Puluhan Siswa SMP Belajar ke PLTU Celukan Bawang
Sebanyak 22 siswa dari perwakilan beberapa SMPN di wilayah Kecamatan Gerokgak, Buleleng, mendapat kesempatan menambah wawasan tentang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di Desa Celukan Bawang, Gerokgak.
SINGARAJA, NusaBali
Selain mendapat gambaran umum tentang PLTU, para siswa juga diajak melihat fasilitas pendukung dan cara kerja mesin PLTU.Puluhan siswa yang yang merupakan perwakilan siswa dari beberapa SMPN di Kecamatan Gerokgak, belajar ke PLTU Celukan Bawang, Selasa (15/5) pagi. Mereka berasal dari SMPN 1, SMPN 3, SMPN 4, SMPN Mihtajul Ulum, Desa Patas, dan SMPN lainnya. Kehadiran puluhan siswa yang didampingi para gurunya, diterima oleh petinggi PT General Energy Bali (GEB) Indrianti Tanutanto, dan petinggi dari pihak Cina Huadian Comporation Ltd.
General Affair PT GEB, Indrianti Tanutanto mengatakan, penerimaan kunjungan para siswa SMPN itu menjadi bagian dari program kerjanya ke depan. Pihaknya berusaha memberikan penjelasan terkait dengan cara kerja pembangkit hingga penanganan dampak lingkungan.”Sehingga kami harapkan, anak-anak inilah yang nanti dapat menyampaikan kebenaran seperti apa posisi kami dan upaya penanganan dampak lingkungan di PLTU. Di samping itu, siapa tahu dari mereka ini memiliki skill yang dapat kami terima bekerja di PLTU,” jelasnya.
Para siswa sebelum diajak keliling seputaran gedung pembangkit, diawal mendapat gambaran umum tentang PLTU. Dalam pertemuan itu, salah satu petinggi dari PT GEB menerangkan, PLTU Celukan Bawang memiliki tiga unit pembangkit, masing-masing menghasilkan energi listrik 142 MW. Dari jumlah energy yang dihasilkan, sebanyak 380 MW sudah digunakan oleh PLN Bali. Sedangkan sisanya, digunakan pihak PLTU untuk proses pembangkit dan penerangan secara internal. “40 persen kebutuhan listrik di Bali sudah bisa dipenuhi dari PLTU, sedangkan sisanya masih dipasuk dari luar Bali,” terangnya.
Selain menyampaikan energy yang telah dihasilkan, pihak PT GEB juga menyampaikan penanganan masalah dampak lingkungan. Penanganan dilakukan dengan semaksimal mungkin, baik menyangkut pengolahan debu dari sisa pembakaran batu bara, kemudian tingkat kebisingan dari suara mesin pembangkit, penghijaun, hingga penanganan air laut yang dipakai mendinginkan mesin. “Semuanya penanganan dampak lingkungan itu ada standarnya. Dan selalu dikontrol, kami memiliki sertifikat pengujian,” katanya.
Sementara salah satu guru pendamping, dari SMPN 1 Gerokgak, Cahayo mengaku puas berkunjung ke PLTU mendapat tambahan wawasan. Para siswanya juga bisa mendapat pengetahuan tentang PLTU. “Tentu ini sangat baik sekali, sehingga apapun pembangunan itu, sudah semestinya kami yang berada di wilayahnya dapat mengetahuinya,” katanya.
Cahayo juga mengungkapkan, penanganan dampak lingkungan yang dilakukan oleh pihak PLTU sudah sangat baik. Dia sendiri akhirnya mengetahui proses dan penanganan dari dampak lingkungan tersebut. “Tadi sudah dipaparkan, dan kami diajak berkeliling, dan sudah menjadi terang. Ternyata penanganan dampak lingkungan sudah baik, dan berusaha memperkecil dampak itu,” terangnya. *k19
Selain mendapat gambaran umum tentang PLTU, para siswa juga diajak melihat fasilitas pendukung dan cara kerja mesin PLTU.Puluhan siswa yang yang merupakan perwakilan siswa dari beberapa SMPN di Kecamatan Gerokgak, belajar ke PLTU Celukan Bawang, Selasa (15/5) pagi. Mereka berasal dari SMPN 1, SMPN 3, SMPN 4, SMPN Mihtajul Ulum, Desa Patas, dan SMPN lainnya. Kehadiran puluhan siswa yang didampingi para gurunya, diterima oleh petinggi PT General Energy Bali (GEB) Indrianti Tanutanto, dan petinggi dari pihak Cina Huadian Comporation Ltd.
General Affair PT GEB, Indrianti Tanutanto mengatakan, penerimaan kunjungan para siswa SMPN itu menjadi bagian dari program kerjanya ke depan. Pihaknya berusaha memberikan penjelasan terkait dengan cara kerja pembangkit hingga penanganan dampak lingkungan.”Sehingga kami harapkan, anak-anak inilah yang nanti dapat menyampaikan kebenaran seperti apa posisi kami dan upaya penanganan dampak lingkungan di PLTU. Di samping itu, siapa tahu dari mereka ini memiliki skill yang dapat kami terima bekerja di PLTU,” jelasnya.
Para siswa sebelum diajak keliling seputaran gedung pembangkit, diawal mendapat gambaran umum tentang PLTU. Dalam pertemuan itu, salah satu petinggi dari PT GEB menerangkan, PLTU Celukan Bawang memiliki tiga unit pembangkit, masing-masing menghasilkan energi listrik 142 MW. Dari jumlah energy yang dihasilkan, sebanyak 380 MW sudah digunakan oleh PLN Bali. Sedangkan sisanya, digunakan pihak PLTU untuk proses pembangkit dan penerangan secara internal. “40 persen kebutuhan listrik di Bali sudah bisa dipenuhi dari PLTU, sedangkan sisanya masih dipasuk dari luar Bali,” terangnya.
Selain menyampaikan energy yang telah dihasilkan, pihak PT GEB juga menyampaikan penanganan masalah dampak lingkungan. Penanganan dilakukan dengan semaksimal mungkin, baik menyangkut pengolahan debu dari sisa pembakaran batu bara, kemudian tingkat kebisingan dari suara mesin pembangkit, penghijaun, hingga penanganan air laut yang dipakai mendinginkan mesin. “Semuanya penanganan dampak lingkungan itu ada standarnya. Dan selalu dikontrol, kami memiliki sertifikat pengujian,” katanya.
Sementara salah satu guru pendamping, dari SMPN 1 Gerokgak, Cahayo mengaku puas berkunjung ke PLTU mendapat tambahan wawasan. Para siswanya juga bisa mendapat pengetahuan tentang PLTU. “Tentu ini sangat baik sekali, sehingga apapun pembangunan itu, sudah semestinya kami yang berada di wilayahnya dapat mengetahuinya,” katanya.
Cahayo juga mengungkapkan, penanganan dampak lingkungan yang dilakukan oleh pihak PLTU sudah sangat baik. Dia sendiri akhirnya mengetahui proses dan penanganan dari dampak lingkungan tersebut. “Tadi sudah dipaparkan, dan kami diajak berkeliling, dan sudah menjadi terang. Ternyata penanganan dampak lingkungan sudah baik, dan berusaha memperkecil dampak itu,” terangnya. *k19
Komentar