Kartu Debet GPN Efisienkan Transaksi
GPN memudahkan seluruh masyarakat untuk bertransaksi dengan biaya yang lebih rendah dan sistem keamanan yang baik.
JAKARTA, NusaBali
Bank Indonesia (BI) dan sejumlah bank di Indonesia meluncurkan kartu debet dan ATM berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) Garuda secara bersama di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (3/5). "Kami juga mendengar dukungan penuh dari pemerintah bahwa GPN ini akan menjadi suatu sistem yang akan membuat sistem pembayaran aman, efisien, dan lancar," kata Gubernur BI Agus Martowardojo.
Sampai dengan April 2018, BI telah melakukan implementasi GPN dengan memberikan persetujuan penerbitan kartu berlogo GPN Garuda kepada 98 penerbit.
Agus menjelaskan peluncuran GPN merupakan momentum penting implementasi cetak biru sistem pembayaran Indonesia. "Ilustrasi sederhananya adalah banyaknya deretan ATM di mal-mal dan berjejernya mesin-mesin EDC di kasir di supermarket," ucap Agus.”Fragmentasi tersebut melahirkan inefisiensi seperti biaya investasi perluasan infrastruktur dan teknologi menjadi tinggi karena industri perbankan enggan berbagi layanan, misalnya untuk mesin ATM di satu lokasi,” lanjutnya.
Agus Martowardojo mengatakan penggunaan sistem GPN pada kartu debet untuk mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan "electronic data capture" (EDC) dapat menghemat tarif transaksi pembayaran hingga Rp1,8 triliun per tahun.
"Dari penurunan MDR (merchant discount rate) saja, penghematan secara ekonomi bisa mencapai Rp1,3 hingga Rp1,8 triliun per tahun. Seiring dengan penggunaan GPN yang semakin luas, efisiensi yang ditimbulkan tentu akan semakin besar," kata Agus.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menjelaskan bahwa GPN mendukung visi pemerintah Presiden Joko Widodo untuk menyatukan sistem pembayaran. "Apabila tidak menyelesaikan urusan pembayaran nasional secara domestik, kita habis dilibas karena perekonomian kita didasari dari sistem pembayaran. Kalau sistem pembayaran tergantung sistem pembayaran dari luar, bagaimana kita bisa mengatakan kita berdaulat dan mandiri," kata Rini.*ant
Bank Indonesia (BI) dan sejumlah bank di Indonesia meluncurkan kartu debet dan ATM berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) Garuda secara bersama di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (3/5). "Kami juga mendengar dukungan penuh dari pemerintah bahwa GPN ini akan menjadi suatu sistem yang akan membuat sistem pembayaran aman, efisien, dan lancar," kata Gubernur BI Agus Martowardojo.
Sampai dengan April 2018, BI telah melakukan implementasi GPN dengan memberikan persetujuan penerbitan kartu berlogo GPN Garuda kepada 98 penerbit.
Agus menjelaskan peluncuran GPN merupakan momentum penting implementasi cetak biru sistem pembayaran Indonesia. "Ilustrasi sederhananya adalah banyaknya deretan ATM di mal-mal dan berjejernya mesin-mesin EDC di kasir di supermarket," ucap Agus.”Fragmentasi tersebut melahirkan inefisiensi seperti biaya investasi perluasan infrastruktur dan teknologi menjadi tinggi karena industri perbankan enggan berbagi layanan, misalnya untuk mesin ATM di satu lokasi,” lanjutnya.
Agus Martowardojo mengatakan penggunaan sistem GPN pada kartu debet untuk mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan "electronic data capture" (EDC) dapat menghemat tarif transaksi pembayaran hingga Rp1,8 triliun per tahun.
"Dari penurunan MDR (merchant discount rate) saja, penghematan secara ekonomi bisa mencapai Rp1,3 hingga Rp1,8 triliun per tahun. Seiring dengan penggunaan GPN yang semakin luas, efisiensi yang ditimbulkan tentu akan semakin besar," kata Agus.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menjelaskan bahwa GPN mendukung visi pemerintah Presiden Joko Widodo untuk menyatukan sistem pembayaran. "Apabila tidak menyelesaikan urusan pembayaran nasional secara domestik, kita habis dilibas karena perekonomian kita didasari dari sistem pembayaran. Kalau sistem pembayaran tergantung sistem pembayaran dari luar, bagaimana kita bisa mengatakan kita berdaulat dan mandiri," kata Rini.*ant
Komentar