Kemacetan PKB Dikeluhkan, Dishub Minta Panitia Tambah Anggaran
Setiap pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) di Taman Budaya Bali (Art Centre), Denpasar jalan-jalan di sekitar kawasan tersebut mengalami kemacetan parah terutama pada malam hari.
DENPASAR, NusaBali
Hal itu menjadi keluhan pengendara setiap kali melintas terutama di Jalan Hayam Wuruk yang menjadi pusat kepadatan kendaraan yang dipakai lahan parkir pada kedua ruas jalan. Kabid Pengendalian dan Operasional LLAJ Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan saat dikonfirmasi, Senin (2/7) mengungkapkan, pihaknya selaku petugas pelaksana pengamanan lalulintas bersama Dishub Provinsi hanya bisa melakukan buka tutup sementara untuk mengurangi kemacetan yang terjadi. Hal itu berkaitan dengan adanya permintaan dari banjar-banjar di sekitar Art Centre yang melakukan penggalian dana dari parkir untuk pemeliharaan balai banjar. Sehingga, pihaknya tidak mampu melakukan pelarangan untuk parkir karena permintaan tersebut.
"Untuk mengatasi kemacetan saat ini kami hanya bisa melakukan buka tutup. Yakni ditutup saat kepadatan lalu lintas dan dibuka ketika kepadatan sudah berkurang. Untuk penerapan parkir yang dikeluhkan kami tidak bisa melarang mereka karena meminta izin ke Dishub untuk melakukan penggalian dana, karena tujuan PKB kan untuk mensejahterakan banjar," ungkapnya.
Dikatakan, penutupan biasanya untuk pengendara dari arah barat Jalan Hayam Wuruk dialihkan ke Jalan Kecubung menuju Jalan WR Supratman. Untuk yang di timur diarahkan ke Jalan Narakusuma menuju Renon, sedangkan dari arah utara pengendara akan dialihkan ke timur tengah Jalan Katrangan, sehingga di kawasan Art Centre bisa difokuskan untuk parkir.
Jika kendaraan tidak terlalu padat, pihaknya akan membuka kembali jalur tersebut. "Kami tidak bisa melakukan hal lebih lagi untuk mengurai kemacetan kecuali buka tutup. Sebab anggaran yang minim membuat kami tidak bisa mengerahkan lebih banyak personel. Yang sekarang perharinya kami hanya bisa mengerahkan 10 personel, 5 dari Denpasar 5 dari Provins yang idealnya sebenarnya 30 personel," ungkapnya.
Kata Sriawan, jika memang benar-benar panitia pelaksana ingin mengurai kemacetan untuk memperlancar jalannya PKB, pihak pelaksana harusnya memberikan dana yang cukup untuk membantu Pecalang saat penanganan kemacetan. "Ya dananya juga harus disediakan dong, sekarang minim kami gimana mengerahkan personel," imbuhnya.
Ia menyarankan, solusi yang paling tepat untuk mengurai kemacetan untuk jangka panjangnya adalah panitia pelaksana PKB harus menyediakan anggaran setiap tahunnya untuk masing-masing banjar yang melakukan penggalian dana. Sebab, saat ini alasan mereka melakukan pungutan parkir untuk membantu pemeliharaan banjar mereka. "Ketika mereka diberikan hibah, mereka dipastikan tidak akan melakukan penggalian dana. Itu harusnya dipikirkan kembali oleh pemerintah," jelasnya.
Ketika dana itu sudah ada, pihaknya memastikan akan bisa diurai, ditambah perparkiran dilakukan di beberapa titik seperti GOR Ngurah Rai dan Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Renon. Dengan penempatan kendaraan di titik parkir tersebut pemerintah juga bisa menyediakan Shuttle Bus untuk pengangkutan pengunjung menuju Art Centre. *m
Hal itu menjadi keluhan pengendara setiap kali melintas terutama di Jalan Hayam Wuruk yang menjadi pusat kepadatan kendaraan yang dipakai lahan parkir pada kedua ruas jalan. Kabid Pengendalian dan Operasional LLAJ Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan saat dikonfirmasi, Senin (2/7) mengungkapkan, pihaknya selaku petugas pelaksana pengamanan lalulintas bersama Dishub Provinsi hanya bisa melakukan buka tutup sementara untuk mengurangi kemacetan yang terjadi. Hal itu berkaitan dengan adanya permintaan dari banjar-banjar di sekitar Art Centre yang melakukan penggalian dana dari parkir untuk pemeliharaan balai banjar. Sehingga, pihaknya tidak mampu melakukan pelarangan untuk parkir karena permintaan tersebut.
"Untuk mengatasi kemacetan saat ini kami hanya bisa melakukan buka tutup. Yakni ditutup saat kepadatan lalu lintas dan dibuka ketika kepadatan sudah berkurang. Untuk penerapan parkir yang dikeluhkan kami tidak bisa melarang mereka karena meminta izin ke Dishub untuk melakukan penggalian dana, karena tujuan PKB kan untuk mensejahterakan banjar," ungkapnya.
Dikatakan, penutupan biasanya untuk pengendara dari arah barat Jalan Hayam Wuruk dialihkan ke Jalan Kecubung menuju Jalan WR Supratman. Untuk yang di timur diarahkan ke Jalan Narakusuma menuju Renon, sedangkan dari arah utara pengendara akan dialihkan ke timur tengah Jalan Katrangan, sehingga di kawasan Art Centre bisa difokuskan untuk parkir.
Jika kendaraan tidak terlalu padat, pihaknya akan membuka kembali jalur tersebut. "Kami tidak bisa melakukan hal lebih lagi untuk mengurai kemacetan kecuali buka tutup. Sebab anggaran yang minim membuat kami tidak bisa mengerahkan lebih banyak personel. Yang sekarang perharinya kami hanya bisa mengerahkan 10 personel, 5 dari Denpasar 5 dari Provins yang idealnya sebenarnya 30 personel," ungkapnya.
Kata Sriawan, jika memang benar-benar panitia pelaksana ingin mengurai kemacetan untuk memperlancar jalannya PKB, pihak pelaksana harusnya memberikan dana yang cukup untuk membantu Pecalang saat penanganan kemacetan. "Ya dananya juga harus disediakan dong, sekarang minim kami gimana mengerahkan personel," imbuhnya.
Ia menyarankan, solusi yang paling tepat untuk mengurai kemacetan untuk jangka panjangnya adalah panitia pelaksana PKB harus menyediakan anggaran setiap tahunnya untuk masing-masing banjar yang melakukan penggalian dana. Sebab, saat ini alasan mereka melakukan pungutan parkir untuk membantu pemeliharaan banjar mereka. "Ketika mereka diberikan hibah, mereka dipastikan tidak akan melakukan penggalian dana. Itu harusnya dipikirkan kembali oleh pemerintah," jelasnya.
Ketika dana itu sudah ada, pihaknya memastikan akan bisa diurai, ditambah perparkiran dilakukan di beberapa titik seperti GOR Ngurah Rai dan Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Renon. Dengan penempatan kendaraan di titik parkir tersebut pemerintah juga bisa menyediakan Shuttle Bus untuk pengangkutan pengunjung menuju Art Centre. *m
Komentar