Penataan Pantai Selagan Tahap Satu Hampir Rampung
Penanganan abrasi yang menggerus Pantai Selagan dalam kawasan The Nusa Dua (ITDC), Kecamatan Kuta Selatan, Badung tahap pertama kini hampir rampung.
MANGUPURA, NusaBali
Abrasi yang merusak pantai di kawasan elite ini yang ditangani sekitar 400 meter. Saat ini penataannya sudah mencapai 300 meter. Managing Director The Nusa Dua ITDC I Wayan Karioka dikonfirmasi pada Minggu (22/7), mengatakan penataan pantai yang berada di antara Pulau Nusa Darma dan Pulau Peninsula ini dilakukan dua tahap. Penanganan tahap pertama ini sifatnya adalah emergensi. Sementara pemecah masalah terjadinya abrasi belum dilakukan.
Pada tahap dua nanti adalah pembangunan break water (pemecah air/gelombang). Dikatakan meski telah dilakukan pembangunan tanggul, tetapi masalah abrasi pasti akan kembali terjadi. Sebelumnya telah dibangun tanggul namun tak bertahan lama, jebol dihantam ombak.
“Penataan yang dilakukan sekarang sifatnya emergensi. Pemecah masalah utamanya belum tertangani. Masalah utamanya adalah hantaman ombak yang keras. Nanti di lepas pantainya (di laut) akan dibangun break water. Sebab kalau itu tak dilakukan, pasti tanggul yang dibangun saat ini akan rusak lagi dalam waktu yang tak lama,” tutur Karioka.
Nah, untuk membangun break water ini tak mudah dilakukan. Tentunya melalui kajian. Selain itu melalui proses perizinan dari pihak-pihak terkait. Untuk membangun struktur peredam ombak itu saat ini ada dua metode yang digunakan. Satu metode konvensional, yakni bangunan strukturnya sampai pada dasar laut. Metode kedua adalah teknologi terbaru yakni peredam ombak yang mengambang.
Rencana pembangunan break water itu, lanjut Karioka, sedang didiskusikan dengan Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) dan pihak terkait lainnya. Karena hal ini otoritasnya kalau d iluar dari garis pantai adalah provinsi. Saat ini sedang dibahas di provinsi.
“(Untuk pembangunan) Peredam gelombang ini kami harus koordinasi dengan provinsi dan pusat. Pengerjaan itu nanti masuk tahap dua. Itu harus dibuat. Kalau tak dibuat pengaman pantai yang dibangun saat ini akan jebol juga,” tandas Karioka.
Sementara untuk pengaman pantai ditargetkan selesai pada Agustus mendatang. Tetapi peredam gelombangnya akan dimulai setelah gelaran IMF – World Band pada Oktober nanti. “Saat ini kami sambil proses administrasi diselesaikan dulu. Baik perizinannya maupun ketentuan-ketentuan yang legalnya. Sementara pembangunan pengamanan pantainya saat ini progresnya sudah 70 persen lebih atau 300 meter lebih,” kata Karioka. *p
Abrasi yang merusak pantai di kawasan elite ini yang ditangani sekitar 400 meter. Saat ini penataannya sudah mencapai 300 meter. Managing Director The Nusa Dua ITDC I Wayan Karioka dikonfirmasi pada Minggu (22/7), mengatakan penataan pantai yang berada di antara Pulau Nusa Darma dan Pulau Peninsula ini dilakukan dua tahap. Penanganan tahap pertama ini sifatnya adalah emergensi. Sementara pemecah masalah terjadinya abrasi belum dilakukan.
Pada tahap dua nanti adalah pembangunan break water (pemecah air/gelombang). Dikatakan meski telah dilakukan pembangunan tanggul, tetapi masalah abrasi pasti akan kembali terjadi. Sebelumnya telah dibangun tanggul namun tak bertahan lama, jebol dihantam ombak.
“Penataan yang dilakukan sekarang sifatnya emergensi. Pemecah masalah utamanya belum tertangani. Masalah utamanya adalah hantaman ombak yang keras. Nanti di lepas pantainya (di laut) akan dibangun break water. Sebab kalau itu tak dilakukan, pasti tanggul yang dibangun saat ini akan rusak lagi dalam waktu yang tak lama,” tutur Karioka.
Nah, untuk membangun break water ini tak mudah dilakukan. Tentunya melalui kajian. Selain itu melalui proses perizinan dari pihak-pihak terkait. Untuk membangun struktur peredam ombak itu saat ini ada dua metode yang digunakan. Satu metode konvensional, yakni bangunan strukturnya sampai pada dasar laut. Metode kedua adalah teknologi terbaru yakni peredam ombak yang mengambang.
Rencana pembangunan break water itu, lanjut Karioka, sedang didiskusikan dengan Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) dan pihak terkait lainnya. Karena hal ini otoritasnya kalau d iluar dari garis pantai adalah provinsi. Saat ini sedang dibahas di provinsi.
“(Untuk pembangunan) Peredam gelombang ini kami harus koordinasi dengan provinsi dan pusat. Pengerjaan itu nanti masuk tahap dua. Itu harus dibuat. Kalau tak dibuat pengaman pantai yang dibangun saat ini akan jebol juga,” tandas Karioka.
Sementara untuk pengaman pantai ditargetkan selesai pada Agustus mendatang. Tetapi peredam gelombangnya akan dimulai setelah gelaran IMF – World Band pada Oktober nanti. “Saat ini kami sambil proses administrasi diselesaikan dulu. Baik perizinannya maupun ketentuan-ketentuan yang legalnya. Sementara pembangunan pengamanan pantainya saat ini progresnya sudah 70 persen lebih atau 300 meter lebih,” kata Karioka. *p
Komentar