher dan lengan bahu serta anggota gerak kaku, pada leher terdapat bekas jeratan tali 1/2 cm, lebab pada kedua tungkai, jeratan melingkar sampai ke belakang leher, namun tidak ditemukan tanda-tanda luka kekerasan. "Terkait hal tersebut, pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah," ujarnya.
Sementara itu, warga digegerkan temuan mayat di bawah pohon santen, areal Jalan Hasanudin, Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung, Minggu (4/3) dini hari. Mayat itu, I Ketut Parna,66, pensiunan PNS, asal Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura Kauh, Klungkung.
Diduga, korban meninggal karena sakit sesak nafas yang sudah diderita sejak lama. Informasi yang dihimpun di lokasi, korban I Ketut Parna ditemukan terbaring di bawah pohon santen, tepatnya di sebelah barat pura Puseh Adat Sangkan Buana sekitar pukul 02.22 Wita, oleh I Putu Sandi Arsana,21, warga sekitar. Saat itu saksi bermaksud pulang ke rumahnya di Jalan Hasanudin, Kelurahan Semarapura Kauh, Klungkung.
Melihat ada sesosok yang terbaring di pinggir jalan di bawah pohon santen, saksi kembali ke Balai Banjar Pegending untuk memberitahukan ada hal tersebut ke teman-temannya yang sedang membuat ogoh-ogoh. Mereka kemudian bersama-sama mengecek ke tempat penemuan mayat tersebut serta memberitahukan pihak keluarga. Setelah dicek oleh pihak keluarga ternyata korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dan sepakat dibawa pulang untuk proses upacara lebih lanjut.
Kapolsek Klungkung Kompol I Wayan Sarjana mengatakan, pada tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Diduga, korban meninggal karena menderita sakit asma sejak lama, kemungkinan saat itu asmanya kambuh. “Pihak keluarga sudah mengiklaskan dan tidak akan melakukan pemeriksaan lanjutan oleh pihak kepolisian,” ujarnya.*wan
Komentar