Sosialisasi Germas, Pemangku Pura Minta Dibantu BPJS Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Bali terus melakukan promosi kesehatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
DENPASAR, NusaBali
Tidak saja inisiatif dari pemerintah, bahkan komunitas-komunitas masyarakat pun meminta langsung untuk sosialisasi Germas. Seperti kegiatan pada Kamis (6/12) sore, atas dukungan dari PHDI Kota Denpasar, Kasi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Bali, Dian Nardiani SKM MPH, memberikan penjelasan mengenai Germas kepada para pemangku di Pura Dalem Tegeh Sari, Banjar Sebelanga, Desa Pakraman Denpasar, yang beralamat di Jalan Pulau Batanta, Denpasar.
“Kami galakkan terus Germas. Tidak hanya kami yang mengagendakan sosialisasi, namun keinginan atau permintaan itu juga timbul dari kelompok-kelompok masyarakat. Berarti mereka ada kesadaran. Kami sosialisasi kemari pun karena ada surat permintaan ke kantor,” ujar Dian usai sosialisasi kemarin.
Adapun dalam sosialisasi Germas Dinas Kesehatan Bali yang didampingi oleh PHDI Kota Denpasar, Dian menegaskan lima hal penting, diantaranya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit, mengonsumsi sayur dan buah, cek kesehatan secara rutin, tidak merokok, dan pemberantasan sarang nyamuk. Ia juga membeberkan beberapa fakta kesehatan seperti tingkat konsumsi buah dan sayur di Indonesia termasuk di Bali masih rendah, serta tingkat kebugaran anak-anak SD yang disurvei menunjukkan tingkat kebugaran hanya 61 persen. Selain itu, masalah stunting (balita pendek akibat kekurangan gizi) juga masih menjadi permasalahan di Bali.
“Kami bersyukur bisa menyasar para pemangku seperti ini, karena sejak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) kemarin, Dinas Kesehatan Bali sudah mengadakan MoU dengan PHDI daerah. Sementara Kementerian Kesehatan juga sudah MoU dengan PHDI Pusat. Sehingga dengan ini, kami rasa bisa sosialisasi lebih luas kepada sulinggih, pinandita, MUDP, MMDP, WHDI, dan yang lain,” katanya.
Dalam sosialisasi tersebut, atas inisiatif pemangku bersama PHDI Kota Denpasar, di kawasan Utama Mandala Pura Dalem Tegeh Gumi juga akan dipasang papan yang bertuliskan kawasan tanpa asap rokok. Ini merupakan komitmen mereka untuk mewujudkan tempat ibadah yang bebas dari asap rokok.
Sementara itu, Kelian Pura Dalem Tegeh Gumi, Jero Mangku I Wayan Cika mengusulkan sosialisasi Germas diikuti dengan safari kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan gratis langsung bagi para pemangku. Seringkali sakit yang dialami pemangku seperti darah tinggi hingga penyakit saluran pernafasan. Safari kesehatan menurutnya berfungsi agar kesehatan pemangku itu terukur. “Dalam hal ini safari kesehatan bisa mengukur sejauh mana kesehatan jero mangku. Supaya ada perhatian dari pemerintah, kalau pemangku di sini banyak yang belum punya BPJS Kesehatan. Tadi kami usulkan agar kami bisa dibantu BPJS Kesehatan. Karena pemangku itu ngayah, tidak dapat upah apapun. Dengan dibantu BPJS Kesehatan, tentu akan meringankan beban mereka,” katanya.
Ditambahkan oleh Ketua Paiketan Pemangku Pura Dalem Tegeh Gumi, Jero Mangku I Made Yudiana SE, Pura Daleh Tegeh Gumi diempon oleh pemangku dari lima banjar dan satu pemaksan. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran penting dalam membantu para pemangku. Pemerintah diharapkan tidak saja memperhatikan kesehatan masyarakat, namun peduli juga terhadap peningkatan SDM pemangku maupun serati banten. “Kalau pemangku sakit-sakitan, gimana mau ngayah. Karena jadi pemangku tidak digaji. Karena itu kami mengharapkan pemerintah lebih peduli terhadap pemangku dan sulinggih,” tandasnya. *ind
Tidak saja inisiatif dari pemerintah, bahkan komunitas-komunitas masyarakat pun meminta langsung untuk sosialisasi Germas. Seperti kegiatan pada Kamis (6/12) sore, atas dukungan dari PHDI Kota Denpasar, Kasi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Bali, Dian Nardiani SKM MPH, memberikan penjelasan mengenai Germas kepada para pemangku di Pura Dalem Tegeh Sari, Banjar Sebelanga, Desa Pakraman Denpasar, yang beralamat di Jalan Pulau Batanta, Denpasar.
“Kami galakkan terus Germas. Tidak hanya kami yang mengagendakan sosialisasi, namun keinginan atau permintaan itu juga timbul dari kelompok-kelompok masyarakat. Berarti mereka ada kesadaran. Kami sosialisasi kemari pun karena ada surat permintaan ke kantor,” ujar Dian usai sosialisasi kemarin.
Adapun dalam sosialisasi Germas Dinas Kesehatan Bali yang didampingi oleh PHDI Kota Denpasar, Dian menegaskan lima hal penting, diantaranya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit, mengonsumsi sayur dan buah, cek kesehatan secara rutin, tidak merokok, dan pemberantasan sarang nyamuk. Ia juga membeberkan beberapa fakta kesehatan seperti tingkat konsumsi buah dan sayur di Indonesia termasuk di Bali masih rendah, serta tingkat kebugaran anak-anak SD yang disurvei menunjukkan tingkat kebugaran hanya 61 persen. Selain itu, masalah stunting (balita pendek akibat kekurangan gizi) juga masih menjadi permasalahan di Bali.
“Kami bersyukur bisa menyasar para pemangku seperti ini, karena sejak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) kemarin, Dinas Kesehatan Bali sudah mengadakan MoU dengan PHDI daerah. Sementara Kementerian Kesehatan juga sudah MoU dengan PHDI Pusat. Sehingga dengan ini, kami rasa bisa sosialisasi lebih luas kepada sulinggih, pinandita, MUDP, MMDP, WHDI, dan yang lain,” katanya.
Dalam sosialisasi tersebut, atas inisiatif pemangku bersama PHDI Kota Denpasar, di kawasan Utama Mandala Pura Dalem Tegeh Gumi juga akan dipasang papan yang bertuliskan kawasan tanpa asap rokok. Ini merupakan komitmen mereka untuk mewujudkan tempat ibadah yang bebas dari asap rokok.
Sementara itu, Kelian Pura Dalem Tegeh Gumi, Jero Mangku I Wayan Cika mengusulkan sosialisasi Germas diikuti dengan safari kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan gratis langsung bagi para pemangku. Seringkali sakit yang dialami pemangku seperti darah tinggi hingga penyakit saluran pernafasan. Safari kesehatan menurutnya berfungsi agar kesehatan pemangku itu terukur. “Dalam hal ini safari kesehatan bisa mengukur sejauh mana kesehatan jero mangku. Supaya ada perhatian dari pemerintah, kalau pemangku di sini banyak yang belum punya BPJS Kesehatan. Tadi kami usulkan agar kami bisa dibantu BPJS Kesehatan. Karena pemangku itu ngayah, tidak dapat upah apapun. Dengan dibantu BPJS Kesehatan, tentu akan meringankan beban mereka,” katanya.
Ditambahkan oleh Ketua Paiketan Pemangku Pura Dalem Tegeh Gumi, Jero Mangku I Made Yudiana SE, Pura Daleh Tegeh Gumi diempon oleh pemangku dari lima banjar dan satu pemaksan. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran penting dalam membantu para pemangku. Pemerintah diharapkan tidak saja memperhatikan kesehatan masyarakat, namun peduli juga terhadap peningkatan SDM pemangku maupun serati banten. “Kalau pemangku sakit-sakitan, gimana mau ngayah. Karena jadi pemangku tidak digaji. Karena itu kami mengharapkan pemerintah lebih peduli terhadap pemangku dan sulinggih,” tandasnya. *ind
Komentar