Nganyarin, Krama Eka Darma Mapeed ke Bale Agung
Krama Banjar Adat Eka Darma, Desa Pakraman Selat, Kecamatan Selat, Karangasem, menggelar upacara nganyarin di Pura Bale Agung, Saniscara Paing Ukir, Sabtu (7/4).
AMLAPURA, NusaBali
Dalam proses nganyarin ini, krama istri berpakaian seragam mapeed menuju pura. Iring-iringannya diawali anak-anak kemudian krama istri menjunjung banten dengan kemasan seragam. Mapeed ini menjadi perhatian dan tontonan warga.
Kelian Banjar Eka Darma, I Wayan Gede Warsika, mengungkapkan menggelar bhakti penganyar atau nganyarin serangkaian Karya Ngertha Gumi Pemijilan Ida Bhatara Sakti Ngertha Gumi lan Ida Bhatara Putera Piagem di Pura Bale Agung, Banjar Selat Kelod, Desa Selat, Kecamatan Selat, Karangasem. Dikatakan, iring-iringan mapeed diawali barisan anak-anak berpakaian adat Bali Agung berpasangan. Selanjutnya karma istri nyuwun (menjunjung) banten gebogan, kemudian ibu-ibu menjunjung banten menggunakan bakul. Sedangkan krama lanang (laki) mengusung banten salaran dan tabuh baleganjur. Mapeed ini menempuh jarak 1.300 meter dari Banjar Adat Eka Darma menuju Pura Bale Agung.
Setiba di Pura Bale Agung, semua banten ditempatkan berjejer rapi dan melakukan persembahyangan dipimpin Jro Sedahan Desa. Warsika mengatakan, persiapan banten salaran selama satu bulan. “Kami bersama krama banjar menata banten salaran selama satu bulan, seluruh perlengkapan dari urunan,” jelas Warsika. Mengenai pakaian seragam, krama istri saat mapeed berupa kain kebaya putih dan kain kuning. Masing-masing mengeluarkan biaya untuk membeli satu stel pakaian. Dikatakan, puncak Karya Ngertha Gumi pada Sukra Kliwon Watugunung, Jumat (16/3) yang berlangsung setiap 10 tahun sekali.
Pangrajeg Karya, Jro Mangku Gede Mustika, mengatakan sejak puncak karya Ida Bhatara nyejer di Pura Bale Agung selama 35 hari hingga Sukra Kliwon Tolu, Jumat (20/4). “Berlanjut tujuh hari Ida Bhatara nyejer di Pura Puseh dan disineb pada Sukra Paing Gumbreg, Jumat (27/4),” jelas Mangku Mustika. *k16
Dalam proses nganyarin ini, krama istri berpakaian seragam mapeed menuju pura. Iring-iringannya diawali anak-anak kemudian krama istri menjunjung banten dengan kemasan seragam. Mapeed ini menjadi perhatian dan tontonan warga.
Kelian Banjar Eka Darma, I Wayan Gede Warsika, mengungkapkan menggelar bhakti penganyar atau nganyarin serangkaian Karya Ngertha Gumi Pemijilan Ida Bhatara Sakti Ngertha Gumi lan Ida Bhatara Putera Piagem di Pura Bale Agung, Banjar Selat Kelod, Desa Selat, Kecamatan Selat, Karangasem. Dikatakan, iring-iringan mapeed diawali barisan anak-anak berpakaian adat Bali Agung berpasangan. Selanjutnya karma istri nyuwun (menjunjung) banten gebogan, kemudian ibu-ibu menjunjung banten menggunakan bakul. Sedangkan krama lanang (laki) mengusung banten salaran dan tabuh baleganjur. Mapeed ini menempuh jarak 1.300 meter dari Banjar Adat Eka Darma menuju Pura Bale Agung.
Setiba di Pura Bale Agung, semua banten ditempatkan berjejer rapi dan melakukan persembahyangan dipimpin Jro Sedahan Desa. Warsika mengatakan, persiapan banten salaran selama satu bulan. “Kami bersama krama banjar menata banten salaran selama satu bulan, seluruh perlengkapan dari urunan,” jelas Warsika. Mengenai pakaian seragam, krama istri saat mapeed berupa kain kebaya putih dan kain kuning. Masing-masing mengeluarkan biaya untuk membeli satu stel pakaian. Dikatakan, puncak Karya Ngertha Gumi pada Sukra Kliwon Watugunung, Jumat (16/3) yang berlangsung setiap 10 tahun sekali.
Pangrajeg Karya, Jro Mangku Gede Mustika, mengatakan sejak puncak karya Ida Bhatara nyejer di Pura Bale Agung selama 35 hari hingga Sukra Kliwon Tolu, Jumat (20/4). “Berlanjut tujuh hari Ida Bhatara nyejer di Pura Puseh dan disineb pada Sukra Paing Gumbreg, Jumat (27/4),” jelas Mangku Mustika. *k16
Komentar