Warga di DAS Tukad Unda Was-was
Karena erupsi Gunung Agung, rencana pihak Desa Akah, Klungkung akan mengembangkan objek wisata dengan memanfaatkan alur Tukad Unda, tidak bisa terwujud.
Gunung Agung Rentan Muntahkan Banjir Lumpur
SEMARAPURA, NusaBali
Peningkatan kembali aktivitas vulkanik Gunung Agung, Karangasem, membuat masyarakat di Daerah Aliran Sungai (DAS) pinggiran Tukad Unda, Klungkung, mulai was-was. Karena erupsi gunung tertinggi di Bali ini rentan memuntahkan banjir lumpur dan lahar dingin di sepanjang sungai tersebut.
Tak hanya warga, wisatawan di objek Tukad Unda pun mulai was-was. Padahal, belakangan ini aktivitas kunjungan ke objek dan kegiatan foto prewedding di Tukad Unda, cukup ramai. Pantauan NusaBali, Kamis (5/7) pagi, kondisi air Tukad Unda masih jernih atau belum dialiri lumpur pekat erupsi Gunung Agung, seperti pasca erupsi tahun 2017. Sehingga wisatawan masih bisa menikmati objek ini. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat banjir lumpur secara tiba-tiba, pihak pengelola objek pun memantau di sisi utara Tukad Unda.
“Kami bersama pemuda di sini harus membagi tugas. Sebagian teman ada yang berjaga-jaga di hulu atau di lokasi cek dam, mengawasi kemungkinan adanya peningkatan debit air,” ujar seorang warga di areal Tukad Unda, Ibas. Dia kerap membantu wisatawan dalam sesi pemotretan foto untuk pernikahan di Tukad Unda.
Sementara sebagian pemuda lagi membantu sesi pemotretan di antaranya jasa melempar air untuk background foto prewedding itu. “Kalau ada apa-apa teman kami yang ada di hulu segera memberitahukan kami lewat radio pesawat,” ujarnya. Dengan situasi erupsi ini sedikit saja mendung di utara (wilayah Karangasem) pihaknya sudah khawatir.
Selain itu, akibat erupsi Gunung Agung, rencana pihak Desa Akah, Kecamatan Klungkung akan mengembangkan objek wisata dengan memanfaatkan alur Tukad Unda, tidak bisa terwujud. Rencananya, alur Tukad Unda hendak dimanfaatkan untuk membuat kolam pancing, wahana perahu air berbentuk angsa dan lainnya. “Rencana 2019 sudah ada. Namun karena situasi erupsi Gunung Agung rencana itu dibatalkan. Hal ini juga sempat dibahas dengan pihak BPD (Badan Perwakilan Desa) dan bendesa pakraman,” ujar Perbekel Desa Akah I Nyoman Sujati.
Karena rencana dibatalkan tahun ini, maka anggaran untuk pengembanagn objek wisata itu dialihkan untuk merabat gang atau betonisasi gang. Ke depan pihaknya berencana membuat wisata trekking di dekat alur Tukad Unda tahun 2020. “Mudah-mudahan saat itu kondisi Gunung Agung sudah kembali normal,” harapnya. *wan
SEMARAPURA, NusaBali
Peningkatan kembali aktivitas vulkanik Gunung Agung, Karangasem, membuat masyarakat di Daerah Aliran Sungai (DAS) pinggiran Tukad Unda, Klungkung, mulai was-was. Karena erupsi gunung tertinggi di Bali ini rentan memuntahkan banjir lumpur dan lahar dingin di sepanjang sungai tersebut.
Tak hanya warga, wisatawan di objek Tukad Unda pun mulai was-was. Padahal, belakangan ini aktivitas kunjungan ke objek dan kegiatan foto prewedding di Tukad Unda, cukup ramai. Pantauan NusaBali, Kamis (5/7) pagi, kondisi air Tukad Unda masih jernih atau belum dialiri lumpur pekat erupsi Gunung Agung, seperti pasca erupsi tahun 2017. Sehingga wisatawan masih bisa menikmati objek ini. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat banjir lumpur secara tiba-tiba, pihak pengelola objek pun memantau di sisi utara Tukad Unda.
“Kami bersama pemuda di sini harus membagi tugas. Sebagian teman ada yang berjaga-jaga di hulu atau di lokasi cek dam, mengawasi kemungkinan adanya peningkatan debit air,” ujar seorang warga di areal Tukad Unda, Ibas. Dia kerap membantu wisatawan dalam sesi pemotretan foto untuk pernikahan di Tukad Unda.
Sementara sebagian pemuda lagi membantu sesi pemotretan di antaranya jasa melempar air untuk background foto prewedding itu. “Kalau ada apa-apa teman kami yang ada di hulu segera memberitahukan kami lewat radio pesawat,” ujarnya. Dengan situasi erupsi ini sedikit saja mendung di utara (wilayah Karangasem) pihaknya sudah khawatir.
Selain itu, akibat erupsi Gunung Agung, rencana pihak Desa Akah, Kecamatan Klungkung akan mengembangkan objek wisata dengan memanfaatkan alur Tukad Unda, tidak bisa terwujud. Rencananya, alur Tukad Unda hendak dimanfaatkan untuk membuat kolam pancing, wahana perahu air berbentuk angsa dan lainnya. “Rencana 2019 sudah ada. Namun karena situasi erupsi Gunung Agung rencana itu dibatalkan. Hal ini juga sempat dibahas dengan pihak BPD (Badan Perwakilan Desa) dan bendesa pakraman,” ujar Perbekel Desa Akah I Nyoman Sujati.
Karena rencana dibatalkan tahun ini, maka anggaran untuk pengembanagn objek wisata itu dialihkan untuk merabat gang atau betonisasi gang. Ke depan pihaknya berencana membuat wisata trekking di dekat alur Tukad Unda tahun 2020. “Mudah-mudahan saat itu kondisi Gunung Agung sudah kembali normal,” harapnya. *wan
Komentar