Ketua Paiketan Pamangku Meninggal di Pura
Jro Mangku Budiasa, staf Kesbagpol Provinsi Bali yang ngayah sebagai pamangku di Pura Luhur Dhanu, sempat ragu-ragu tangkil ke Pura Pasar Agung
AMLAPURA, NusaBali
Ketua Paiketan Pamangku Kecamatan Denpasar Timur, Jro Mangku Budiasa, 55, meninggal mendadak saat tangkil ke Pura Pasar Agung di Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem pada Sukra Wage Landep, Jumat (26/10) siang. Jro Mangku Budiasa jatuh pingsan saat makan seusai melakukan pamuspaan bersama rom-bongan pemedek di Pura Pasar Agung sekitar pukul 12.00 Wita, lalu meninggal berselang 30 menit kemudian.
Jro Mangku Budiasa kemarin tangkil ke Pura Pasar Agung di Banjar Sogra, Desa Sebudi satu rombongan dengan pamedek dari Paiketan Pamangku Kecamatan Denpasar Timur dan staf Biro Kesra Setda Provinsi Bali. Menurut kesaksian rekannya dalam satu rombongan, Jro Mangku Mudita, rombongan yang 15 orang di antaranya adalah pamangku ini, berangkat dari Denpasar pukul 08.00 Wita. Mereka tiba di Pura Pasar Agung, Jumat pagi pukul 10.00 Wita.
Selanjutnya, Jro Mangku Budiasa yang kesehariannya ngayah sebagai pamangku di Pura Luhur Dhanu, Banjar Kayu Mas, Desa Dangin Purri, Kecamatan Denpasar Timur sejak tahun 2003---dan rombongan melakukan persembahyangan di Pura Melanting yang berlokasi di Jaba Pisan Pura Pasar Agung. Kemudian, mereka menggelar Tari Rejang di Jaba Pisan. Habis itu, rombngan Jro Mangku Budiasa sembahyang di Pura Pasar Agung pukul 11.30 Wita.
Selesai muspa tepat pukul 12.00 Wita, selanjutnya rombongan Jro Mangku Budiasa menuju Bale Pesandekan di Jaba Pura Pasar Agung untuk menyantap bekal bersama-sama. Korban Jro Mangku Budiasa yang berstatus PNS di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali juga ikut makan. Namun, tanpa sebab yang jelas, ketika sedang makan, tiba-tiba korban roboh ke lantai dalam kondisi pingsan. Ambruknya pama-ngku yang tinggal di Jalan Letda Reta Nomor 14 Denpasar Timur ini kontan mengejutkan segenap anggota rombongan yang ada di Bale Pesandekan.
Rekan-rekan korban pun langsung memanggil petugas Public Safety Centre (PSC) 119 Karangasem The Spirit of Bali yang standby di Pura Pasar Agung. Korban selanjutnya ditangani tim medis dari PSC 119 yang dikoordinasikan dr Samudra Andi Yusuf. Saat pemeriksaan dilakukan, napas korban terasa berat dan perlahan kondisinya menurun drastis.
Setelah pertolongan yang dilakukan PSC 119 di Bale Pasendekan tidak membuahkan hasil, dr Samudra kemudian meminta agar korban Jro Mangku Budiasa dievakuasi turun ke areal parkir Pura Pasar Agung, untuk selanjutnya dirujuk ke Puskesmas Selat dengan ambulans. Setibanya di Puskesmas Selat, korban langsung diperiksa dr I Gusti Lanang Putu Udiana. Namun sayang, korban sudah dalam kondisi meninggal ketika tiba di Puskesmas Selat pukul 12.30 Wita.
Jenazah Jro Mangku Budiasa kemudian dijemput anaknya, I Made Bagus Dwi Adi Yasa, 26, ke Puskesmas Selat, Jumat sore pukul 15.30 Wita. Jenazah pamangku yang PNS Pemprov Bali ini selanjutnya dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Kayu Mas Kelod, Desa Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur. Jenazah almarhum rencananya akan diabenkan keluarganya pada Radite Umanis Ukir, Minggu (28/10) besok.
Almarhum Jro Mangku Budiasa berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Luh Yuniati, 56, serta tiga orang anak: Ni Wayan Ayu Eka Ariani, 28, I Made Bagus Dwi Adi Yasa, 26, dan I Nyoman Bagus Trisna Sukarya, 23.
Belum diketahui pasti, apa penyebab kemarian Jro Mangku Budiasa, yang menjabat Ketua Paiketan Pamangku Kecamatan Denpasar Timur. Namun, dari pemeriksaan awal dr Samudra di Bale Pesandekan Pura Pasar Agung, pamangku berusia 55 tahun ini diduga kuat meninggal mendadak akibat serangan jantung.
“Saat ditangani di Jaba Pisan Pura Pasar Agung, napas korban terasa berat dan cenderung kondisinya menurun. Makanya, kami minta agar diantar ke Puskesmas Selat. Kami perkirakan korban meninggal di perjalanan karena serangan jantung,” jelas dr Samudra saat dikonfirmasi NusaBali.
Sedangkan dua rekan korban, Jro Mangku Mudita dan Nyoman Oka, yang notabene tetangganya di Denpasar, mengatakan almarhum awalnya segar bugar saat tiba di Pura Pasar Agung. Korban tidak ada mengeluh sakit apa pun saat berjalan naik menuju Utama Mandala Pura Pasar Agung. "Selama perjalanan tidak ada masalah, semuanya baik-baik saja. Kami ajak naik bersama, muspa bersama, dan makan bersama. Ternyata, saat masih makan, almarhum tiba-tiba jatuh pingsan," ungkap Jro Mangku Mudita.
Sementara itu, anak bungsu almarhum Jro Mangku Budiasa, yakni Nyoman Bagus Trisna Sukarya, mengungkapkan ayahnya sempat ragu-ragu untuk berangkat ke Pura Pasar Agung. Sehari sebelum berangkat, Kamis (25/10), almarhum bahkan sempat memutuskan batal ikut tangkil ke Pura Pasar Agung, walaupun sudah mendaftar di Pemkot Denpasar.
Namun, Jumat pagi menjelang keberangkatan, Jro Mangku Budiasa tiba-tiba memutuskan datang ke Kantor Walikota Denpasar untuk ikut berangkat ke Pura Pasar Agung bersama 14 pamangku lainnya. "Bapak tidak ada mengeluh apa pun. Cuma, bapak sempat ragu berangkat. Tiba-tiba, tadi pagi putuskan ikut berangkat ke Pura pasar Agung,” jelas Bagus Tisna Sukarya saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Kayu Mas Kelod, Desa Dangin Puri, kemarin sore.
Menurut Bagus Tisna, ayahnya selama ini diketahui memiliki tekanan darah tinggi dan asam urat yang dideritanya sejak 6 tahun silam. "Mungkin karena tekanan darah tingginya kumat, kan biasanya mengarah ke jantung. Apalagi, naiknya juga jauh di sana. Kami sudah ikhlas dengan kepergian bapak. Mungkin ini sudah jalan terakhirnya ngayah sebagai pemangku," papar Bagus Tisna. *k16,mi
Ketua Paiketan Pamangku Kecamatan Denpasar Timur, Jro Mangku Budiasa, 55, meninggal mendadak saat tangkil ke Pura Pasar Agung di Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem pada Sukra Wage Landep, Jumat (26/10) siang. Jro Mangku Budiasa jatuh pingsan saat makan seusai melakukan pamuspaan bersama rom-bongan pemedek di Pura Pasar Agung sekitar pukul 12.00 Wita, lalu meninggal berselang 30 menit kemudian.
Jro Mangku Budiasa kemarin tangkil ke Pura Pasar Agung di Banjar Sogra, Desa Sebudi satu rombongan dengan pamedek dari Paiketan Pamangku Kecamatan Denpasar Timur dan staf Biro Kesra Setda Provinsi Bali. Menurut kesaksian rekannya dalam satu rombongan, Jro Mangku Mudita, rombongan yang 15 orang di antaranya adalah pamangku ini, berangkat dari Denpasar pukul 08.00 Wita. Mereka tiba di Pura Pasar Agung, Jumat pagi pukul 10.00 Wita.
Selanjutnya, Jro Mangku Budiasa yang kesehariannya ngayah sebagai pamangku di Pura Luhur Dhanu, Banjar Kayu Mas, Desa Dangin Purri, Kecamatan Denpasar Timur sejak tahun 2003---dan rombongan melakukan persembahyangan di Pura Melanting yang berlokasi di Jaba Pisan Pura Pasar Agung. Kemudian, mereka menggelar Tari Rejang di Jaba Pisan. Habis itu, rombngan Jro Mangku Budiasa sembahyang di Pura Pasar Agung pukul 11.30 Wita.
Selesai muspa tepat pukul 12.00 Wita, selanjutnya rombongan Jro Mangku Budiasa menuju Bale Pesandekan di Jaba Pura Pasar Agung untuk menyantap bekal bersama-sama. Korban Jro Mangku Budiasa yang berstatus PNS di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali juga ikut makan. Namun, tanpa sebab yang jelas, ketika sedang makan, tiba-tiba korban roboh ke lantai dalam kondisi pingsan. Ambruknya pama-ngku yang tinggal di Jalan Letda Reta Nomor 14 Denpasar Timur ini kontan mengejutkan segenap anggota rombongan yang ada di Bale Pesandekan.
Rekan-rekan korban pun langsung memanggil petugas Public Safety Centre (PSC) 119 Karangasem The Spirit of Bali yang standby di Pura Pasar Agung. Korban selanjutnya ditangani tim medis dari PSC 119 yang dikoordinasikan dr Samudra Andi Yusuf. Saat pemeriksaan dilakukan, napas korban terasa berat dan perlahan kondisinya menurun drastis.
Setelah pertolongan yang dilakukan PSC 119 di Bale Pasendekan tidak membuahkan hasil, dr Samudra kemudian meminta agar korban Jro Mangku Budiasa dievakuasi turun ke areal parkir Pura Pasar Agung, untuk selanjutnya dirujuk ke Puskesmas Selat dengan ambulans. Setibanya di Puskesmas Selat, korban langsung diperiksa dr I Gusti Lanang Putu Udiana. Namun sayang, korban sudah dalam kondisi meninggal ketika tiba di Puskesmas Selat pukul 12.30 Wita.
Jenazah Jro Mangku Budiasa kemudian dijemput anaknya, I Made Bagus Dwi Adi Yasa, 26, ke Puskesmas Selat, Jumat sore pukul 15.30 Wita. Jenazah pamangku yang PNS Pemprov Bali ini selanjutnya dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Kayu Mas Kelod, Desa Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur. Jenazah almarhum rencananya akan diabenkan keluarganya pada Radite Umanis Ukir, Minggu (28/10) besok.
Almarhum Jro Mangku Budiasa berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Luh Yuniati, 56, serta tiga orang anak: Ni Wayan Ayu Eka Ariani, 28, I Made Bagus Dwi Adi Yasa, 26, dan I Nyoman Bagus Trisna Sukarya, 23.
Belum diketahui pasti, apa penyebab kemarian Jro Mangku Budiasa, yang menjabat Ketua Paiketan Pamangku Kecamatan Denpasar Timur. Namun, dari pemeriksaan awal dr Samudra di Bale Pesandekan Pura Pasar Agung, pamangku berusia 55 tahun ini diduga kuat meninggal mendadak akibat serangan jantung.
“Saat ditangani di Jaba Pisan Pura Pasar Agung, napas korban terasa berat dan cenderung kondisinya menurun. Makanya, kami minta agar diantar ke Puskesmas Selat. Kami perkirakan korban meninggal di perjalanan karena serangan jantung,” jelas dr Samudra saat dikonfirmasi NusaBali.
Sedangkan dua rekan korban, Jro Mangku Mudita dan Nyoman Oka, yang notabene tetangganya di Denpasar, mengatakan almarhum awalnya segar bugar saat tiba di Pura Pasar Agung. Korban tidak ada mengeluh sakit apa pun saat berjalan naik menuju Utama Mandala Pura Pasar Agung. "Selama perjalanan tidak ada masalah, semuanya baik-baik saja. Kami ajak naik bersama, muspa bersama, dan makan bersama. Ternyata, saat masih makan, almarhum tiba-tiba jatuh pingsan," ungkap Jro Mangku Mudita.
Sementara itu, anak bungsu almarhum Jro Mangku Budiasa, yakni Nyoman Bagus Trisna Sukarya, mengungkapkan ayahnya sempat ragu-ragu untuk berangkat ke Pura Pasar Agung. Sehari sebelum berangkat, Kamis (25/10), almarhum bahkan sempat memutuskan batal ikut tangkil ke Pura Pasar Agung, walaupun sudah mendaftar di Pemkot Denpasar.
Namun, Jumat pagi menjelang keberangkatan, Jro Mangku Budiasa tiba-tiba memutuskan datang ke Kantor Walikota Denpasar untuk ikut berangkat ke Pura Pasar Agung bersama 14 pamangku lainnya. "Bapak tidak ada mengeluh apa pun. Cuma, bapak sempat ragu berangkat. Tiba-tiba, tadi pagi putuskan ikut berangkat ke Pura pasar Agung,” jelas Bagus Tisna Sukarya saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Kayu Mas Kelod, Desa Dangin Puri, kemarin sore.
Menurut Bagus Tisna, ayahnya selama ini diketahui memiliki tekanan darah tinggi dan asam urat yang dideritanya sejak 6 tahun silam. "Mungkin karena tekanan darah tingginya kumat, kan biasanya mengarah ke jantung. Apalagi, naiknya juga jauh di sana. Kami sudah ikhlas dengan kepergian bapak. Mungkin ini sudah jalan terakhirnya ngayah sebagai pemangku," papar Bagus Tisna. *k16,mi
Komentar