Digulung Ombak, Aussie Hilang 10 Jam
Ditemukan tewas sekitar satu kilometer dari lokasi surfing di Pantai Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan.
DENPASAR, NusaBali
Seorang wisatawan asal Australia, Joy Haiden, 24, ditemukan tewas terapung di bibir Pantai Labuan Sait, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Senin (23/4) sekitar pukul 18.30 Wita. Wisatawan yang menginap di homestay Canggu, Kuta Utara, itu diduga tewas digulung ombak saat bermain surfing. Bahkan, korban sempat menghilang sekitar 10 jam, dan jenazahnya ditemukan petugas berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi surfing di Pantai Suluban, Desa Pecatu. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar untuk dilakukan otopsi.
Informasinya, Joy Haiden tewas tergulung ombak saat bermain surfing di Pantai Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kutsel pada Senin (23/4) sekitar pukul 07.00 Wita. Kala itu, korban yang datang sendirian di lokasi melakukan aktivitas surfing bersama wisatawan lainnya yang sudah terlebih dahulu berada di lokasi. Namun, baru satu jam menaklukan ombak ganas, tepat pukul 08.00 Wita, secara tiba-tiba gulungan ombak yang cukup tinggi menghantam korban dan mengakibatkan papan surfingnya patah. Pun korban juga terlempar jauh dari papannya itu. Beberapa wisatawan yang melihat korban terseret gulungan ombak berusaha menolong. Namun sayang, tiga orang wisatawan yang mencoba melakukan pertolongan tersebut gagal karena korban tertarik di dalam gulungan ombak. Sejak itulah, korban tidak pernah muncul di permukaan meski sempat ditelusuri oleh wisatawan dan juga pengunjung lainnya. Kejadian itu dilaporkan ke petugas Balawista dan kepolisian. Dalam pencarian, petugas hanya menemukan papan surfing korban yang sudah dalam keadaan p
atah. Sebaliknya, korban tidak ditemukan. Nah, sekitar pukul 18.30 Wita atau 10 jam pasca-menghilangnya korban, petugas yang sedang melakukan pencarian dikabari oleh sejumlah wisatawan lainnya yang mengaku menemukan mayat korban terdampar di bibir Pantai Labuan Sait, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan yang berjarak 1 kilometer ke arah Utara dari lokasi kejadian. Saat ditemukan, kondisi jenazah sudah membiru dan langsung dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar untuk diotopsi.
Seorang petugas Balawista, I Wayan Sudirman, menerangkan pihaknya tidak mengetahui secara persis kejadian terseretnya wisatawan itu. Sebab banyak wisatawan yang melakukan aktivitas surfing sejak pagi hari di Pantai Suluban. Meski demikian, laporan dari wisatawan yang juga surfer di lokasi hilangnya korban langsung ditindaklanjuti dengan melakukan pencarian secara besar-besaran dengan mengerahkan boat untuk menelusuri radius 1 km dari bibir pantai. Namun, pencarian itu tidak membuahkan hasil hingga petang. Akhirnya saat pencarian dihentikan sementara karena kondisi cuaca gelombang tinggi dan angin bertiup kencang, ada laporan warga menemukan jenazah terdampar di bibir Pantai Labuan Sait.
“Memang spot untuk surfing di Pantai Suluban itu, karena gelombangnya tinggi dan menjadi favorit para surfer. Bahkan, banyak wisatawan yang datang pagi dan melakukan surfing di sana,” bebernya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Kapolsek Kuta Selatan Kompol I Nengah Patrem, menjelaskan setelah menerima laporan temuan mayat di bibir pantai, pihaknya langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian. Hasil pemeriksaan awal, korban identik dengan wisatwan yang hilang tergulung ombak saat surfing. Pun saat ditemukan, kondisi mayat sudah dalam keadaan membiru dan menggunakan celana saja. “Untuk pencarian dan penanganan memang berkoordinasi dengan Sat Pol Air Polresta. Tapi, pas ada laporan temuan mayat di bibir pantai, kami ke lokasi untuk mengidentifikasi. Ya, hasilnya memang sama dengan yang menghilang dan dalam pencarian Sat Pol Air. Jadi kasusnya ditangani Pol Air saat ini,” ujarnya. Menurutnya barang bukti berupa papan surfing patah dan sepeda motor korban yang ada di parkiran Pantai Suluban juga diamankan petugas kepolisian. *dar
Informasinya, Joy Haiden tewas tergulung ombak saat bermain surfing di Pantai Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kutsel pada Senin (23/4) sekitar pukul 07.00 Wita. Kala itu, korban yang datang sendirian di lokasi melakukan aktivitas surfing bersama wisatawan lainnya yang sudah terlebih dahulu berada di lokasi. Namun, baru satu jam menaklukan ombak ganas, tepat pukul 08.00 Wita, secara tiba-tiba gulungan ombak yang cukup tinggi menghantam korban dan mengakibatkan papan surfingnya patah. Pun korban juga terlempar jauh dari papannya itu. Beberapa wisatawan yang melihat korban terseret gulungan ombak berusaha menolong. Namun sayang, tiga orang wisatawan yang mencoba melakukan pertolongan tersebut gagal karena korban tertarik di dalam gulungan ombak. Sejak itulah, korban tidak pernah muncul di permukaan meski sempat ditelusuri oleh wisatawan dan juga pengunjung lainnya. Kejadian itu dilaporkan ke petugas Balawista dan kepolisian. Dalam pencarian, petugas hanya menemukan papan surfing korban yang sudah dalam keadaan p
atah. Sebaliknya, korban tidak ditemukan. Nah, sekitar pukul 18.30 Wita atau 10 jam pasca-menghilangnya korban, petugas yang sedang melakukan pencarian dikabari oleh sejumlah wisatawan lainnya yang mengaku menemukan mayat korban terdampar di bibir Pantai Labuan Sait, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan yang berjarak 1 kilometer ke arah Utara dari lokasi kejadian. Saat ditemukan, kondisi jenazah sudah membiru dan langsung dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar untuk diotopsi.
Seorang petugas Balawista, I Wayan Sudirman, menerangkan pihaknya tidak mengetahui secara persis kejadian terseretnya wisatawan itu. Sebab banyak wisatawan yang melakukan aktivitas surfing sejak pagi hari di Pantai Suluban. Meski demikian, laporan dari wisatawan yang juga surfer di lokasi hilangnya korban langsung ditindaklanjuti dengan melakukan pencarian secara besar-besaran dengan mengerahkan boat untuk menelusuri radius 1 km dari bibir pantai. Namun, pencarian itu tidak membuahkan hasil hingga petang. Akhirnya saat pencarian dihentikan sementara karena kondisi cuaca gelombang tinggi dan angin bertiup kencang, ada laporan warga menemukan jenazah terdampar di bibir Pantai Labuan Sait.
“Memang spot untuk surfing di Pantai Suluban itu, karena gelombangnya tinggi dan menjadi favorit para surfer. Bahkan, banyak wisatawan yang datang pagi dan melakukan surfing di sana,” bebernya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Kapolsek Kuta Selatan Kompol I Nengah Patrem, menjelaskan setelah menerima laporan temuan mayat di bibir pantai, pihaknya langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian. Hasil pemeriksaan awal, korban identik dengan wisatwan yang hilang tergulung ombak saat surfing. Pun saat ditemukan, kondisi mayat sudah dalam keadaan membiru dan menggunakan celana saja. “Untuk pencarian dan penanganan memang berkoordinasi dengan Sat Pol Air Polresta. Tapi, pas ada laporan temuan mayat di bibir pantai, kami ke lokasi untuk mengidentifikasi. Ya, hasilnya memang sama dengan yang menghilang dan dalam pencarian Sat Pol Air. Jadi kasusnya ditangani Pol Air saat ini,” ujarnya. Menurutnya barang bukti berupa papan surfing patah dan sepeda motor korban yang ada di parkiran Pantai Suluban juga diamankan petugas kepolisian. *dar
1
Komentar