Jro Jangol Sempat Ngaku Tak Sampai Setahun Akan Pulang
Versi De Gadjah, Jro Gede Komang Swastika alias Jro Jangol adalah mentornya sejak zaman SD ketika mengikuti pencak silat, dan setelah dewasa jadi seniornya di Partai Gerindra
Cerita di Balik Kematian Jro Gede Komang Swastika, Eks Wakil Ketua DPRD Bali Terpidana Kasus Narkoba
DENPASAR, NusaBali
Kematian napi LP Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Jro Gede Komang Swastika alias Jro Jangol, 41, yang mantan Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra, Jumat (28/12) dinihari, menyisakan duka serta cerita berbau niskala keluarga dan koleganya. Terungkap, terpidana 12 tahun kasus narkoba ini sempat bilang tak sampai satu tahun akan pulang.
Jro Jangol dilarikan dari LP Kerobokan ke RS Kasih Ibu Denpasar, Jumat dinihari pukul 01.00 Wita, dalam kondisi tidak sadarkan diri dan sesak napas. Selang 3,5 jam kemudian, pentolan Ormas ini menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di Ruang ICU. Selanjutnya, jenazah almarhum dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Seblanga, Desa Dauh Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Barat, tepatnya di Jalan Batanta 70 Denpasar, Jumat pagi pukul 10.00 Wita.
Pantauan NuaBali, puluhan pelayat yang merupakan kawan-kawan almarhum Jro Jangol sudah ramai melayat ke rumah duka, Jumat kemarin. Termasuk di antaranya Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Gerindra, Made Muliawan Arya alias De Gadjah, yang merupakan kawan karib Jro Mangol sejak kecil. Banyak kenangan di antara mereka, terutama latihan pencak silat saat kecil.
“Kami sangat kehilangan. Beliau (Jro Jangol) adalah figur yang selalu berjuang untuk orang banyak. Saya dengan beliau ini sudah bersahabat sejak kecil. Jadi, beliau ini adalah mentor saya dari zaman saya SD mengikuti pencak silat. Hubungan kami sangat dekat, seperti saudara. Begitu juga di partai, beliau adalah senior saya,” kenang De Gadjah usai melayat ke rumah duka kemarin.
De Gadjah mengaku tidak mendapat firasat apa pun sebelum meninggalnya Jro Jangol. Namun, saat pertemuan terakhirnya ketika De Gadjah membesuk Jro Jangol di LP Kerobokan, 17 Agustus 2018 lalu, almarhum sempat berkata aneh. Kala itu, Jro Jangol mengatakan tidak sampai satu tahun akan ‘pulang’. “Beliau pernah sampaikan ke saya, tidak sampai satu tahun akan pulang. Beliau katakan itu sewaktu di pura yang ada di LP Kerobokan,” papar De Gadjah.
Menurut De Gadjah, sehari sebelum meninggal, Jro Jangol sempat memeluk kawan-kawannya yang ada di LP Kerobokan. “Saat dibesuk kemarin (Kamis), teman-teman bilang kalau beliau happy. Semuanya dipeluk dan disambut. Tapi, karakter beliau memang seperti itu sih,” jelas politisi plontos yang juga pembina olahraga tinju ini.
De Gadjah menyebut Jro Jangol adalah orang yang pertama kali mendirikan Partai Gerindra di Denpasar. Dan, berita duka meninggalnya Jro Jangol telah sampai ke DPP Gerindra. Bahkan, De Gadjah mengaku sempat ditelepon Sekjen DPP Gerindra dan Edhy Probowo, Jumat kemarin. “Mereka menunggu kabar kebenaran informasi ini (meninggalnya Jro Jangol, Red). Nanti akan saya infokan ke Pak Sekjen dan Pak Edhy Prabowo. Saya juga sudah sampaikan ke ajudan Bapak Prabowo Subianto (Ketua Umum DPP Gerindra). Mungkin Pak Prabowo juga akan mendengar. Saat pengabenan, mungkin salah satu pengurus pusat akan hadir,” katanya.
Sementara itu, duka mendalam dirasakan keluarga Jro Jangol. Ayah almarhum, Made Suda, 68, mengatakan pihak keluarga ditelepon oleh seseorang, Kamis (27/12) malam sekitar pukul 23.00 Wita yang mengabarkan bahwa anaknya mendadak lemas dan sesak napas di LP Kerobokan. Jro Jangol selanjutnya dirujuk ke RS Kasih Ibu.
Made Suda sangat kaget ketika sang anak dinyatakan meninggal, dinihari kemarin. Padahal, saat dibesuk keluarga di LP belum lama ini, Jro Jangol dalam kondisi sehat. “Saya kaget karena tempo hari saat dibesuk keluarga ke LP Kerobokan, kondisinya sehat. Kemarin bahkan sempat kirim foto saat sembahyang di LP,” cerita Made Suda kepada NusaBali, Jumat kemarin.
Menurut Made Suda, Jro Jangol juga sempat meneleponnya saat Hari Raya Galungan, Rabu (26/12) lalu, seraya menanyakan apakah sudah punya bekal untuk keperluan Galungan. “Setelah transfer uang, saya coba hubungi tidak diangkat. Biasanya, kalau saya telepon, selalu cepat dijawab,” papar Suda.
Penuturan serupa juga diungkapkan adik ipar Jro Jangol, yakni Jro Putra. Menurut Jro Putra, saat dibesuk ke LP Keroboakan pada Umanis Galungan, Kamis (27/12) lalu, Jro Jangol tidak menunjukkan gelagat yang aneh. Malah Jro Jangol sangat ceria, karena bisa berkumpul dengan keluarga. Hanya saja, saat itu memang ada mengeluh batuk, pilek, dan sesak.
Jro Jangol tidak memberikan pesan apa-apa kepada keluarga sebelum kematiannya. Namun, 3 bulan lalu almarhum sempat mengelu sedikit sesak. Kendati demikian, sosok Jro Jangol tidak berubah, tetap ceria. Keluarga sangat merasa kehilangan. Apalagi, Jro Jangol meninggalkan 3 istri dan 8 anak. Jro Jangol sendiri merupakan anak ketiga dari empat bersaudara kandung. Jro Jangol masih punya 5 adik tiri dari lain ibu. “Setelah ini, kami dari keluarga besar tetap bertanggung jawab membesarkan anak-anaknya,” ujar Jro Putra.
Menurut Jro Putra, pihak keluarga telah memohon dewasa ayu kepada sulinggih terkait rencana pengabenan jenazah almarhum Jro Jangol. Berdasarkan petunjuk sulinggih, pengabenan akan dilaksanakan pada Sukra Wage Kuningan, Senin, 4 Januari 2019 mendatang. Pengabenan Jro Jangol akan diawali dengan prosesi ngeringkes, ngajum, dan ngaskara pada Buda Paing Kuningan, Rabu, 2 Januari 2019. “Mengingat beliau bergelar Jro Gede atau pamangku, dianjurkan proses langsung ngaben, tidak boleh dipendem. Tapi, kami ambil tingkatan upacara yang sederhana,” tandas Jro Putra. *ind
DENPASAR, NusaBali
Kematian napi LP Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Jro Gede Komang Swastika alias Jro Jangol, 41, yang mantan Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra, Jumat (28/12) dinihari, menyisakan duka serta cerita berbau niskala keluarga dan koleganya. Terungkap, terpidana 12 tahun kasus narkoba ini sempat bilang tak sampai satu tahun akan pulang.
Jro Jangol dilarikan dari LP Kerobokan ke RS Kasih Ibu Denpasar, Jumat dinihari pukul 01.00 Wita, dalam kondisi tidak sadarkan diri dan sesak napas. Selang 3,5 jam kemudian, pentolan Ormas ini menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di Ruang ICU. Selanjutnya, jenazah almarhum dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Seblanga, Desa Dauh Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Barat, tepatnya di Jalan Batanta 70 Denpasar, Jumat pagi pukul 10.00 Wita.
Pantauan NuaBali, puluhan pelayat yang merupakan kawan-kawan almarhum Jro Jangol sudah ramai melayat ke rumah duka, Jumat kemarin. Termasuk di antaranya Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Gerindra, Made Muliawan Arya alias De Gadjah, yang merupakan kawan karib Jro Mangol sejak kecil. Banyak kenangan di antara mereka, terutama latihan pencak silat saat kecil.
“Kami sangat kehilangan. Beliau (Jro Jangol) adalah figur yang selalu berjuang untuk orang banyak. Saya dengan beliau ini sudah bersahabat sejak kecil. Jadi, beliau ini adalah mentor saya dari zaman saya SD mengikuti pencak silat. Hubungan kami sangat dekat, seperti saudara. Begitu juga di partai, beliau adalah senior saya,” kenang De Gadjah usai melayat ke rumah duka kemarin.
De Gadjah mengaku tidak mendapat firasat apa pun sebelum meninggalnya Jro Jangol. Namun, saat pertemuan terakhirnya ketika De Gadjah membesuk Jro Jangol di LP Kerobokan, 17 Agustus 2018 lalu, almarhum sempat berkata aneh. Kala itu, Jro Jangol mengatakan tidak sampai satu tahun akan ‘pulang’. “Beliau pernah sampaikan ke saya, tidak sampai satu tahun akan pulang. Beliau katakan itu sewaktu di pura yang ada di LP Kerobokan,” papar De Gadjah.
Menurut De Gadjah, sehari sebelum meninggal, Jro Jangol sempat memeluk kawan-kawannya yang ada di LP Kerobokan. “Saat dibesuk kemarin (Kamis), teman-teman bilang kalau beliau happy. Semuanya dipeluk dan disambut. Tapi, karakter beliau memang seperti itu sih,” jelas politisi plontos yang juga pembina olahraga tinju ini.
De Gadjah menyebut Jro Jangol adalah orang yang pertama kali mendirikan Partai Gerindra di Denpasar. Dan, berita duka meninggalnya Jro Jangol telah sampai ke DPP Gerindra. Bahkan, De Gadjah mengaku sempat ditelepon Sekjen DPP Gerindra dan Edhy Probowo, Jumat kemarin. “Mereka menunggu kabar kebenaran informasi ini (meninggalnya Jro Jangol, Red). Nanti akan saya infokan ke Pak Sekjen dan Pak Edhy Prabowo. Saya juga sudah sampaikan ke ajudan Bapak Prabowo Subianto (Ketua Umum DPP Gerindra). Mungkin Pak Prabowo juga akan mendengar. Saat pengabenan, mungkin salah satu pengurus pusat akan hadir,” katanya.
Sementara itu, duka mendalam dirasakan keluarga Jro Jangol. Ayah almarhum, Made Suda, 68, mengatakan pihak keluarga ditelepon oleh seseorang, Kamis (27/12) malam sekitar pukul 23.00 Wita yang mengabarkan bahwa anaknya mendadak lemas dan sesak napas di LP Kerobokan. Jro Jangol selanjutnya dirujuk ke RS Kasih Ibu.
Made Suda sangat kaget ketika sang anak dinyatakan meninggal, dinihari kemarin. Padahal, saat dibesuk keluarga di LP belum lama ini, Jro Jangol dalam kondisi sehat. “Saya kaget karena tempo hari saat dibesuk keluarga ke LP Kerobokan, kondisinya sehat. Kemarin bahkan sempat kirim foto saat sembahyang di LP,” cerita Made Suda kepada NusaBali, Jumat kemarin.
Menurut Made Suda, Jro Jangol juga sempat meneleponnya saat Hari Raya Galungan, Rabu (26/12) lalu, seraya menanyakan apakah sudah punya bekal untuk keperluan Galungan. “Setelah transfer uang, saya coba hubungi tidak diangkat. Biasanya, kalau saya telepon, selalu cepat dijawab,” papar Suda.
Penuturan serupa juga diungkapkan adik ipar Jro Jangol, yakni Jro Putra. Menurut Jro Putra, saat dibesuk ke LP Keroboakan pada Umanis Galungan, Kamis (27/12) lalu, Jro Jangol tidak menunjukkan gelagat yang aneh. Malah Jro Jangol sangat ceria, karena bisa berkumpul dengan keluarga. Hanya saja, saat itu memang ada mengeluh batuk, pilek, dan sesak.
Jro Jangol tidak memberikan pesan apa-apa kepada keluarga sebelum kematiannya. Namun, 3 bulan lalu almarhum sempat mengelu sedikit sesak. Kendati demikian, sosok Jro Jangol tidak berubah, tetap ceria. Keluarga sangat merasa kehilangan. Apalagi, Jro Jangol meninggalkan 3 istri dan 8 anak. Jro Jangol sendiri merupakan anak ketiga dari empat bersaudara kandung. Jro Jangol masih punya 5 adik tiri dari lain ibu. “Setelah ini, kami dari keluarga besar tetap bertanggung jawab membesarkan anak-anaknya,” ujar Jro Putra.
Menurut Jro Putra, pihak keluarga telah memohon dewasa ayu kepada sulinggih terkait rencana pengabenan jenazah almarhum Jro Jangol. Berdasarkan petunjuk sulinggih, pengabenan akan dilaksanakan pada Sukra Wage Kuningan, Senin, 4 Januari 2019 mendatang. Pengabenan Jro Jangol akan diawali dengan prosesi ngeringkes, ngajum, dan ngaskara pada Buda Paing Kuningan, Rabu, 2 Januari 2019. “Mengingat beliau bergelar Jro Gede atau pamangku, dianjurkan proses langsung ngaben, tidak boleh dipendem. Tapi, kami ambil tingkatan upacara yang sederhana,” tandas Jro Putra. *ind
Komentar