Lapas Kerobokan Kembali Rusuh
Kerusuhan di Lapas Kerobokan diduga dipicu pelimpahan 9 tersangka kasus bentrok ormas di Jalan Teuku Umar Denpasar.
MANGUPURA, NusaBali
Lapas Kelas IIA Kerobokan, Kuta Utara, Badung, kembali bergolak pada Kamis (21/4) malam. Ratusan narapidana melakukan aksi anarkis perusakan, pembakaran, dan pelemparan batu setelah menjebol pintu blok. Aksi ini dilakukan setelah pihak lapas mengingkari janjinya dan menerima sembilan (9) tersangka bentrok ormas (organisasi masyarakat) di Jalan Teuku Umar, Denpasar, pada Kamis, 17 Desember 2015. Pada bentrok antar-ormas di Jalan Teuku Umar, tersebut dua orang tewas.
Informasi yang dihimpun, aksi anarkis narapidana dan tahanan di Lapas Kerobokan ini mulai terjadi sekitar pukul 21.30 Wita. Dua blok yaitu blok D dan H yang sebagian besar dihuni anggota salah satu ormas besar di Bali menjebol pintu blok dan melakukan aksi anarkis. “Kondisi di dalam chaos. Ada ratusan napi keluar sel,” jelas petugas lapas yang ditemui, kemarin.
Ia mengatakan seluruh petugas lapas langsung diungsikan keluar dari lapas terbesar di Bali ini. Pasalnya, ratusan napi mengamuk dan merusak beberapa fasilitas lapas dan membakarnya. Tidak hanya itu, mereka juga terlibat aksi lempar batu hingga ke luar lapas. “Yang saya lihat kaca di aula sudah pecah semua. Mereka juga membakar kayu dan benda-benda lainnya yang ditemui,” bebernya.
Bahkan, sekitar pukul 22.30 Wita, napi sudah berhasil menjebol tiga lapis pintu pengamanan dan menyisakan dua pintu lagi. Namun ratusan aparat kepolisian bersenjata lengkap sudah menghalau napi ini di pintu terakhir.
Aksi anarkis narapidana ini ditengarai dipicu dari pelimpahan sembilan tersangka bentrok ormas dari kepolisian ke kejaksaan pada Kamis pagi. Sekitar pukul 17.00 Wita, jaksa membawa sembilan tersangka bentrok di Jalan Teuku Umar ini ke Lapas Kerobokan. Namun pihak lapas menolak dengan alasan keamanan.
Pihak kejaksaan lalu melobi lapas untuk mau menerima sembilan tersangka yang berasal dari salah satu ormas. Sekitar pukul 18.00 Wita, pihak lapas melakukan rapat dengan jaksa dan mengundang seluruh pimpinan blok. Dalam rapat, seluruh pimpinan blok mau menerima sembilan tersangka dengan beberapa persyaratan. Namun ada dua pentolan blok yang menolak sembilan tersangka ini dititipkan di Lapas Kerobokan. “Tapi akhirnya pihak lapas mau menerima,” jelas sumber petugas lapas.
Sekitar pukul 21.00 Wita, kondisi di dalam lapas mulai memanas. Ratusan narapidana di Blok D dan H mulai melakukan aksi anarkis. Hingga akhirnya berhasil menjebol blok dan melakukan aksi perusakan dan pembakaran. Belum diketahui nasib sembilan tersangka bentrok ormas yang ditahan di tower belakang bekas sel tahanan teroris ini. “Tadi petugas ke luar semua. Jadi tidak tahu sembilan tersangka yang ditahan di tower,” lanjut sumber.
Ditambahkannya, aksi anarkis narapidana ini dilakukan karena Kalapas Kerobokan, mengingkari janjinya untuk tidak menerima tersangka atau terpidana kasus bentrok ormas di dalam lapas dan di Jalan Teuku Umar pada Kamis, 17 Desember 2015 lalu. “Kami (lapas, Red) mengingkari perjanjian itu. Makanya mereka marah dan melakukan aksi ini,” jelas petugas yang tidak mau disebutkan namanya ini. Apalagi sebelumnya, pihak lapas menolak tiga tersangka bentrok di Jalan Teuku Umar dan menitipkannya di Polsek Denpasar Barat.
Hingga sekitar pukul 23.30 Wita, ratusan aparat kepolisian masih tertahan di pintu masuk Lapas Kerobokan. Lemparan batu dari dalam lapas terus terjadi.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Anak Agung Made Sudana menerangkan, pihaknya sampai pukul 21.30 Wita belum bisa memastikan penyebab keributan yang terjadi di dalam lapas tersebut. Meski demikian, pihaknya sudah bersiap dengan kekuatan penuh untuk melakukan pemeriksaan di dalam. Hal ini agar keributan tidak meluas dan merembet keluar.
“Indikasi keributan belum dapat dipastikan. Adapun upaya-upaya lain sesuai dengan SOP. Kami belum tahu apa yang terjadi di dalam (Lapas Kerobokan). Secepatnya kami masuk dan memeriksa,” katanya.
Selain itu, pihak kepolisian akan terus berkoordinasi dengan pihak lapas karena kewenangan ada di pihak lapas. Pihaknya mengerahkan kekuatan penuh untuk mengantisipasi meluasnya keributan di dalam lapas.
Selanjutnya...
Komentar