Atribut PDIP Warnai Palebon AA Kompiang Raka
Upacara palebon Anggota Fraksi PDIP DPRD Bali dari Dapil Denpasar, AA Kompiang Raka digelar pada Sukra Wage Uye, Jumat (17/8).
DENPASAR, NusaBali
Uniknya saat proses berlangsung sejumlah atribut partai moncong putih tampak menghiasi. Bahkan dua payung yang berada di depan lembu berisikan lambang banteng ciri khas dari partai yang menaunginya. Prosesi Palebon berlangsung di Setra Medura, Desa Pakraman Intaran, Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Denpasar. Prosesi diawali dari kediaman almarhum di Jero Gede Abiantimbul, Desa Pakraman Intaran, Sanur dengan dengan menggelar persembahyangan terakhir. Setelah itu sekitar pukul 12.15 Wita, layon yang sudah ditempatkan di bade diusung ke Setra Medura untuk dilakukan palebon.
Terlihat hadir dalam palebon kemarin, antara lain Ketua DPC PDIP yang juga Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara, aktivis ForBali I Wayan Gendo Suardana dan lainnya. Mereka bahkan ikut bersama-sama menyulutkan api ke lembu sebagai prosesi penghormatan terakhir kepada almarhum yang juga Bendesa Intaran ini.
Gusti Ngurah Gede saat ditemui di sela-sela prosesi mengungkapkan PDIP sangat kehilangan sosok kepemimpinan dari AA Kompiang Raka. Dengan kepemimpinannya memajukan partai di Denpasar dari tahun 1998 membuat pihaknya memberikan penghormatan terakhir dengan memasang atribut partai dan dibakar bersama lembu.
Dikatakan Ngurah Gede, AA Kompiang Raka merupakan kader yang loyal, selalu aktif dalam kepengurusan, aktif dalam hajatan politik dan selalu menjadi garda terdepan dalam masalah partai. Dengan melihat kepemimpinan Kompiang Raka itu, Ngurah Gede berharap ada generasi penerus yang masuk dalam partai untuk melanjutkan kepemimpinannya.
"Beliau di mata kami menjadi tokoh yang selalu loyal dan menjadi garda terdepan dalam partai. Kami harap pihak keluarga diberikan ketabahan, selain itu kedepannya juga kami berharap ada pewaris beliau yang muncul untuk menggantikan kepemimpinan beliau dalam mengurus partai," jelas Ngurah Gede.
Sementara, anak pertama AA Kompiang Raka, yakni AA Ayu Manik Pratiwiningrat saat ditemui di lokasi bersama ibunya AA Putu Adi mengatakan sudah mengikhlaskan kepergian ayahandanya AAKompiang Raka. Palebon yang berlangsung saat ini bertepatan dengan hari kemerdekaan RI yang kebetulan merupakan hari baik untuk prosesi upacara.
Ayu Manik mengungkapkan, prosesi ini dipuput oleh 6 sulinggih yang semuanya asal Sanur. "Kami sudah ikhlas, yang kami lakukan sekarang menyelesaikan prosesi palebon. Prosesi ini sudah berjalan dari tanggal 14 Agustus dengan nyiramang layon. Tanggal 15 Agustus tengah malam mareresik, dan lalu 16 Agustus baru dilakukan ngajum dan pengaskaran, dan kemarin Palebonnya dipuput 6 sulinggih dari Sanur," ungkapnya.
Kata dia, dengan kepergian ayahnya tersebut, kedepannya menjadi panutan bagi keluarga. "Ya dengan sosok beliau kami harap bisa kami tiru ke depannya. Beliau sosok ayah yang baik dan bertanggung jawab. Kepemimpinannya juga semoga dapat kami ikuti ke depannya," umgkap Ayu Manik.
Seperti diberitakan sebelumnya almarhum AA Kompiang Raka menghembuskan napas terakhir dalam peratawan di RS Bross, Niti Mandala Denpasar, Selasa (7/8) malam sekitar pukul 21.40 Wita. Se¬be¬lum meninggal, politisi yang juga Bendesa Pakraman Intaran, Kelurahan Sa¬nur, Denpasar Selatan ini selama 7 hari dirawat di RS Bross. Almarhum pun sem¬pat dua menjalani operasi otak.
Anggota Komisi I DPRD Bali dari Fraksi PDIP yang kini Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPC PDIP Denpasar ini berpulang buat selamanya de¬ngan meninggalkan istri tercinta Anak Agung Putu Adi, 54, serta dua anak, yakni AA Ayu Manik Pratiwiningrat, 26, dan AA Gde Suyoga, 24. *mi
Uniknya saat proses berlangsung sejumlah atribut partai moncong putih tampak menghiasi. Bahkan dua payung yang berada di depan lembu berisikan lambang banteng ciri khas dari partai yang menaunginya. Prosesi Palebon berlangsung di Setra Medura, Desa Pakraman Intaran, Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Denpasar. Prosesi diawali dari kediaman almarhum di Jero Gede Abiantimbul, Desa Pakraman Intaran, Sanur dengan dengan menggelar persembahyangan terakhir. Setelah itu sekitar pukul 12.15 Wita, layon yang sudah ditempatkan di bade diusung ke Setra Medura untuk dilakukan palebon.
Terlihat hadir dalam palebon kemarin, antara lain Ketua DPC PDIP yang juga Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara, aktivis ForBali I Wayan Gendo Suardana dan lainnya. Mereka bahkan ikut bersama-sama menyulutkan api ke lembu sebagai prosesi penghormatan terakhir kepada almarhum yang juga Bendesa Intaran ini.
Gusti Ngurah Gede saat ditemui di sela-sela prosesi mengungkapkan PDIP sangat kehilangan sosok kepemimpinan dari AA Kompiang Raka. Dengan kepemimpinannya memajukan partai di Denpasar dari tahun 1998 membuat pihaknya memberikan penghormatan terakhir dengan memasang atribut partai dan dibakar bersama lembu.
Dikatakan Ngurah Gede, AA Kompiang Raka merupakan kader yang loyal, selalu aktif dalam kepengurusan, aktif dalam hajatan politik dan selalu menjadi garda terdepan dalam masalah partai. Dengan melihat kepemimpinan Kompiang Raka itu, Ngurah Gede berharap ada generasi penerus yang masuk dalam partai untuk melanjutkan kepemimpinannya.
"Beliau di mata kami menjadi tokoh yang selalu loyal dan menjadi garda terdepan dalam partai. Kami harap pihak keluarga diberikan ketabahan, selain itu kedepannya juga kami berharap ada pewaris beliau yang muncul untuk menggantikan kepemimpinan beliau dalam mengurus partai," jelas Ngurah Gede.
Sementara, anak pertama AA Kompiang Raka, yakni AA Ayu Manik Pratiwiningrat saat ditemui di lokasi bersama ibunya AA Putu Adi mengatakan sudah mengikhlaskan kepergian ayahandanya AAKompiang Raka. Palebon yang berlangsung saat ini bertepatan dengan hari kemerdekaan RI yang kebetulan merupakan hari baik untuk prosesi upacara.
Ayu Manik mengungkapkan, prosesi ini dipuput oleh 6 sulinggih yang semuanya asal Sanur. "Kami sudah ikhlas, yang kami lakukan sekarang menyelesaikan prosesi palebon. Prosesi ini sudah berjalan dari tanggal 14 Agustus dengan nyiramang layon. Tanggal 15 Agustus tengah malam mareresik, dan lalu 16 Agustus baru dilakukan ngajum dan pengaskaran, dan kemarin Palebonnya dipuput 6 sulinggih dari Sanur," ungkapnya.
Kata dia, dengan kepergian ayahnya tersebut, kedepannya menjadi panutan bagi keluarga. "Ya dengan sosok beliau kami harap bisa kami tiru ke depannya. Beliau sosok ayah yang baik dan bertanggung jawab. Kepemimpinannya juga semoga dapat kami ikuti ke depannya," umgkap Ayu Manik.
Seperti diberitakan sebelumnya almarhum AA Kompiang Raka menghembuskan napas terakhir dalam peratawan di RS Bross, Niti Mandala Denpasar, Selasa (7/8) malam sekitar pukul 21.40 Wita. Se¬be¬lum meninggal, politisi yang juga Bendesa Pakraman Intaran, Kelurahan Sa¬nur, Denpasar Selatan ini selama 7 hari dirawat di RS Bross. Almarhum pun sem¬pat dua menjalani operasi otak.
Anggota Komisi I DPRD Bali dari Fraksi PDIP yang kini Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPC PDIP Denpasar ini berpulang buat selamanya de¬ngan meninggalkan istri tercinta Anak Agung Putu Adi, 54, serta dua anak, yakni AA Ayu Manik Pratiwiningrat, 26, dan AA Gde Suyoga, 24. *mi
Komentar