Mahfud MD Tolak Tawaran Jadi Timses Jokowi
PDIP mengungkap Mahfud MD telah ditawari menjadi ketua tim pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) pada Pilpres 2019.
JAKARTA, NusaBali
Namun ternyata Mahfud menolaknya. "Jadi ketika diminta untuk untuk menjadi ketua tim pemenangan, beliau nggak mau," ungkap ujar Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari, Minggu (19/8) malam.
PDIP membantah bila ada tudingan yang menyebut pihak Jokowi melupakan Mahfud Md setelah anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu tak dipilih menjadi cawapres. Eva memastikan Jokowi tetap memperhatikan Mahfud.
"Jadi salah kalau kemudian seolah-olah kita mengabaikan beliau," tuturnya. Eva menyebut alasan Mahfud menolak masuk timses adalah ingin fokus pada BPIP. Mahfud diyakini tak akan berpindah ke kubu lawan meski mendapat tawaran dari pihak Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kita sudah menawari dan seterusnya dan Pak MMD sudah mengambil sikap begitu, 'Saya tidak akan partisan karena saya di BPIP'. Di Jokowi saja menolak, ngapain ke Gerindra mau, kan aneh," sebut Eva. Mahfud diyakini tetap akan mendukung Jokowi meski memilih tidak menjadi partisan. Seperti diketahui, Mahfud mendapat tawaran kembali bergabung ke kubu Prabowo seperti saat Pilpres 2014.
"Kita sudah minta, nggak mau beliau. Kita pingin, tapi kita paham alasan beliau, 'Saya kan di BPIP, sebaiknya jangan partisan,' gitu kan (perkataan Mahfud)," tutur Eva. Apakah benar? Mahfud MD pun mengungkap alasannya. "Saya tak bisa jadi ketua timses atau tim pemenangan karena saya berada di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)," ujar Mahfud saat menghadiri acara pembekalan 750 bakal calon anggota legislatif (bacaleg) PSI di Balai Sarbini, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (20/8).
Mahfud mengatakan BPIP erat kaitannya dengan urusan ideologi bangsa. BPIP sebagai penyelenggara negara harus netral. "Itu ditugaskan oleh Presiden oleh Pak Jokowi untuk menata ideologi, termasuk di dalamnya gimana netralitas penyelenggara negara, karena BPIP kan penyelenggara juga," tuturnya. Mahfud menyebut dirinya akan netral. Ia seolah menegaskan tidak akan memilih pasangan calon mana pun untuk didukung, meski kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga telah merayunya. "Jadi kalau saya masuk ke tim sukses yang manapun, itu berarti saya tak netral. Itu saja, jadi tim sukses kan gitu," kata Mahfud dilansir detik.com.
Sebelumnya diberitakan, Sudirman Said, yang kini menjadi politikus Gerindra, juga menemui Mahfud Md pada Sabtu (18/8). Disebut-sebut, pertemuan itu dalam rangka mengajak Mahfud bergabung ke tim pemenangan Prabowo-Sandiaga. *
Namun ternyata Mahfud menolaknya. "Jadi ketika diminta untuk untuk menjadi ketua tim pemenangan, beliau nggak mau," ungkap ujar Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari, Minggu (19/8) malam.
PDIP membantah bila ada tudingan yang menyebut pihak Jokowi melupakan Mahfud Md setelah anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu tak dipilih menjadi cawapres. Eva memastikan Jokowi tetap memperhatikan Mahfud.
"Jadi salah kalau kemudian seolah-olah kita mengabaikan beliau," tuturnya. Eva menyebut alasan Mahfud menolak masuk timses adalah ingin fokus pada BPIP. Mahfud diyakini tak akan berpindah ke kubu lawan meski mendapat tawaran dari pihak Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kita sudah menawari dan seterusnya dan Pak MMD sudah mengambil sikap begitu, 'Saya tidak akan partisan karena saya di BPIP'. Di Jokowi saja menolak, ngapain ke Gerindra mau, kan aneh," sebut Eva. Mahfud diyakini tetap akan mendukung Jokowi meski memilih tidak menjadi partisan. Seperti diketahui, Mahfud mendapat tawaran kembali bergabung ke kubu Prabowo seperti saat Pilpres 2014.
"Kita sudah minta, nggak mau beliau. Kita pingin, tapi kita paham alasan beliau, 'Saya kan di BPIP, sebaiknya jangan partisan,' gitu kan (perkataan Mahfud)," tutur Eva. Apakah benar? Mahfud MD pun mengungkap alasannya. "Saya tak bisa jadi ketua timses atau tim pemenangan karena saya berada di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)," ujar Mahfud saat menghadiri acara pembekalan 750 bakal calon anggota legislatif (bacaleg) PSI di Balai Sarbini, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (20/8).
Mahfud mengatakan BPIP erat kaitannya dengan urusan ideologi bangsa. BPIP sebagai penyelenggara negara harus netral. "Itu ditugaskan oleh Presiden oleh Pak Jokowi untuk menata ideologi, termasuk di dalamnya gimana netralitas penyelenggara negara, karena BPIP kan penyelenggara juga," tuturnya. Mahfud menyebut dirinya akan netral. Ia seolah menegaskan tidak akan memilih pasangan calon mana pun untuk didukung, meski kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga telah merayunya. "Jadi kalau saya masuk ke tim sukses yang manapun, itu berarti saya tak netral. Itu saja, jadi tim sukses kan gitu," kata Mahfud dilansir detik.com.
Sebelumnya diberitakan, Sudirman Said, yang kini menjadi politikus Gerindra, juga menemui Mahfud Md pada Sabtu (18/8). Disebut-sebut, pertemuan itu dalam rangka mengajak Mahfud bergabung ke tim pemenangan Prabowo-Sandiaga. *
Komentar