Akibat Petugas Tak Patuh Prosedur
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ari Santoso menjelaskan mengenai gangguan server saat Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Sekolah Menengah Pertama yang terjadi di sejumlah lokasi pada hari pertama.
Soal Gangguan Server UNBK SMP
JAKARTA, NusaBali
Menurut dia, hal tersebut terjadi karena pelaksana tugas di lapangan tidak patuh dengan prosedur.“Harusnya pelaksana di lapangan baru mengoneksikan server sekolah dengan server pusat 15 menit sebelum ujian, tapi ada yang 30 menit sebelumnya sudah dikoneksikan,” kata Ari saat seperti dilansir tempo pada Rabu (25/4).
Akibat ketidakpatuhan itu, server pusat mengalami kelebihan kapasitas hingga dua kali lipat dan membuat pelaksanaan UNBK SMP di beberapa tempat menjadi terganggu. Hal itu terjadi pada Senin, 23 April 2018 atau di hari pertama pelaksanaan ujian. Gangguan tersebut mengakibatkan pelaksanaan UNBK menjadi molor hingga setengah jam di beberapa sekolah.
Ari menjelaskan pihaknya sudah menyediakan kapasitas server pusat tambahan sebesar 30 persen untuk mencegah over capacity. Namun, kapasitas itu ternyata tidak mampu menahan lonjakan tersebut. Selain itu, dibutuhkan waktu antara 30-60 menit untuk menyelesaikan proses pengalihan ke server cadangan.
Adapun jumlah sekolah di seluruh Indonesia yang melaksanakan UNBK sebanyak 28 ribu sekolah. Di setiap sekolah, menurut Ari, rata-rata memiliki lima server sehingga jika dijumlahkan ada sebanyak 140 ribu server sekolah yang tidak bisa ditangani oleh server pusat secara bersamaan."Sehingga mematuhi jadwal merupakan hal yang penting," kata dia.
Ari mengatakan sekolah yang mengadakan UNBK padahal sudah mengadakan simulasi sebanyak dua kali dan gladi bersih satu kali. Namun pada kenyataannya, ada beberapa pihak yang tetap tidak mematuhinya.
Meski begitu, kata Ari, gangguan hanya terjadi di hari pertama saja. Pada pelaksanaan hari ketiga UNBK SMP hari ini, tidak ada kendala yang ditemukan.“Kalaupun gangguan, itu hanya terjadi di sekolahnya saja, tidak berdampak sampai ke satu wilayah,” ujarnya.
JAKARTA, NusaBali
Menurut dia, hal tersebut terjadi karena pelaksana tugas di lapangan tidak patuh dengan prosedur.“Harusnya pelaksana di lapangan baru mengoneksikan server sekolah dengan server pusat 15 menit sebelum ujian, tapi ada yang 30 menit sebelumnya sudah dikoneksikan,” kata Ari saat seperti dilansir tempo pada Rabu (25/4).
Akibat ketidakpatuhan itu, server pusat mengalami kelebihan kapasitas hingga dua kali lipat dan membuat pelaksanaan UNBK SMP di beberapa tempat menjadi terganggu. Hal itu terjadi pada Senin, 23 April 2018 atau di hari pertama pelaksanaan ujian. Gangguan tersebut mengakibatkan pelaksanaan UNBK menjadi molor hingga setengah jam di beberapa sekolah.
Ari menjelaskan pihaknya sudah menyediakan kapasitas server pusat tambahan sebesar 30 persen untuk mencegah over capacity. Namun, kapasitas itu ternyata tidak mampu menahan lonjakan tersebut. Selain itu, dibutuhkan waktu antara 30-60 menit untuk menyelesaikan proses pengalihan ke server cadangan.
Adapun jumlah sekolah di seluruh Indonesia yang melaksanakan UNBK sebanyak 28 ribu sekolah. Di setiap sekolah, menurut Ari, rata-rata memiliki lima server sehingga jika dijumlahkan ada sebanyak 140 ribu server sekolah yang tidak bisa ditangani oleh server pusat secara bersamaan."Sehingga mematuhi jadwal merupakan hal yang penting," kata dia.
Ari mengatakan sekolah yang mengadakan UNBK padahal sudah mengadakan simulasi sebanyak dua kali dan gladi bersih satu kali. Namun pada kenyataannya, ada beberapa pihak yang tetap tidak mematuhinya.
Meski begitu, kata Ari, gangguan hanya terjadi di hari pertama saja. Pada pelaksanaan hari ketiga UNBK SMP hari ini, tidak ada kendala yang ditemukan.“Kalaupun gangguan, itu hanya terjadi di sekolahnya saja, tidak berdampak sampai ke satu wilayah,” ujarnya.
Komentar