Bupati Suwirta Nangis di Hadapan Orangtuanya
Pelantikan I Nyoman Suwirta sebagai Bupati Klungkung 2018-2023 yang dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar, Minggu (16/12), dihadiri langsung kedua orangtuanya yang sudah sepuh, I Made Baum, 87, dan Ni Wayan Bari, 82.
SEMARAPURA, NusaBali
Meski takut naik kapal, namun mereka rela menyeberang dari Banjar Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida demi menyaksikan pelantikan sang anak. Bupati Suwirta pun sempat menangis haru di hadapan kedua orangtuanya jelang sesi foto bersama.
Menurut Bupati Suwirta, kedua orangtuanya itu menyeberang dari Nusa Penida ke Klungkung Daratan, Sabtu (15/12) siang. Bukan sekali ini pasutri sepuh I Made Baum dan Ni Wayan Baru berusaha menghadiri pelantikan putranya sebagai Bupati Klungkung, dalam kondisi takut naik kapal. Sebelumnya, mereka juga hadir saat Nyoman Suwirta dilantik sebagai Bupati Klungkung periode pertama (2013-2018) pada 16 Desember 2013 silam. Saat itu pun, Bupati Suwirta menangis di hadapan kedua orangtuanya, pertanda hari. Demikian pula segenap karyawan Koperasi Pasar (Kopas) Srinadi Klungkung, yang dipimpin Suwirta, ikut nangis.
Bupati Suwirta mengatakan, dirinya tidak kuasa menahan air matanya ketika melihat kedua orangtuanya berjalan menghampirinya jelang sesi foto bersama saat pelantikan di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Minggu kemarin. Padahal, Suwirta sudah berusaha untuk menahan diri agar tidak menangis.
"Tapi, begitu melihat kedua orangtua berjalan hendak mengmapiri saya jelang sesi foto bersama, saya tidak kuasa menahan tangis," ujar anak anak ke-7 dari 8 bersaudara ini saat ditemuai NusaBali di Rumah Jabatan Bupati Klungkung di Semarapura, Minggu siang pukul 14.00 Wita.
Bupati Suwirta kemudian menceritakan masa kecilnya ketika dididik orangtua untuk menjalani kehidupan. Sang ayah, Made Baum, yang kini berusia 87 tahun, selalu memberikan petuah agar dirinya menjadi sosok yang jujur di mana pun berada dan bertugas. “Didikan orangtua yang keras itu semata-mata demi memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Kalau bukan karena didikan orangtua, mungkin saya tidak bisa seperti sekarang,” terang Bupati Klungkung pertama asal kawasan seberang Nusa Penida ini.
Sementara itu, Bupati Suwirta mengaku tidak menempatkan skala prioritas 100 hari dalam programnya selaku Bupati Klungkung 2018-2023. Pasalnya, Suwirta bersama pasangannya di posisi Wakil Bupati, I made Kasta, merupakan paket incumbent. “Jadi, kami mengikuti program kerja yang menjadi prioritas," papar Suwirta.
Prioritas pertama dalam prohgramnya adalah mengentaskan kemiskinan. Program kemiskinan ini harus sudah selesai tahun 2020 mendatang. Termasuk di dalamnya mengurus bedah rumah dan pemberdayaan. "Semua data bedah rumah masuk di tahun 2019. Pada 2020 mendatang, semua data yang masuk bisa ditangani dan diselesai-kan," katanya.
Selain itu, Bupati Suwirta juga akan berusaha mengubah mindset dari mental masyarakat miskin usia produktif dan sehat yang merasa nyaman dan tidak mau berpikir dengan baik. Mindset harus diubah dengan program ‘intrepreneur masuk desa’."Kalau mindset mereka sudah berubah, saya yakin bisa mendidik mereka menjadi apa pun," tegas Suwirta, dedengkot koperasi yang sempat sukses mendandani Koppas Srinadi Klungkung.
Menurut Suwirta, pihaknya juga akan memberangkatkan mereka ke kapal pesiar. Pemkab Klungkung sudah siapkan anggaran untuk mendidik mereka. "Kita selama 5 tahun ini sudah inventarisir permasalahan tersebut, sehingga kita sudah punya apa yang dibutuhkan dan apa yang seharusnya dihapus, serta apa yang harus kita perbaiki."
Terkait visi Gubernur Bali Wayan Koster yakni ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’, menurut Suwirta, pada intinya bagaimana memperhatikan alam lingkungan dan manusianya dengan konsep Tri Hita Karana. Disebutkan, visi misi yang dibuat di Klungkung sejalan dan tidak menyimpang dari yang dibuat Provinsi Bali. “Visi misi yang kami buat di Klungkung sudah bersinergi, sejalan, dan tidak menyimpang dari visi misi beliau (Gubernur Bali),” tandas Suwirta. *wan
Menurut Bupati Suwirta, kedua orangtuanya itu menyeberang dari Nusa Penida ke Klungkung Daratan, Sabtu (15/12) siang. Bukan sekali ini pasutri sepuh I Made Baum dan Ni Wayan Baru berusaha menghadiri pelantikan putranya sebagai Bupati Klungkung, dalam kondisi takut naik kapal. Sebelumnya, mereka juga hadir saat Nyoman Suwirta dilantik sebagai Bupati Klungkung periode pertama (2013-2018) pada 16 Desember 2013 silam. Saat itu pun, Bupati Suwirta menangis di hadapan kedua orangtuanya, pertanda hari. Demikian pula segenap karyawan Koperasi Pasar (Kopas) Srinadi Klungkung, yang dipimpin Suwirta, ikut nangis.
Bupati Suwirta mengatakan, dirinya tidak kuasa menahan air matanya ketika melihat kedua orangtuanya berjalan menghampirinya jelang sesi foto bersama saat pelantikan di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Minggu kemarin. Padahal, Suwirta sudah berusaha untuk menahan diri agar tidak menangis.
"Tapi, begitu melihat kedua orangtua berjalan hendak mengmapiri saya jelang sesi foto bersama, saya tidak kuasa menahan tangis," ujar anak anak ke-7 dari 8 bersaudara ini saat ditemuai NusaBali di Rumah Jabatan Bupati Klungkung di Semarapura, Minggu siang pukul 14.00 Wita.
Bupati Suwirta kemudian menceritakan masa kecilnya ketika dididik orangtua untuk menjalani kehidupan. Sang ayah, Made Baum, yang kini berusia 87 tahun, selalu memberikan petuah agar dirinya menjadi sosok yang jujur di mana pun berada dan bertugas. “Didikan orangtua yang keras itu semata-mata demi memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Kalau bukan karena didikan orangtua, mungkin saya tidak bisa seperti sekarang,” terang Bupati Klungkung pertama asal kawasan seberang Nusa Penida ini.
Sementara itu, Bupati Suwirta mengaku tidak menempatkan skala prioritas 100 hari dalam programnya selaku Bupati Klungkung 2018-2023. Pasalnya, Suwirta bersama pasangannya di posisi Wakil Bupati, I made Kasta, merupakan paket incumbent. “Jadi, kami mengikuti program kerja yang menjadi prioritas," papar Suwirta.
Prioritas pertama dalam prohgramnya adalah mengentaskan kemiskinan. Program kemiskinan ini harus sudah selesai tahun 2020 mendatang. Termasuk di dalamnya mengurus bedah rumah dan pemberdayaan. "Semua data bedah rumah masuk di tahun 2019. Pada 2020 mendatang, semua data yang masuk bisa ditangani dan diselesai-kan," katanya.
Selain itu, Bupati Suwirta juga akan berusaha mengubah mindset dari mental masyarakat miskin usia produktif dan sehat yang merasa nyaman dan tidak mau berpikir dengan baik. Mindset harus diubah dengan program ‘intrepreneur masuk desa’."Kalau mindset mereka sudah berubah, saya yakin bisa mendidik mereka menjadi apa pun," tegas Suwirta, dedengkot koperasi yang sempat sukses mendandani Koppas Srinadi Klungkung.
Menurut Suwirta, pihaknya juga akan memberangkatkan mereka ke kapal pesiar. Pemkab Klungkung sudah siapkan anggaran untuk mendidik mereka. "Kita selama 5 tahun ini sudah inventarisir permasalahan tersebut, sehingga kita sudah punya apa yang dibutuhkan dan apa yang seharusnya dihapus, serta apa yang harus kita perbaiki."
Terkait visi Gubernur Bali Wayan Koster yakni ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’, menurut Suwirta, pada intinya bagaimana memperhatikan alam lingkungan dan manusianya dengan konsep Tri Hita Karana. Disebutkan, visi misi yang dibuat di Klungkung sejalan dan tidak menyimpang dari yang dibuat Provinsi Bali. “Visi misi yang kami buat di Klungkung sudah bersinergi, sejalan, dan tidak menyimpang dari visi misi beliau (Gubernur Bali),” tandas Suwirta. *wan
Komentar