Napi di 514 Lapas Serentak Senam Poco-poco
Ribuan narapidana di Lembaga Permasyaratan (Lapas) Khusus Narkotika, Cipinang melaksanakan senam poco-poco pemecahan rekor dunia kemarin pagi.
Pecahkan Rekor MURI
JAKARTA, NusaBali
Senam poco-poco juga dilakukan serentak di 514 lapas di seluruh Indonesia. "Kegiatan ini dilakukan di 514 lapas seluruh Indonesia," kata Direktur Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Dirjen PAS, Junaidi di Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Timur, Minggu (5/8) seperti dilansir detik.
Junaidi menyebut lebih dari 100 ribu narapidana ikut dalam senam poco-poco tersebut. Selain itu, menurutnya, kegiatan ini juga dalam rangka meramaikan senam poco-poco massal menyambut Asian Games 2018.
"Ini dalam rangka ikut berpartisipasi kegiatan poco seluruh Indonesia dalam rangka menyukseskan Asian Games dan mencintai dan melestrasikan budaya Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, salah satu napi yang ikut senam poco-poco, Setio Budiono mengaku sangat senang menjadi bagian pemecahan rekor dunia senam poco-poco. Dia bersama napi lain sudah berlatih pagi dan sore selama seminggu.
"Kita senang sekali gembira. Kita latihan pagi sore kita latihan bersama," ungkap Setio. Dalam kesempatan tersebut, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Dirjen PAS dan warga binaan. Senam poco-poco oleh napi itu memecahkan rekor MURI dengan peserta terbanyak di dalam lapas.
Wakil Ketua Bidang Media dan Promosi upaya pemecahan rekor tari poco-poco Fernando Repi mengatakan, rekor tersebut belum resmi terpecahkan meskipun sekitar 65.000 orang telah menari di kawasan Monas hingga Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin, Minggu (5/8).
"Ini masih proses (penilaian oleh Guinness World Records)," ujar Fernando seperti dilansir kompas.Menurutnya, proses pemecahan rekor tari poco-poco ini harus melalui proses yang panjang. Ia menyebut, proses dimulai sejak tahun lalu.
"Jadi ini, kan, sebenernya proses pencatatan itu untuk GWR (Guinness World Records) itu beda dengan MURI (Musium Rekor Indonesia) karena proses penilaiannya kan juga beda. Kami sudah mengajukan rencana ini sekitar setahun yang lalu," sebutnya.
Setelah menerima proposal panitia, tim GWR melakukan kajian terlebih dahulu mengenai asal mula tarian poco-poco. "Jadi ini, kan, kami mengajukan kategori baru. Jadi kami harus sebut berapa jumlah peserta yang akan ikut dalam upaya ini. Lalu apakah betul poco-poco ini pertama kali dikenal dunia dari Indonesia," sebutnya.
Dalam pelaksanaannya, tim GWR pun memberi berbagai peraturan untuk memastikan hasil upaya pemecahan rekor ini valid. "Setiap peserta masuk kawasan Monas itu ada barcode khusus untuk memastikan jumlah peserta tak kurang dari yang kami usulkan. Lalu dari 65.000 orang harus kami bagi menjadi 1.300 barikade. Setiap barikade ada steward (pimpinan regu) yang merupakan perwakilan GWR untuk memastikan gerakan peserta benar," sebutnya. *
JAKARTA, NusaBali
Senam poco-poco juga dilakukan serentak di 514 lapas di seluruh Indonesia. "Kegiatan ini dilakukan di 514 lapas seluruh Indonesia," kata Direktur Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Dirjen PAS, Junaidi di Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Timur, Minggu (5/8) seperti dilansir detik.
Junaidi menyebut lebih dari 100 ribu narapidana ikut dalam senam poco-poco tersebut. Selain itu, menurutnya, kegiatan ini juga dalam rangka meramaikan senam poco-poco massal menyambut Asian Games 2018.
"Ini dalam rangka ikut berpartisipasi kegiatan poco seluruh Indonesia dalam rangka menyukseskan Asian Games dan mencintai dan melestrasikan budaya Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, salah satu napi yang ikut senam poco-poco, Setio Budiono mengaku sangat senang menjadi bagian pemecahan rekor dunia senam poco-poco. Dia bersama napi lain sudah berlatih pagi dan sore selama seminggu.
"Kita senang sekali gembira. Kita latihan pagi sore kita latihan bersama," ungkap Setio. Dalam kesempatan tersebut, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Dirjen PAS dan warga binaan. Senam poco-poco oleh napi itu memecahkan rekor MURI dengan peserta terbanyak di dalam lapas.
Wakil Ketua Bidang Media dan Promosi upaya pemecahan rekor tari poco-poco Fernando Repi mengatakan, rekor tersebut belum resmi terpecahkan meskipun sekitar 65.000 orang telah menari di kawasan Monas hingga Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin, Minggu (5/8).
"Ini masih proses (penilaian oleh Guinness World Records)," ujar Fernando seperti dilansir kompas.Menurutnya, proses pemecahan rekor tari poco-poco ini harus melalui proses yang panjang. Ia menyebut, proses dimulai sejak tahun lalu.
"Jadi ini, kan, sebenernya proses pencatatan itu untuk GWR (Guinness World Records) itu beda dengan MURI (Musium Rekor Indonesia) karena proses penilaiannya kan juga beda. Kami sudah mengajukan rencana ini sekitar setahun yang lalu," sebutnya.
Setelah menerima proposal panitia, tim GWR melakukan kajian terlebih dahulu mengenai asal mula tarian poco-poco. "Jadi ini, kan, kami mengajukan kategori baru. Jadi kami harus sebut berapa jumlah peserta yang akan ikut dalam upaya ini. Lalu apakah betul poco-poco ini pertama kali dikenal dunia dari Indonesia," sebutnya.
Dalam pelaksanaannya, tim GWR pun memberi berbagai peraturan untuk memastikan hasil upaya pemecahan rekor ini valid. "Setiap peserta masuk kawasan Monas itu ada barcode khusus untuk memastikan jumlah peserta tak kurang dari yang kami usulkan. Lalu dari 65.000 orang harus kami bagi menjadi 1.300 barikade. Setiap barikade ada steward (pimpinan regu) yang merupakan perwakilan GWR untuk memastikan gerakan peserta benar," sebutnya. *
Komentar