KESEHATAN : Ruam Kemerahan pada Bokong Bayi, Apakah Penyebabnya?
Ruam kemerahan yang muncul pada bokong bayi sering menjadi masalah yang mengkhawatirkan ibu – ibu muda yang baru memiliki buah hati.
Oleh : dr. Sherly Veronica
Banyaknya kejadian serupa terjadi pada pasangan suami istri yang baru memiliki buah hati dan tidak mengetahui cara mengatasinya sehingga menjadikhawatir dengan ruam kemerahan yang kerap muncul pada bokong bayi. Tidak jarang pertanyaan - pertanyaan muncul dari ibu mengenai penyebab sebenarnya dari ruam kemerahan yang muncul pada bokong bayi hingga kondisi tersebut apakah membahayakan bayi. Banyak ibu khawatir karena tidak mengetahui bagaimana cara penatalaksanaan serta pencegahannya sehingga penting untuk mengenal penyebab dari ruam kemerahan ini, tanda-tanda serta cara pencegahan hingga penatalaksanaannya.
Ruam kemerahan pada area bokong bayi ini dalam bahasa medis dikenal dengan sebutan dermatitis popok. Dermatitis popok pada bayi merupakan suatu reaksi peradangan pada area bokong bayi yang disebabkan oleh popok yang dikenakan. Kelainan ini sangat sering dijumpai pada kulit bayi yang menggunakan popok. Kelainan ini sering ditemukan pada bayi berusia 3 minggu hingga 2 tahun dengan kejadian tertinggi pada usia 9 – 12 bulan.
Faktor pemicu yang berperan pada timbulnya kelainan ini adalah adanya peningkatan kelembaban pada kulit dalam jangka waktu lama serta gesekan antarkulit atau antara kulit dengan popok. Kelembaban yang terjadi berasal dari urin yang tidak terserap ataupun keringat yang tidak menguap akibat oleh popok. Karena kondisi kulit yang lembab dan adanya gesekan tersebut akan menyebabkan kerusakan sistem pertahanan / barrier kulit sehingga memudahkan timbulnya iritasi pada bokong bayi.
Foto: Iritasi pada kulit bokong bayi
Faktor lainnya yang berperan adalah adanya kontak kulit terhadap urine, feses (tinja), enzim proteolitik dan lipolitik dari saluran pencernaan, dan adanya paparan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri serta bahan yang bersifat alergen ataupun iritan. Selain infeksi oleh jamur dan bakteri, faktor genetik dan lingkungan juga menjadi faktor penyebabterjadinya dermatitis popok.
Urine sebagai faktor pencetus akan meningkatkan pH kulit melalui pemecahan urea menjadi amonia. Peningkatan pH kulit ini akan meningkatkan aktivitas enzim protease dan lipase sehingga terjadi kerusakan barrierkulit lebih lanjut. Kerusakan barrier kulit akan menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas kulit sehingga memudahkan mikroorganisme dan bahan – bahan yang bersifat iritan ataupun alergen dapat masuk melalui kulit sehingga menimbulkan gangguan di kulit.
Faktor lainnya seperti nutrisi juga dipertimbangkan sebagai faktor penting dalam terjadinya dermatitis popok. Seperti halnya diet rendah biotin pada bayi yang hanya mendapatkan susu formula saja dapat lebih mudah mengalami dermatitis popok. Selain itu diet yang rendah zinc pada umumnya juga ditemukan sebagai faktor yang mempengaruhi terjadinya dermatitis popok.
Berdasarkan gambaran klinis, terdapat berbagai macam gambaran dermatitis popok tetapi pada umumnya yang paling sering ditemukan adalah dermatitis popok iritan dan diikuti dengan dermatitis popok candida.
Dermatitis popok iritan memberikan gejala klinis yang menonjol pada daerah bokong dan genitaliaberupa bercak kemerahan, lembab, dan kadang bersisik. Kelainan ini kadang tidak memberikan gejala hingga terasa perih pada daerah bokong apabila kondisi ruam kemerahan sudah meluas hingga ke sekitarnya.
Dermatitis popok Candida merupakan jenis dermatitis popok kedua yang paling sering dijumpai. Infeksi jamur Candida ini sering dijumpai pada dermatitis popok yang telah berlangsung lebih dari 3 hari. Infeksi ini ditandai dengan bercak kemerahan yang lebih terang, kadang juga terdapat bercak keputihan dan bintik – bintik yang dapat dijumpai di daerah selangkangan. Biasanya infeksi inidiperparah dengan keadaan diare dan akan bertambah seiring dengan keparahan dermatitis popok yang terjadi.
Dermatitis popok ini menyebabkan rasa tidak nyaman pada bayi karena gatal dan iritasi yang timbul sehingga bayi mengekspresikan ketidaknyamanannya melalui tangisan yang tidak diketahui penyebabnya oleh ibu. Namun ibu tidak perlu khawatir karena dermatitis popok ini tidaklah membahayakan asal dilakukan pencegahan dan penatalaksanaan yang baik dan benar.
Berikut ini beberapa tips pencegahan dan penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh ibu pada sang buah hati sehingga dermatitis popok ini tidak menjadi masalah pada kalangan ibu muda yang baru memiliki buah hati:
- Popok dibiarkan terbuka saat bayi tidur agar tidak menyebabkan kelembaban yang berlebihan dan menjaga bokong bayi tetap kering sehingga tidak menjadi sumber pertumbuhan jamur ataupun bakteri.
- Menjaga kebersihan area bokong pada bayi dengan cara mencuci dengan air bersih secara rutin untuk mencegah paparan urin ataupun feses yang berkepanjangan pada kulit bokong bayisehingga dapat menghindar dari gesekan berlebih yang dapat merusak barrier kulit.
- Menggantikan popok bayisecara rutin setiap mandi ataupun setelah popok penuh dengan urin ataupun feses.
- Segera membawa bayi ke dokter untuk diberikan pengobatan yang benar sesuai dengan indikasi.
Komentar