Jalan Putus Diuruk Tanah
Jalan penghubung Banjar Geriana Kauh dengan Banjar Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem sejak 10 bulan putus. Perbekel Desa Duda Utara, I Wayan Darmadi, upayakan menyambung jalan penghubung dua banjar itu dengan menguruk lubang menggunakan tanah.
AMLAPURA, NusaBali
Kedalaman lubang sedalam 6 meter dengan lebar 12 meter. Pada tahun 2019 direncanakan membangun jembatan permanen. Perbekel Duda Utara, Wayan Darmadi, memantau langsung pengurukan lubang di jalan penghubung Banjar Geriana Kauh dengan Banjar Geriana Kangin, Minggu (29/7). Jalan perbatasan dua banjar itu jebol akibat banjir di Sungai Panti yang berhulu di Gunung Agung, Oktober 2017.
Dampaknya, akses masyarakat terhambat, baik untuk kepentingan siswa ke sekolah maupun aktivitas sosial lainnya. Meski ada jalan lingkar, namun harus melewati jalur cukup jauh sekitar 4 kilometer. “Kami uruk dulu agar kendaraan bisa melintas. Perbaikan ini menggunakan dana desa. Ini sifatnya sementara, sebelum dibangun jembatan di tahun 2019,” jelas Wayan Darmadi.
Ada rencana membuka jalan baru menghubungkan Banjar Geriana Kauh menuju Banjar Tukad Sabuh sepanjang 1 kilometer dengan lebar 5 meter. Tetapi alat berat sementara dialihkan menguruk jalan putus. Alat berat dengan operator I Gusti Lanang Oka melakukan pengurukan dengan memanfaatkan lahan di sekitarnya, termasuk limbah batu tabas. Dikerjakan sekitar 1 jam, jalan bisa digunakan untuk akses kedua banjar itu. Sebelumnya menghubungkan kedua banjar menggunakan jembatan bambu. Salah seorang warga Banjar Geriana Kauh, I Nengah Kodi, mengaku waswas selama ini melintasi jembatan bambu. “Meski terbiasa megendarai sepeda motor tetap khawatir jembatan bambu itu jebol karena telah lama terendam lumpur,” ungkap Kodi. *k16
Komentar