Ekonomi Diprediksi Tumbuh 5,1-5,5%
Indikator kenaikan ditunjang Pemilukada yangberjalan lancar dan track record Pemilu di Indonesia yang kondusif.
Hadapi Tahun Politik 2019
DENPASAR, NusaBali
Pelaksanaan Pilkada yang berlangsung dengan aman, lancar dan tertib diyakini berdampak positif pada pertumbuhan perekonomian nasional. Termasuk nanti pada tahun 2019, yang merupakan tahun politik, yakni pelaksanaan Pemilu (Pileg dan Pilpres). Perekonomian nasional diperkirakan tumbuh 5,1-5,5 persen. Sedang tahun 2018 pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi antara 5-5,4 persen.
Hal tersebut terungkap dari pemaparan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, di sela-sela pelaksanaan International Conference and Call for Papers yang digelar Bank Indonesia di The Anvaya Beach Resort Kuta, Kamis (30/8). “Bahwa demokrasi kita semakin tahun dari waktu ke waktu semakin matang. Ini kan bukan kali ini saja kita lakukan Pemilu,” ujar Perry Warjiyo.
Menurut Perry Warjiyo, hal ini merupakan kebanggaan Indonesia. Kondisi ini dari pemaparan Gubernur BI, memberikan kepercayaan kepada investor, baik domestik maupun global. “Jadi kalau ada investor yang masih ragu-ragu, lihatlah. Pelaksanaan pemilu kan selalu berjalan aman, lancar dan tertib,” ujarnya.
Dikatakan Perry Warjiyo, hal itu akan mendukung pemulihan ekonomi secara berkesinambungan. “Saya meyakini dengan pemilu ini juga akan mendorong pertumbuhan khususnya dari konsumsi non rumah tangga secara langsung, tentu saja ada sejumlah pengeluaran-pengeluaran yang lain,” ujar Perry Warjiyo.
Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, pengeluaran yang bertalian dengan Pemilu merupakan komponen pengeluaran Lembaga Negara Non Rumah Tangga (LNNRT) dalam PDRB.
Sementara International Conference and Call for Papers, untuk mempresentasikan 60 papers (hasil riset) dari 180 papers terkait upaya menjadikan Bulletin Monetary Economic and Banking (BMEB), jurnal milik Bank Indonesia, berstandar internasional. “Paper-paper yang masuk, baik dari peneliti nasional, maupun internasional. Kita undang untuk kita seleksi,mana yang standarnya internasional. Itu yang kita presentasikan dalam dua hari konferensi,” jelas Gubernur BI. BMEB diupayakan memuat hasil-hasil riset, baik nasional dan internasional, yang memang tarafnya adalah standar internasional, untuk mendukung rumusan-rumusan kebijakan Bank Indonesia.
Pada bagian lain Bank Indonesia menyebutkan pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Bali akan berkontribusi mendongkrak penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata tahun 2018. "Ini merupakan kegiatan yang besar dan mereka menghasilkan devisa," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo .
Tahun ini pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 17 juta orang dan tahun 2019 mencapai 20 juta orang. Dia menjelaskan total penerimaan devisa pariwisata tahun 2019 diperkirakan mencapai sekitar 17,6 miliar dolar AS atau naik sekitar 3-4 miliar dolar AS dari target penerimaan devisa tahun ini.
Perry melanjutkan hingga tahun 2024, pemerintah menargetkan minimal 25 juta wisatawan mancanegara bertandang ke Indonesia dengan target devisa mencapai 28,5 miliar. Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali Oktober 2018 diharapkan menjadi penyumbang terbesar devisa dalam waktu yang singkat atau selama penyelenggaraan forum itu karena banyaknya jumlah delegasi yang diperkirakan mencapai 15 ribu orang dari 189 negara. *k17
Komentar