Tokoh WHDI Disekenariokan ‘Hadang’ Wigunawati ke DPD RI
Tarung perebutan kursi DPD RI Dapil Bali dari unsur perempuan di Pileg 2019 bakal ramai.
Nama Dewa Nyoman Widiasih Muncul di KPU Bali
DENPASAR, NusaBali
Srikandi Golkar yang kini Ketua Kaukus Perempuan Indonesia (KPPI) Bali, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, akan mendapat saingan dari tokoh perempuan lainnya, Dewa Nyoman Widiasih.Dewa Nyoman Widiasih adalah mantan Sekretaris Wanita Hindhu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Bali dan pentolan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali. Saat ini, Widiasih masih menjabat sebagai Inspektur Pembantu (Irban) di Inspektorat Kota Denpasar.
Informasinya, Widiasih yang merupakan adik kandung politisi Golkar Dewa Made Widiyasa Nida didorong maju tarung ke DPD RI oleh sejumlah organisasi perempuan. Namanya pun muncul sebagai kandidat calon DPD RI di KPU Bali. Bahkan, sudah ada gerakan pengumpulan dukungan KTP oleh pendukungnya.
Betulkah? Saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Rabu (11/4), Widiasih mengatakan dirinya tidak tahu kalau ada kelompok masyarakat yang mencantumkan namanya sebagai kandidat calon DPD RI di KPU Bali. Menurut Widiasih, kemungkinan teman-temannya di BKOW Bali yang mendorong dan memunculkan namanya untuk mendaftar ke KPU.
“Saya malah memberikan dukungan kepada Ketua BKOW Bali, Bu Tini Gorda untuk maju ke DPD RI. Kalau saya sendiri tidak ada niat maju ke DPD RI. Saya juga terkejut kenapa nama saya muncul dan ada penghubung di KPU Bali?” kilah tokoh perempuan asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung ini.
Widiasih mengakui dirinya sekarang sebagai pengurus WHDI Bali 2017-2022 di bawah pimpinan I Gusti Ayu Bintang Puspayoga---istri Menteri Koperasi dan UMKM AA Gede Ngurah Puspayoga. Widiasih sendiri menjabat sebagai Wakil Ketua II WHDI Bali.
Widiasih menegaskan, dirinya tidak ada keinginan maju ke DPD RI dalam Pileg 2019. “Selain sebagai PNS aktif, saya tidak ada niat maju ke Pileg 2019. Umur saya sekarang 53 tahun, saya pensiun 6 tahun lagi. Saya masih akan tetap sebagai PNS (sebelum 6 tahun itu, Red),” ujarnya.
Menurut Widiasih, dirinya memang aktif di WHDI, BKOW, juga beberapa organisasi wanita lainnya. Untuk memastikan dirinya tidak maju ke DPD RI, pihaknya akan kontak KPU Bali. “Saya akan klarifikasi nanti ke KPU Bali. Supaya tidak menjadi informasi yang tidak benar,” tegas Widiasih.
Sementara itu, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati mengatakan kemunculan nama Dewa Nyoman Widiasih dalam daftar kandidat calon DPD RI Dapil Bali, bukan masalah. Sebab, seluruh warga negara Indonesia punya hak untuk maju sebagai calon DPD RI sepanjang memenuhi syarat. Sri Wigunawati mengaku siap berkompetisi dengan para tokoh perempuan yang akan maju ke DPD RI nanti.
“Nggak masalah, kita siap berkompetisi dengan sehat. Semakin banyak tokoh perempuan maju, kian baguslah kualitas perempuan itu,” ujar mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012 dan Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Bali ini saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Rabu kemarin.
Sri Wigunawati sendiri sudah gencar keliling Bali untuk kumpulkan dukungan buat memenuhi syarat pencalonan sebagai calon Senator. Wigunawati sudah berhasil mengantongi dukungan KTP dari masyarakat Bali. Untuk bisa nyalon ke DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2019 nanti, dibutuhkan minimal 2.000 dukungan pemilih dengan bukti KTP. Dan, sebaran 2.000 KTP itu minimal di 50 persen dari total kabupaten/kota. Karena di Bali ada 9 kabupaten/kota, maka perhitungannya adalah 5 kabupaten/kota yang merupakan pembulatan dari angka 4,5. Wigunawati sudah kantongi sebaran KTP dukungan dari 5 kabupaten/kota.
Wigunawati mengatakan, dirinya pilih berlaga ke Pileg 2019 karena spirit untuk mewujudkan keterwakilan perempuan di kursi legislatif. “Jadi, bukan lagi soal kursi di DPD RI saja yang jadi motivasi untuk maju lagi. Tapi, saya ingin mewujudkan keterwakilan perempuan Bali di Senayan seperti hasil Pileg 2004 lalu, ketika Ida Ayu Agung Mas tembus kursi DPD RI,” papar Wigunawati.
Sekadar dicatat, dalam Pileg 2009, Sri Wigunawati juga bertarung berebut kursi DPR RI selaku caleg Golkar Dapil Bali. Sayangnya, kala itu Wigunawati kalah bersaing dengan Gede Sumarjaya Linggih alias Demer (asal Buleleng) dan almarhum I Gusti Ketut Adhiputra (asal Denpasar), yang berhasil rebutr 2 kursi DPR RI dari Golkar Dapil Bali.
Sedangkan dalam Pileg 2014, Wigunawati maju berebut kursi DPD RI Dapil Bali. Namun saya, Wigunawati kalah bersaing dengan Shri I Gusti Ngurah Artya Wedakarna, I Kadek Lolak Arimawa, AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat, dan Gede Pasek Suardika, yang berhasil merebut 4 kursi DPD RI Dapil Bali. Wigunawati sendiri saat itu hanya menempati ranking 7 dari 41 calon DPD RI Dapil Bali yang bertarung, dengan raihan 77.294 suara.
Selain Wigunawati, ada sederet kandidat penantang yang akan maju berebut kursi DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2019. Mereka, antara lain, Gubernur Bali Made Mangku Pastika (tokoh asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang akan lengser sebagai orang nomor satu Bali, Agustus 2018 mendatang) dan AA Gde Agung (tokoh asal Puri Ageng Mengwi yang mantan Bupati Badung dua kali periode). *nat
Komentar