Oknum Guru Tampar dan Jejali Sepatu Siswa
Kekerasan terhadap pelajar terjadi lagi di Surabaya
SURABAYA, NusaBali
Tiga siswi SMPN 44 Surabaya menjadi korban oknum guru dengan ditampar dan dijejali kaos kaki hingga sepatu. Insiden ini dialami M (13), R (13) dan F (13), siswi kelas 7 E SMPN 44 Surabaya. Ketiganya menjadi korban oknum guru Riki Riyanto, pengajar Bahasa Indonesia.
Salah satu wali murid, Aprilia Fudjiana (35) mengaku mendapatkan kabar dari teman putrinya, M (13). "Awalnya anak saya nggak mau cerita. Teman-temannya yang cerita ke saya jika anak saya habis ditampar dan disuruh gigit kaos kaki hingga disuruh gigit sepatu (dijejali sepatu, red)," kata Aprilia kepada wartawan, Jumat (26/10) seperti dilansir detik.
Aprilia kemudian menanyakan kebenaran kabar itu kepada anaknya. "Ngaku ternyata sudah dua kali. Pertama pada Kamis (18/10) dan Kamis (25/10) kemarin. Tapi yang kemarin paling parah, disuruh gigit kaos kaki hingga sepatu," ungkap Aprilia.
Tak hanya Aprilia, orang tua siswa lain juga mengaku anaknya menjadi korban oknum tersebut. Muhammad Sam, orangtua dari S (13) menceritakan kejadian yang dialami oleh anaknya. "Anak saya semalem mengaku rahangnya sakit karena habis dihukum oleh gurunya, gigit kaos kaki dan sepatunya disuruh masukin mulutnya," paparnya.
Akibat kejadian ini, beberapa wali murid mendatangi sekolah yang berlokasi di Jalan Bolodewo, Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir itu untuk meminta klarifikasi dari pihak sekolah. Kepala SMPN 44 Surabaya, Sri Widowati, mengaku akan menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Pihaknya telah mengkroscek kebenaran tentang insiden tersebut serta memediasi antara orang tua siswa yang menjadi korban kekerasan dan Riki Riyanto, oknum guru yang melakukan tindak kekerasan.
"Kemarin ada berita itu langsung saya klarifikasi ke Pak Riki. Kemudian hari ini saya panggil siswa yang menjadi saksi. Setelah dikroscek kejadiannya itu ke anak-anak, ternyata memang benar seperti itu," terang Sri kepada wartawan, Jumat (26/10). Sri akan melaporkan insiden penamparan siswa itu kepada Dinas Pendidikan Surabaya agar otoritas tersebut dapat memahami kronologi kejadiannya.
Dijelaskan Sri, Riki telah mengajar di sekolah itu selama dua tahun. "Pak Riki sudah dua tahun di sini. Beliau juga sebagai staf kurikulum di sini. Dia juga yang mengendalikan IT disini," tutupnya. Dinas Pendidikan Kota Surabaya memberikan tanggapan terkait insiden penamparan yang dilakukan oknum guru di SMPN 44 Surabaya terhadap ketiga siswinya.
"Saya tadi sudah meminta maaf kepada orang tua siswa. Kita juga melakukan pendampingan psikologis kepada siswa," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya M Ikhsan, Jumat(26/10). Tak hanya itu, lanjut Ikhsan, pihaknya akan melakukan pembinaan kepada oknum guru bernama Riki Riyanto tersebut, atas perilakunya yang dianggap tak pantas sebagai seorang pengajar.*
Tiga siswi SMPN 44 Surabaya menjadi korban oknum guru dengan ditampar dan dijejali kaos kaki hingga sepatu. Insiden ini dialami M (13), R (13) dan F (13), siswi kelas 7 E SMPN 44 Surabaya. Ketiganya menjadi korban oknum guru Riki Riyanto, pengajar Bahasa Indonesia.
Salah satu wali murid, Aprilia Fudjiana (35) mengaku mendapatkan kabar dari teman putrinya, M (13). "Awalnya anak saya nggak mau cerita. Teman-temannya yang cerita ke saya jika anak saya habis ditampar dan disuruh gigit kaos kaki hingga disuruh gigit sepatu (dijejali sepatu, red)," kata Aprilia kepada wartawan, Jumat (26/10) seperti dilansir detik.
Aprilia kemudian menanyakan kebenaran kabar itu kepada anaknya. "Ngaku ternyata sudah dua kali. Pertama pada Kamis (18/10) dan Kamis (25/10) kemarin. Tapi yang kemarin paling parah, disuruh gigit kaos kaki hingga sepatu," ungkap Aprilia.
Tak hanya Aprilia, orang tua siswa lain juga mengaku anaknya menjadi korban oknum tersebut. Muhammad Sam, orangtua dari S (13) menceritakan kejadian yang dialami oleh anaknya. "Anak saya semalem mengaku rahangnya sakit karena habis dihukum oleh gurunya, gigit kaos kaki dan sepatunya disuruh masukin mulutnya," paparnya.
Akibat kejadian ini, beberapa wali murid mendatangi sekolah yang berlokasi di Jalan Bolodewo, Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir itu untuk meminta klarifikasi dari pihak sekolah. Kepala SMPN 44 Surabaya, Sri Widowati, mengaku akan menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Pihaknya telah mengkroscek kebenaran tentang insiden tersebut serta memediasi antara orang tua siswa yang menjadi korban kekerasan dan Riki Riyanto, oknum guru yang melakukan tindak kekerasan.
"Kemarin ada berita itu langsung saya klarifikasi ke Pak Riki. Kemudian hari ini saya panggil siswa yang menjadi saksi. Setelah dikroscek kejadiannya itu ke anak-anak, ternyata memang benar seperti itu," terang Sri kepada wartawan, Jumat (26/10). Sri akan melaporkan insiden penamparan siswa itu kepada Dinas Pendidikan Surabaya agar otoritas tersebut dapat memahami kronologi kejadiannya.
Dijelaskan Sri, Riki telah mengajar di sekolah itu selama dua tahun. "Pak Riki sudah dua tahun di sini. Beliau juga sebagai staf kurikulum di sini. Dia juga yang mengendalikan IT disini," tutupnya. Dinas Pendidikan Kota Surabaya memberikan tanggapan terkait insiden penamparan yang dilakukan oknum guru di SMPN 44 Surabaya terhadap ketiga siswinya.
"Saya tadi sudah meminta maaf kepada orang tua siswa. Kita juga melakukan pendampingan psikologis kepada siswa," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya M Ikhsan, Jumat(26/10). Tak hanya itu, lanjut Ikhsan, pihaknya akan melakukan pembinaan kepada oknum guru bernama Riki Riyanto tersebut, atas perilakunya yang dianggap tak pantas sebagai seorang pengajar.*
Komentar