Sembarangan Buang Sampah, Siswa-Guru Wajib Tanam Bunga
SMPN 5 Pupuan membuat kesepakatan unik dengan Desa Munduktemu, Kecamatan Pupuan, Tabanan.
Kesepakatan SMPN 5 Puputan-Pihak Desa
TABANAN, NusaBali
Intinya, siswa dan guru yang kedapatan membuang sampah sembarangan akan dikenai sanksi berupa wajib membawa tanaman bunga ke sekolah dan harus merawatnya sampai tumbuh besar. Kesepakatan ini ditelorkan dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Desa Munduktemu, Rabu (11/7). Kesepakatan dila-kukan Perbekel Munduktemu, I Nyoman Wintara, bersama pihak SMPN 5 Pupuan saat memberikan materi di ‘Pasraman Kilat’ dalam kegiatan MPLS tersebut.
Dalam kegiatan di ‘Pasraman Kilat’ itu, jajaran Polsek Pupuan juga hadir memberikan materi tentang bahaya narkoba. Sedangkan Perbekel Nyoman Wintara membawakan materi khusus tentang kedisiplinan dan budi pekerti. Perbekel Nyoman Wintara pun sekalian membuat kesepakatan bersama dengan para siswa dan guru SMPN 5 Pupuan yang berada di Desa Munduktemu.
Sesuai kesepakatan, para siswa maupun guru yang kedapatan membuang sampah sembarangan, dikenakan sanksi wajib membawa tanaman bunga. "Tidak sekadar membawa tanaman bunga ke sekolah, tapi mereka juga wajib langsung merawatnya hingga tumbuh besar," jelas Nyoman Wintara seusai memberikan materi.
Menurut Wintara, kesepakatan ini dibuat sejatinya untuk mendukung program desa agar tidak membuang sampah sembarangan. Semua pihak harus ikut menjaga kebersihan lingkungan.
Sebelumnya, pihak Desa Munduktemu dengan tiga desa pakraman yang ada di wilauyahnya juga sudah membuat pararem serupa. Bagi warga yang kedapatan buang sampah sembarangan, mereka dikenakan sanksi adat dan sanksi sosial. "Kali ini, kita bikin kesepakatan dengan SMPN 5 Pupuan, Nantinya, guru dan siswa akan saling kontrol dan mengawasi. Guru kontrol siswa, sementara siswa kontrol gurunya," tandas Wintara.
Para guru dan siswa SMPN 5 Puputan pun sudah mendukung kesepakatan ini. Maka, kesepakatan sudah langsung diberlakukan mulai Rabu kemarin. "Kami pilih tanaman bunga, karena banyak fungsi yang bisa dimanfaatkan pihak sekolah. Jadi dengan langkah ini, SMPN 5 Pupuan sudah ikut bersinergi dalam mendukung program desa," katanya.
SMPN 5 Pupuan sendiri berada di wewidangan Desa Pakraman Anggasari, Desa Munduktemu, yang lokasinya jauh dari perkotaan. Dalam tahun ajaran 2018/2019 ini, sekolah tersebut hanya memperoleh 20 siswa baru. "Sedikit dapat siswa, karena sekolah ini letaknya di gunung. Para orangtua kebanyakan gengsi sekolahkan anaknya di gunung, selain lulusan SD juga sedikit," paparnya. *d
TABANAN, NusaBali
Intinya, siswa dan guru yang kedapatan membuang sampah sembarangan akan dikenai sanksi berupa wajib membawa tanaman bunga ke sekolah dan harus merawatnya sampai tumbuh besar. Kesepakatan ini ditelorkan dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Desa Munduktemu, Rabu (11/7). Kesepakatan dila-kukan Perbekel Munduktemu, I Nyoman Wintara, bersama pihak SMPN 5 Pupuan saat memberikan materi di ‘Pasraman Kilat’ dalam kegiatan MPLS tersebut.
Dalam kegiatan di ‘Pasraman Kilat’ itu, jajaran Polsek Pupuan juga hadir memberikan materi tentang bahaya narkoba. Sedangkan Perbekel Nyoman Wintara membawakan materi khusus tentang kedisiplinan dan budi pekerti. Perbekel Nyoman Wintara pun sekalian membuat kesepakatan bersama dengan para siswa dan guru SMPN 5 Pupuan yang berada di Desa Munduktemu.
Sesuai kesepakatan, para siswa maupun guru yang kedapatan membuang sampah sembarangan, dikenakan sanksi wajib membawa tanaman bunga. "Tidak sekadar membawa tanaman bunga ke sekolah, tapi mereka juga wajib langsung merawatnya hingga tumbuh besar," jelas Nyoman Wintara seusai memberikan materi.
Menurut Wintara, kesepakatan ini dibuat sejatinya untuk mendukung program desa agar tidak membuang sampah sembarangan. Semua pihak harus ikut menjaga kebersihan lingkungan.
Sebelumnya, pihak Desa Munduktemu dengan tiga desa pakraman yang ada di wilauyahnya juga sudah membuat pararem serupa. Bagi warga yang kedapatan buang sampah sembarangan, mereka dikenakan sanksi adat dan sanksi sosial. "Kali ini, kita bikin kesepakatan dengan SMPN 5 Pupuan, Nantinya, guru dan siswa akan saling kontrol dan mengawasi. Guru kontrol siswa, sementara siswa kontrol gurunya," tandas Wintara.
Para guru dan siswa SMPN 5 Puputan pun sudah mendukung kesepakatan ini. Maka, kesepakatan sudah langsung diberlakukan mulai Rabu kemarin. "Kami pilih tanaman bunga, karena banyak fungsi yang bisa dimanfaatkan pihak sekolah. Jadi dengan langkah ini, SMPN 5 Pupuan sudah ikut bersinergi dalam mendukung program desa," katanya.
SMPN 5 Pupuan sendiri berada di wewidangan Desa Pakraman Anggasari, Desa Munduktemu, yang lokasinya jauh dari perkotaan. Dalam tahun ajaran 2018/2019 ini, sekolah tersebut hanya memperoleh 20 siswa baru. "Sedikit dapat siswa, karena sekolah ini letaknya di gunung. Para orangtua kebanyakan gengsi sekolahkan anaknya di gunung, selain lulusan SD juga sedikit," paparnya. *d
Komentar