Bupati Kawal Penanganan Danau Buyan
Temui Langsung Menteri PUPR di Jakarta
SINGARAJA, NusaBali
Rencana penanganan Danau Buyan, di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, akhirnya sampai di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI. Rencana itu disampaikan langsung oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana yang bertemu langsung dengan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, di Kementerian PUPR RI, Jakarta, pada Rabu (23/5).
Turut mendampingi Bupati Agus Suradnyana adalah Kadis PUPR Kabupaten Buleleng, Ketut Suparta Wijaya. Dikonfirmasi, Jumat (25/5), Suparta Wijaya mengatakan, konsep penanganan Danau Buyan, mulai dari hulu sampai hilir perlu dana yang sangat besar sampai Rp 121 miliar. Sehingga, Bupati menemui Menteri PUPR untuk pendekatan awal, agar upaya penanganan Danau Buyan bisa diprogramkan oleh Kementerian PUPR. “Ini penanganan jangka panjang, tetapi mulai sekarang sudah disampaikan oleh Pak Bupati,” terangnya.
Masih kata Suparta Wijaya, langkah Bupati menemui Menteri PUPR sebagai tindak lanjut dari pertemuan Bupati dengan petinggi Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida belum lama ini. Karena penanganan Danau Buyan itu perlu lobi ke Pemerintah Pusat. “Pak Bupati membawa aspirasi, karena BWS telah memiliki konsep penanganan teritegritas dari hulu sampai hilir. Jadi penanganan itu perlu juga lobi tingkat tinggi,” ujarnya.
Sebelumnya, BWS Bali Penida mengaku sudah menyiapkan kosnsep penanganan di Danau Buyan. BWS memperkirakan kebutuhan dana dalam penanganan itu mencapai Rp 150 miliar. BWS pun meminta dukungan dari Pemkab Buleleng, agar pola penataan tersebut menjadi aspirasi daerah ke Pemerintah Pusat.
“Kami sudah berbicara dengan Pak Bupati (Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,red), minta dukungan agar penanganan Danau Buyan bisa menjadi aspirasi daerah ke Pusat. Karena kebutuhan dananya sangat besar sekitar Rp 150 miliar,” kata Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada, belum lama ini.
Dikatakan, dalam penanganan itu, pihaknya sudah menyiapkan konsep membuat kolam lumpur di luar tanggul. Kolam tersebut berfungsi menahan sidemen yang hanyur bersama air dari wilayah bagian atas. “Air bercampur sidemen dari bagian atas itu masuk dulu ke kolam lumpur, sebelum menuju danau. Jadi sidemen itu akan terendam di dalam kolam dulu, sehingga begitu air yang masuk ke danau tidak lagi bercampur sidemen. Sehingga danau lebih sehat,” jelas Jayada.
Selain membuat kolam lumpur, Jayada juga mengatakan, tanggul yang ada sekarang juga diperkuat sekaligus ditinggikan. Diatas tanggul, rencananya juga difungsikan sebagai jogging track, sehingga kawasan danau dapat dijadikan lokasi wisata. “Sebenarnya potensinya sangat luar biasa, dan ini sangat urgen ditangani. Nanti kalau bisa diatas tanggul itu bisa dijadikan jogging track dari Banjar Dasong ke Pura Ulun Danau (di Banjar Buyan,red), ini kan sangat luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini yang bisa ditangani baru sebatas penanganan gulma yang memenuhi permukaan danau. Dikatakan, gulma yang memenuhi permukaan danau luasnya mencapai 65 hektare. Dari jumlah itu 40 hektarenya sudah dapat dibersihkan sejak dua tahun terakhir dengan alat yang dimiliki. “Mudah-mudahan pertengahan tahun ini kita dapat bantuan alat yang lebih besar lagi dari pusat. Nanti itu bisa kita gunakan mempercepat penanganan gulma di danau,” ungkapnya. *k19
Rencana penanganan Danau Buyan, di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, akhirnya sampai di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI. Rencana itu disampaikan langsung oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana yang bertemu langsung dengan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, di Kementerian PUPR RI, Jakarta, pada Rabu (23/5).
Turut mendampingi Bupati Agus Suradnyana adalah Kadis PUPR Kabupaten Buleleng, Ketut Suparta Wijaya. Dikonfirmasi, Jumat (25/5), Suparta Wijaya mengatakan, konsep penanganan Danau Buyan, mulai dari hulu sampai hilir perlu dana yang sangat besar sampai Rp 121 miliar. Sehingga, Bupati menemui Menteri PUPR untuk pendekatan awal, agar upaya penanganan Danau Buyan bisa diprogramkan oleh Kementerian PUPR. “Ini penanganan jangka panjang, tetapi mulai sekarang sudah disampaikan oleh Pak Bupati,” terangnya.
Masih kata Suparta Wijaya, langkah Bupati menemui Menteri PUPR sebagai tindak lanjut dari pertemuan Bupati dengan petinggi Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida belum lama ini. Karena penanganan Danau Buyan itu perlu lobi ke Pemerintah Pusat. “Pak Bupati membawa aspirasi, karena BWS telah memiliki konsep penanganan teritegritas dari hulu sampai hilir. Jadi penanganan itu perlu juga lobi tingkat tinggi,” ujarnya.
Sebelumnya, BWS Bali Penida mengaku sudah menyiapkan kosnsep penanganan di Danau Buyan. BWS memperkirakan kebutuhan dana dalam penanganan itu mencapai Rp 150 miliar. BWS pun meminta dukungan dari Pemkab Buleleng, agar pola penataan tersebut menjadi aspirasi daerah ke Pemerintah Pusat.
“Kami sudah berbicara dengan Pak Bupati (Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,red), minta dukungan agar penanganan Danau Buyan bisa menjadi aspirasi daerah ke Pusat. Karena kebutuhan dananya sangat besar sekitar Rp 150 miliar,” kata Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada, belum lama ini.
Dikatakan, dalam penanganan itu, pihaknya sudah menyiapkan konsep membuat kolam lumpur di luar tanggul. Kolam tersebut berfungsi menahan sidemen yang hanyur bersama air dari wilayah bagian atas. “Air bercampur sidemen dari bagian atas itu masuk dulu ke kolam lumpur, sebelum menuju danau. Jadi sidemen itu akan terendam di dalam kolam dulu, sehingga begitu air yang masuk ke danau tidak lagi bercampur sidemen. Sehingga danau lebih sehat,” jelas Jayada.
Selain membuat kolam lumpur, Jayada juga mengatakan, tanggul yang ada sekarang juga diperkuat sekaligus ditinggikan. Diatas tanggul, rencananya juga difungsikan sebagai jogging track, sehingga kawasan danau dapat dijadikan lokasi wisata. “Sebenarnya potensinya sangat luar biasa, dan ini sangat urgen ditangani. Nanti kalau bisa diatas tanggul itu bisa dijadikan jogging track dari Banjar Dasong ke Pura Ulun Danau (di Banjar Buyan,red), ini kan sangat luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini yang bisa ditangani baru sebatas penanganan gulma yang memenuhi permukaan danau. Dikatakan, gulma yang memenuhi permukaan danau luasnya mencapai 65 hektare. Dari jumlah itu 40 hektarenya sudah dapat dibersihkan sejak dua tahun terakhir dengan alat yang dimiliki. “Mudah-mudahan pertengahan tahun ini kita dapat bantuan alat yang lebih besar lagi dari pusat. Nanti itu bisa kita gunakan mempercepat penanganan gulma di danau,” ungkapnya. *k19
Komentar