Bupati Suwirta Jenguk Anak yang Kakinya Diamputasi
I Putu Agus Budiarta,9, siswa kelas 3 SDN 3 Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, harus kehilangan kaki kanannya.
SEMARAPURA, NusaBali
Kakinya dilindas truk saat jatuh bersepeda di atas trotoar wilayah Desa Paksebali, Senin (8/10). Setelah mendapatkan perawatan medis di RSUD Klungkung, kaki kanan siswa asal Banjar Bucu, Desa Paksebali ini harus diamputasi.
Kondisi yang dialami oleh Budiarta sempat diunggah di media sosial hingga mengundang keprihatinan banyak pihak. Tak terkecuali, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta tersentuh hingga harus menjenguk Budiarta di RSUD Klungkung, Rabu (17/10) pagi.
Ketika melihat kondisi Budiarta, Bupati Suwirta pun menitikkan air mata. Dalam kesempatan itu Bupati juga memberi motivasi. Saat itu pula, Bupati mengeluarkan HP-nya dan memutarkan film ‘Jangan Jadikan Aku Beban’. Film tersebut mengisahkan seorang perempuan asal Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, yang tidak punya kaki dan tangan. Namun tetap semangat beraktivitas dan menjalani hari-hari bahkan bisa menjadi tulang punggung keluarga.
Bupati mengharapkan, anak tersebut semangat mengejar cita-citanya. Untuk kebutuhan berikutnya, seperti kursi roda dan tongkat akan ditanggung bupati. "Nanti kaki palsunya itu kami akan biayai," ujarnya. Mengenai perawatan di RSUD Klungkung, biayanya sudah ditanggung oleh Jasa Raharja dan nanti sisanya ditanggung oleh BPJS.
Putu Budiarta sendiri merupakan siswa kelas 3 di SD 3 Paksebali. Ia mengalami kecelakaan pada 8 Oktober 2018, sekitar pukul 13.00 Wita, usai pulang sekolah. Kemudian Budiarta kembali mengayuh sepeda di atas trotoar hendak ke rumah kakeknya untuk makan siang. Namun saat menggayuh sepeda, ia kehilangan keseimbangannya. Anak yang sangat aktif itu, terjatuh ke jalan raya. Saat itu pula, sebuah truk melaju dari arah utara. Kaki kanan dari Budiarta terlindas truk hingga hancur. Budiarta saat itu hanya terdiam dan shock, tidak ada lagi rasa sakit di kaki kanannya. Dirinya hanya merasakan kesemutan dan terus keluar darah.
Supir truck itu kemudian berhenti dan berusaha menolong dan bersama warga langsung melarikannya ke RSUD Klungkung. "Saat melihat kondisi anak, saya langsung lemas dan kondisi saya drop seketika," ujar ayah Budiarta, Wayan Sudiarta
Anaknya yang mengalami musibah tersebut merupakan anak pertama dari tiga bersaudara (anak kedua sudah meninggal), dari istrinya tercinta Komang Mariani. Kedua orangtua Budiarta termasuk warga kurang mampu di Desa Paksebali. Ayahnya hanya sopir mobil box dan ibunya penjual canang. *wan
Kakinya dilindas truk saat jatuh bersepeda di atas trotoar wilayah Desa Paksebali, Senin (8/10). Setelah mendapatkan perawatan medis di RSUD Klungkung, kaki kanan siswa asal Banjar Bucu, Desa Paksebali ini harus diamputasi.
Kondisi yang dialami oleh Budiarta sempat diunggah di media sosial hingga mengundang keprihatinan banyak pihak. Tak terkecuali, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta tersentuh hingga harus menjenguk Budiarta di RSUD Klungkung, Rabu (17/10) pagi.
Ketika melihat kondisi Budiarta, Bupati Suwirta pun menitikkan air mata. Dalam kesempatan itu Bupati juga memberi motivasi. Saat itu pula, Bupati mengeluarkan HP-nya dan memutarkan film ‘Jangan Jadikan Aku Beban’. Film tersebut mengisahkan seorang perempuan asal Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, yang tidak punya kaki dan tangan. Namun tetap semangat beraktivitas dan menjalani hari-hari bahkan bisa menjadi tulang punggung keluarga.
Bupati mengharapkan, anak tersebut semangat mengejar cita-citanya. Untuk kebutuhan berikutnya, seperti kursi roda dan tongkat akan ditanggung bupati. "Nanti kaki palsunya itu kami akan biayai," ujarnya. Mengenai perawatan di RSUD Klungkung, biayanya sudah ditanggung oleh Jasa Raharja dan nanti sisanya ditanggung oleh BPJS.
Putu Budiarta sendiri merupakan siswa kelas 3 di SD 3 Paksebali. Ia mengalami kecelakaan pada 8 Oktober 2018, sekitar pukul 13.00 Wita, usai pulang sekolah. Kemudian Budiarta kembali mengayuh sepeda di atas trotoar hendak ke rumah kakeknya untuk makan siang. Namun saat menggayuh sepeda, ia kehilangan keseimbangannya. Anak yang sangat aktif itu, terjatuh ke jalan raya. Saat itu pula, sebuah truk melaju dari arah utara. Kaki kanan dari Budiarta terlindas truk hingga hancur. Budiarta saat itu hanya terdiam dan shock, tidak ada lagi rasa sakit di kaki kanannya. Dirinya hanya merasakan kesemutan dan terus keluar darah.
Supir truck itu kemudian berhenti dan berusaha menolong dan bersama warga langsung melarikannya ke RSUD Klungkung. "Saat melihat kondisi anak, saya langsung lemas dan kondisi saya drop seketika," ujar ayah Budiarta, Wayan Sudiarta
Anaknya yang mengalami musibah tersebut merupakan anak pertama dari tiga bersaudara (anak kedua sudah meninggal), dari istrinya tercinta Komang Mariani. Kedua orangtua Budiarta termasuk warga kurang mampu di Desa Paksebali. Ayahnya hanya sopir mobil box dan ibunya penjual canang. *wan
Komentar