Nelayan Tabanan Tak Berani Melaut
Tinggi gelombang disertai angin kencang, membuat nelayan di Tabanan terpaksa mencari mata pencaharian lain, yakni menjadi buruh bangunan atau bertani.
TABANAN, NusaBali
Puluhan nelayan di Pantai Pasut, Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, tidak berani melaut, lantaran tinggi gelombang mencapai 3 – 4 meter. Gelombang tinggi tersebut disertai angin kencang yang membuat nelayan tidak berani nekat menerjang.
Pantauan di lapangan, beberapa jukung nelayan ditambatkan di pesisir. Sesekali juga beberapa nelayan menengok keadaan gelombang laut. Namun begitu dilihat gelombang masih tinggi, mereka kembali pulang ke rumahnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Wayan Bandem. Menurutnya tinggi gelombang mencapai 3 – 4 meter, sehingga dia tidak berani menerobos. Apalagi disertai angin kencang sehingga niatnya untuk melaut ditunda. “Angin kencang sekali, tidak berani menerobos,” ujarnya, Kamis (19/7).
Kata dia, tinggi gelombang mencapai 3 – 4 meter sudah sejak seminggu. Sehingga dia dan rekannya lebih memilih menambatkan perahu dan mencari pekerjaan tambahan seperti buruh bangunan atau bertani. “Sudah seminggu begini, kalau melaut sudah tidak memungkinkan,” imbuh Bandem. Dia berharap cuaca segera stabil agar bisa melaut.
Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan I Ketut Arsana Yasa menjelaskan saat ini nelayan di Tabanan tidak melaut. Ini karena gelombang laut mencapai 3,5 – 4,5 meter. “Jadi lebih banyak nelayan terpaksa menambatkan perahu mereka,” ucapnya. Padahal pekan lalu, menurut Yasa, tinggi gelombang mencapai 2,5 – 3 meter. “Oleh karena itu sudah tidak memungkinkan lagi melaut, mudah-mudahan cuaca cepat stabil kembali,” harapnya. *d
Puluhan nelayan di Pantai Pasut, Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, tidak berani melaut, lantaran tinggi gelombang mencapai 3 – 4 meter. Gelombang tinggi tersebut disertai angin kencang yang membuat nelayan tidak berani nekat menerjang.
Pantauan di lapangan, beberapa jukung nelayan ditambatkan di pesisir. Sesekali juga beberapa nelayan menengok keadaan gelombang laut. Namun begitu dilihat gelombang masih tinggi, mereka kembali pulang ke rumahnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Wayan Bandem. Menurutnya tinggi gelombang mencapai 3 – 4 meter, sehingga dia tidak berani menerobos. Apalagi disertai angin kencang sehingga niatnya untuk melaut ditunda. “Angin kencang sekali, tidak berani menerobos,” ujarnya, Kamis (19/7).
Kata dia, tinggi gelombang mencapai 3 – 4 meter sudah sejak seminggu. Sehingga dia dan rekannya lebih memilih menambatkan perahu dan mencari pekerjaan tambahan seperti buruh bangunan atau bertani. “Sudah seminggu begini, kalau melaut sudah tidak memungkinkan,” imbuh Bandem. Dia berharap cuaca segera stabil agar bisa melaut.
Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan I Ketut Arsana Yasa menjelaskan saat ini nelayan di Tabanan tidak melaut. Ini karena gelombang laut mencapai 3,5 – 4,5 meter. “Jadi lebih banyak nelayan terpaksa menambatkan perahu mereka,” ucapnya. Padahal pekan lalu, menurut Yasa, tinggi gelombang mencapai 2,5 – 3 meter. “Oleh karena itu sudah tidak memungkinkan lagi melaut, mudah-mudahan cuaca cepat stabil kembali,” harapnya. *d
Komentar