Lama Sekolah Pengaruhi Kesenjangan Gender di Buleleng
Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Kabupaten Buleleng saat ini mulai memetakan kesenjangan gender antara laki-laki dan perempuan di Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Dari hasil pendataan tahun 2016 lalu, kesenjangan yang terjadi rata-rata dipengaruhi oleh lamanya mengenyam pendidikan antara laki-laki dan perempuan.
Hal tersebut terungkap dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Pengarus Utamaan Gender (PUG) dengan melibatkan seluruh OPD di Buleleng, Senin (4/6) pagi kemarin. Dari hasil pendataan sementara yang didapatkan ternyata selama ini tiga hal menonjol yang menyebabkan kesenjangan gender antara laki-laki dan perempuan adalah faktor pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Kepala Dinas PPKBP3A, dr Ni Made Sukarmini menjelaskan sesuai dengan data tahun 2016 di Buleleng sendiri Indek Pembangunan Manusia (IPM) laki-laki sebesar 74,58 persen sedangkan perempuan hanya mencapai angka 67,85 persen. “Lamanya sekolah antara laki-laki dan perempuan itu sangat mempengaruhi sumbangan pendapatan ekonomi perempuan. Karena di Buleleng sendiri angka kesenjangan pada perempuan masih ditemukan,” kata dia.
Apalagi sejauh ini sesuai dengan data sumbangan pendapatan antara laki-laki dan perempuan di Buleleng masih sangat tinggi. Pihak laki-laki menyumbang 61 persen sedangkan sisanya 39 persen baru disumbangkan oleh perempuan. Sehingga dengan evaluasi ini pihaknya ingin mengevaluasi dan mengupayakan kedepannya untuk menekan angka kesenjangan gender antara laki-laki dan perempuan.
Seperti mengimbau kepada seluruh OPD yang terkait untuk memberikan akses lebih kepada perempuan untuk meniti karier. Selain juga faktor-faktor lainnya seperti manfaat dan kesempatan dalam menunjukkan diri di depan umum. “Target ke depan setelah Pemkab Buleleng memetakan sejauh mana pengaruh utamaan gender ini dapat mencarikan jalan keluar untuk menekan angka kesenjangan gender, sehingga ke depannya antara laki-laki dan perempuan mendapatkan hak dan kesempatan yang sama di bidang apapun,” jelasnya.*k23
Dari hasil pendataan tahun 2016 lalu, kesenjangan yang terjadi rata-rata dipengaruhi oleh lamanya mengenyam pendidikan antara laki-laki dan perempuan.
Hal tersebut terungkap dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Pengarus Utamaan Gender (PUG) dengan melibatkan seluruh OPD di Buleleng, Senin (4/6) pagi kemarin. Dari hasil pendataan sementara yang didapatkan ternyata selama ini tiga hal menonjol yang menyebabkan kesenjangan gender antara laki-laki dan perempuan adalah faktor pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Kepala Dinas PPKBP3A, dr Ni Made Sukarmini menjelaskan sesuai dengan data tahun 2016 di Buleleng sendiri Indek Pembangunan Manusia (IPM) laki-laki sebesar 74,58 persen sedangkan perempuan hanya mencapai angka 67,85 persen. “Lamanya sekolah antara laki-laki dan perempuan itu sangat mempengaruhi sumbangan pendapatan ekonomi perempuan. Karena di Buleleng sendiri angka kesenjangan pada perempuan masih ditemukan,” kata dia.
Apalagi sejauh ini sesuai dengan data sumbangan pendapatan antara laki-laki dan perempuan di Buleleng masih sangat tinggi. Pihak laki-laki menyumbang 61 persen sedangkan sisanya 39 persen baru disumbangkan oleh perempuan. Sehingga dengan evaluasi ini pihaknya ingin mengevaluasi dan mengupayakan kedepannya untuk menekan angka kesenjangan gender antara laki-laki dan perempuan.
Seperti mengimbau kepada seluruh OPD yang terkait untuk memberikan akses lebih kepada perempuan untuk meniti karier. Selain juga faktor-faktor lainnya seperti manfaat dan kesempatan dalam menunjukkan diri di depan umum. “Target ke depan setelah Pemkab Buleleng memetakan sejauh mana pengaruh utamaan gender ini dapat mencarikan jalan keluar untuk menekan angka kesenjangan gender, sehingga ke depannya antara laki-laki dan perempuan mendapatkan hak dan kesempatan yang sama di bidang apapun,” jelasnya.*k23
Komentar