Polisi di Blora Tampar Wanita hingga Pingsan
Oknum anggota Polres Blora Bripka Riyanto nekat menganiaya keponakannya sendiri bernama Sulastri (30) hingga pingsan.
JAKARTA, NusaBali
Peristiwa itu terjadi Selasa (1/5) sekira pukul 14.00 WIB saat acara sedekah bumi di Desa Gayam, Kecamatan Bogorejo, Blora, Jawa Tengah.Kepala Bidang Humas Polda Polda Jawa Tengah Kombes Agus Triatmaja menyampaikan, pemukulan itu bermula saat Bripka Riyanto diminta orangtua korban yang masih memiliki tali persaudaraan agar turut mengawasi perilaku korban karena dianggap selalu mempermalukan keluarga.
"Bripka R paman dari saudari S. Sebagai keluarga orang tua S yaitu R meminta kepada Bripka R agar ikut mengawasi perilaku korban yang sering membuat malu keluarga, tidak bisa menahan emosi terjadilah pemukulan terhadap korban," kata Agus kepada wartawan, Rabu (2/5) seperti dilansir okezone.
Riyanto menjelaskan, awal mula kejadian tersebut. Ia saat itu sedang bertugas pengamanan pentas organ tunggal di desanya sendiri. Saat itu pula ia melihat keponakannya dalam kondisi mabuk langsung naik ke atas panggung dengan mengenakan baju tidur.
"Posisi mabuk, itu dia pura-pura pingsan (setelah dipukul), cuma sekali saya nampar. Yang nangis itu memang anaknya, terus pulang saya gendong, saya antar ke orang tuanya Sulastri. Orang tuanya juga sering diancam akan dibunuh itu (Sulastri), ya sangat meresahkan," katanya.
Sulastri, perempuan yang ditampar Bripka Riyanto di video viral, kini menghilang. Polisi masih mencari perempuan yang diduga mengalami gangguan jiwa.
Kapolres Blora AKBP Saptono mengatakan Sulastri memang kerap menghilang karena sering berkeliling di sejumlah desa. Sulastri pun disebut kadang meresahkan keluarganya karena pernah mengancam akan membunuh ibunya sendiri.
"Sampai saat ini pun yang bersangkutan masih kita cari. Karena yang bersangkutan ini suka keliling-keliling Desa. Dari tadi kita coba mencari tapi tidak ketemu. Kalau meresahkan masyarakat mungkin tidak terlalu, tapi dari ibunya mungkin takut karena sering dimarah-marahi," kata Saptono kepada wartawan, Rabu (2/5) seperti dilansir detik.
Kakak Sulastri, Muanri membenarkan bahwa sang adik kerap meresahkan keluarga."Iya Sulastri gangguan jiwa. Sudah meresahkan sebenarnya, baik sama keluarga sendiri sama masyarakat," kata Muanri.
Sementara atas tindakannya itu, Bripka Riyanto terancam sanksi kedisiplinan dari pihak kepolisian. Sebab dalam bertugas, personel kepolisian tidak diperbolehkan melakukan tindakan tersebut baik dengan anggota keluarga sendiri ataupun warga sipil. *
"Bripka R paman dari saudari S. Sebagai keluarga orang tua S yaitu R meminta kepada Bripka R agar ikut mengawasi perilaku korban yang sering membuat malu keluarga, tidak bisa menahan emosi terjadilah pemukulan terhadap korban," kata Agus kepada wartawan, Rabu (2/5) seperti dilansir okezone.
Riyanto menjelaskan, awal mula kejadian tersebut. Ia saat itu sedang bertugas pengamanan pentas organ tunggal di desanya sendiri. Saat itu pula ia melihat keponakannya dalam kondisi mabuk langsung naik ke atas panggung dengan mengenakan baju tidur.
"Posisi mabuk, itu dia pura-pura pingsan (setelah dipukul), cuma sekali saya nampar. Yang nangis itu memang anaknya, terus pulang saya gendong, saya antar ke orang tuanya Sulastri. Orang tuanya juga sering diancam akan dibunuh itu (Sulastri), ya sangat meresahkan," katanya.
Sulastri, perempuan yang ditampar Bripka Riyanto di video viral, kini menghilang. Polisi masih mencari perempuan yang diduga mengalami gangguan jiwa.
Kapolres Blora AKBP Saptono mengatakan Sulastri memang kerap menghilang karena sering berkeliling di sejumlah desa. Sulastri pun disebut kadang meresahkan keluarganya karena pernah mengancam akan membunuh ibunya sendiri.
"Sampai saat ini pun yang bersangkutan masih kita cari. Karena yang bersangkutan ini suka keliling-keliling Desa. Dari tadi kita coba mencari tapi tidak ketemu. Kalau meresahkan masyarakat mungkin tidak terlalu, tapi dari ibunya mungkin takut karena sering dimarah-marahi," kata Saptono kepada wartawan, Rabu (2/5) seperti dilansir detik.
Kakak Sulastri, Muanri membenarkan bahwa sang adik kerap meresahkan keluarga."Iya Sulastri gangguan jiwa. Sudah meresahkan sebenarnya, baik sama keluarga sendiri sama masyarakat," kata Muanri.
Sementara atas tindakannya itu, Bripka Riyanto terancam sanksi kedisiplinan dari pihak kepolisian. Sebab dalam bertugas, personel kepolisian tidak diperbolehkan melakukan tindakan tersebut baik dengan anggota keluarga sendiri ataupun warga sipil. *
Komentar