Serapan Lulusan Masih Jauh Dari Harapan
Siswa SMKN 2 Singaraja Uji Kemampuan Tingkatkan Kompetensi
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan siswa SMKN 2 Singaraja dari berbagai jurusan unjuk keterampilan dan beradu kecepatan dengan temanya menjadi yang terbaik. Berbagai jenis lomba keterampilan siswa digelar untuk meningkatkan kompetensi siswa yang selama ini jumlah serapan di dunia industri masih sangat kecil.
Kepala SMKN 2 Singaraja, Komang Sudi Mahayasa ditemui di ruangannya Senin (14/5) kemarin di sela-sela lomba keterampilan siswa mengisi jeda semester mengatakan, dari hasil pemetaan sekolah selama ini serapan lulusannya dalam dunia industri masih snagat rendah. Hal tersebut pun dikatakan olehnya dipengaruhi oleh banyak faktor. SMKN 2 Singaraja yang berkiblat pada bidang keahlian kepariwisataan, belum mampu berbicara banyak di dunia kerja.
Padahal prmerintah saat ini sedang mengalokasikan anggaran yang lebih untuk pengembangan SMK. “Selama ini yang terserap baru 30 persen dari total siswa yang lulus. Masalah ini bahkan dinyatakan badan statistic beberapa waktu yang lalu terjadi hampir di seluruh SMK di Indonesia.” ujar dia.
Ia pun tidak menampik hal tersebut terjadi di sekolah yang dipimpinnya saat ini. SMKN 2 Singaraja sebagai sekolah kepariwisataan yang sudah cukup tua di Buleleng sampai saat ini belum dapat berbuat banyak.
Menurutnya banyak lulusannya tidak diterima di dunia industri lantaran tidak memiliki kemampuan bahasa yang mempuni di tengah persaingan yang semakin ketat. Padahal dari segi sarana prasara di sekolah dan SDM guru pihaknya mengaku sangat mencukupi, khusus di bidang kepariwisataan. Nah yang menjadi kendala menurut Sudi selama ini adalah up grade kurikulum di SMK yang masih menggunakan kurikulum lama. Sehingga lulusan yang dicetak tidak mampu untuk mengikuti perkembangan di dunia industri.
Pihaknya pun mengaku serba salah untuk mencari jalan keluarnya. Jika menunggu up grade dari pemerintah tentu akan memerlukan wkatu yang panjang. Sedangkan jika dilakukan pihak sekolah, saat ini terbatas anggaran. Selain itu kekurangan guru produktif yang memang memiliki disiplin ilmu di bidangnya juga masih menjadi ganjalan. Apalagi di Indonesia sendiri smapai saat ini belum ada universitas yang menyiapkan jurusan kependidikan di bidang kepariwisataan. Meski sudah ada, masih sebatas D3. Sehingga selama ini untuk menutupi kekurangan guru tersebut masih diisi oleh guru berketerampilan ganda.
Menjawab masalah tersebut Sudi pun mulai mengambil ancang-ancang untuk menyiapkan siswanya untuk mampu bersaing setelah lulus nanti. Yakni dengan Lomba Keterampilan Siswa (LKS) intern sekolah dari berbagai jurusan yang ada. mulai dari lomba table set, florist, carving fruit, making bed, dengan melibatkan juri profesional dari luar sekolah.
“Dengan lomba ini kami membiasakan anak didik kami berkompetensi dan mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ini kami juga akan adakan evaluasi termasuk kinerja dan kemampuan guru-gurunya,” imbuh dia.
Selain itu juga SMKN 2 Singaraja tengah menjadi sekolah piloting sekolah revitalisasi di Buleleng. Revitalisasi yang dimaksud salah satunya menggandeng dunia industri untuk menyesuaikan kurikulum yang diperlukan dalam dunia kerja nyata. Dengan upaya tersebut pihaknya kini juga mengaku sedang mengejar MOU dengan pihak industri berkompeten untuk melakukan perjanjian keterserapan tenaga kerja dari lulusan SMKN 2 Singaraja. *k23
Puluhan siswa SMKN 2 Singaraja dari berbagai jurusan unjuk keterampilan dan beradu kecepatan dengan temanya menjadi yang terbaik. Berbagai jenis lomba keterampilan siswa digelar untuk meningkatkan kompetensi siswa yang selama ini jumlah serapan di dunia industri masih sangat kecil.
Kepala SMKN 2 Singaraja, Komang Sudi Mahayasa ditemui di ruangannya Senin (14/5) kemarin di sela-sela lomba keterampilan siswa mengisi jeda semester mengatakan, dari hasil pemetaan sekolah selama ini serapan lulusannya dalam dunia industri masih snagat rendah. Hal tersebut pun dikatakan olehnya dipengaruhi oleh banyak faktor. SMKN 2 Singaraja yang berkiblat pada bidang keahlian kepariwisataan, belum mampu berbicara banyak di dunia kerja.
Padahal prmerintah saat ini sedang mengalokasikan anggaran yang lebih untuk pengembangan SMK. “Selama ini yang terserap baru 30 persen dari total siswa yang lulus. Masalah ini bahkan dinyatakan badan statistic beberapa waktu yang lalu terjadi hampir di seluruh SMK di Indonesia.” ujar dia.
Ia pun tidak menampik hal tersebut terjadi di sekolah yang dipimpinnya saat ini. SMKN 2 Singaraja sebagai sekolah kepariwisataan yang sudah cukup tua di Buleleng sampai saat ini belum dapat berbuat banyak.
Menurutnya banyak lulusannya tidak diterima di dunia industri lantaran tidak memiliki kemampuan bahasa yang mempuni di tengah persaingan yang semakin ketat. Padahal dari segi sarana prasara di sekolah dan SDM guru pihaknya mengaku sangat mencukupi, khusus di bidang kepariwisataan. Nah yang menjadi kendala menurut Sudi selama ini adalah up grade kurikulum di SMK yang masih menggunakan kurikulum lama. Sehingga lulusan yang dicetak tidak mampu untuk mengikuti perkembangan di dunia industri.
Pihaknya pun mengaku serba salah untuk mencari jalan keluarnya. Jika menunggu up grade dari pemerintah tentu akan memerlukan wkatu yang panjang. Sedangkan jika dilakukan pihak sekolah, saat ini terbatas anggaran. Selain itu kekurangan guru produktif yang memang memiliki disiplin ilmu di bidangnya juga masih menjadi ganjalan. Apalagi di Indonesia sendiri smapai saat ini belum ada universitas yang menyiapkan jurusan kependidikan di bidang kepariwisataan. Meski sudah ada, masih sebatas D3. Sehingga selama ini untuk menutupi kekurangan guru tersebut masih diisi oleh guru berketerampilan ganda.
Menjawab masalah tersebut Sudi pun mulai mengambil ancang-ancang untuk menyiapkan siswanya untuk mampu bersaing setelah lulus nanti. Yakni dengan Lomba Keterampilan Siswa (LKS) intern sekolah dari berbagai jurusan yang ada. mulai dari lomba table set, florist, carving fruit, making bed, dengan melibatkan juri profesional dari luar sekolah.
“Dengan lomba ini kami membiasakan anak didik kami berkompetensi dan mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ini kami juga akan adakan evaluasi termasuk kinerja dan kemampuan guru-gurunya,” imbuh dia.
Selain itu juga SMKN 2 Singaraja tengah menjadi sekolah piloting sekolah revitalisasi di Buleleng. Revitalisasi yang dimaksud salah satunya menggandeng dunia industri untuk menyesuaikan kurikulum yang diperlukan dalam dunia kerja nyata. Dengan upaya tersebut pihaknya kini juga mengaku sedang mengejar MOU dengan pihak industri berkompeten untuk melakukan perjanjian keterserapan tenaga kerja dari lulusan SMKN 2 Singaraja. *k23
Komentar