Gunung Agung Erupsi, Penerbangan Bandara Ngurah Rai Tak Terpengaruh
Setelah 5 bulan, Gunung Agung di Karangasem kembali erupsi, Minggu (30/12) dinihari pukul 04.09 Wita, ditandai dengan munculnya glow (cahaya api) dan hujan abu ringan.
AMLAPURA, NusaBali
Akibatnya, sebagai wilayah Karangasem terpapar hujan abu tipis. Meski Gunung Agung berstatus Siaga (level III), penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung tidak terpengaruh.
Menurut Kepala Sub Bidang Mitigasi Pengamatan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Devy Kamil Syahbana, letusan Gunung Agung dinihari kemarin berlangsung selama 3 menit 8 detik. Namun, hujan abu berlangsung hingga pagi sekitar pukul 08.43 Wita. Sebab, partikel abu diterbangkan angin dan butuh waktu lama untuk bisa turun sampai habis.
Disebutkan, aktivitas Gunung Agung masih landai, tidak terjadi peningkatan. Status Gunung Agung pun tetap Level III atau Siaga. "Erupsi kali ini terjadi akibat over pressure, yang merupakan akumulasi gas-gas vulkanik. Selanjutnya masih tetap berpotensi terjadi erupsi," jelas Devy Kamil saat dihubungi NusaBali di Pos Pengamatan Gunung Api Agung PVMBG kawasan Banjar Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu kemarin.
Atas dasar itu, kata Devy Kamil, warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pendakian di Gunung Agung. Warga juga diingatkan jangan melakukan aktivitas dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak puncak Gunung Agung, yang merupakan zona perkiraan bahaya. Sedangkan masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, diingatkan agar tetap mewaspadai potensi bahaya banjir lahar hujan.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, kemarin langsung melakukan pemantauan pasca erupsi Guung Agung. Dari hasil pantauannya, hujan abu hanya menerpa sebagian kecil wilayah Karangasem. "Warga tak perlu panik, namun tetap waspada," tandas IB Arimbawa.
Sejumlah kawasan di Karangasem terpapar hujan abu tipis pasca erupsi Gunung Agung, Minggu dinihari, antara lain, dan Banjar Uma Anyar di Desa Ababi (Kecamatan Abang), Banjar Kecicang Islam di Desa Bungaya Kangin (Kecamatan Bebandem), sebagian Desa Tegallinggah (Kecamatan Karangasem), Lingkungan Pebukit di Kelurahan Karangasem (Kecamatan Karangasem), Banjar Ujung Pesisi di Desa Tumbu (Kecamatan Karangasem), sebagian Desa Seraya Tengah (Kecamatan Karangasem), dan sebagian Kota Amlapura (Kecamatan Karangasem),
Sedangkan Sekretaris Relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Agung Karangasem, I Wayan Suara, menyatakan ada 28 desa yang dilaporkan terpapar hujan abu tipis. "Daerah mana yang terpapar hujan abu, tergantung arah angin. Sebagian besar ke arah timur dari Gunung Agung," jelas Wayan Suara.
Ini untuk kali pertama Gunung Agung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut (Dpl) kembali erupsi dalam kurun 5 bulan terakhir. Sebelumnya, Gunung Agung terakhir mengalami erupsi, 24 Juli 2018. Kala itu, terjadi tiga kali erupsi dalam waktu kurang dari 2 jam, ditandai kepulan abu vulkanik menuju arah timur dan tenggara, hingga sejumlah wilayah di Karanghasem terpapar hujan abu.
Sementara itu, aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban tetap berjalan normal pasca erupsinya Gunung Agung, Minggu kemarin. "Untuk saat ini, aktivitas Bandara Ngurah Rai masih aman. Erupsi Gunung Agung tidak berpengaruh terhadap pergerakan pesawat, karena ini erupsi skala kecil," ungkap Communication and Legal Section Head Angkasa Pura I Ngurah Rai, Arie Ashanurrohim, saat dikonfirmasi terpisah melalui pesan singkat, kemarin sore.
Arie menyebutkan, pergerakan pesawat dan pengguna jasa angkutan udara sebelum dan saat terjadinya erupsi masih normal. Peningkatan pergerakan pesawat terjadi Sabtu (29/12) mencapai 23,15 persen, dengan total 697.922 penumpang. Ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan 566.736 penumpang. *k16,dar
Akibatnya, sebagai wilayah Karangasem terpapar hujan abu tipis. Meski Gunung Agung berstatus Siaga (level III), penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung tidak terpengaruh.
Menurut Kepala Sub Bidang Mitigasi Pengamatan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Devy Kamil Syahbana, letusan Gunung Agung dinihari kemarin berlangsung selama 3 menit 8 detik. Namun, hujan abu berlangsung hingga pagi sekitar pukul 08.43 Wita. Sebab, partikel abu diterbangkan angin dan butuh waktu lama untuk bisa turun sampai habis.
Disebutkan, aktivitas Gunung Agung masih landai, tidak terjadi peningkatan. Status Gunung Agung pun tetap Level III atau Siaga. "Erupsi kali ini terjadi akibat over pressure, yang merupakan akumulasi gas-gas vulkanik. Selanjutnya masih tetap berpotensi terjadi erupsi," jelas Devy Kamil saat dihubungi NusaBali di Pos Pengamatan Gunung Api Agung PVMBG kawasan Banjar Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu kemarin.
Atas dasar itu, kata Devy Kamil, warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pendakian di Gunung Agung. Warga juga diingatkan jangan melakukan aktivitas dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak puncak Gunung Agung, yang merupakan zona perkiraan bahaya. Sedangkan masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, diingatkan agar tetap mewaspadai potensi bahaya banjir lahar hujan.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, kemarin langsung melakukan pemantauan pasca erupsi Guung Agung. Dari hasil pantauannya, hujan abu hanya menerpa sebagian kecil wilayah Karangasem. "Warga tak perlu panik, namun tetap waspada," tandas IB Arimbawa.
Sejumlah kawasan di Karangasem terpapar hujan abu tipis pasca erupsi Gunung Agung, Minggu dinihari, antara lain, dan Banjar Uma Anyar di Desa Ababi (Kecamatan Abang), Banjar Kecicang Islam di Desa Bungaya Kangin (Kecamatan Bebandem), sebagian Desa Tegallinggah (Kecamatan Karangasem), Lingkungan Pebukit di Kelurahan Karangasem (Kecamatan Karangasem), Banjar Ujung Pesisi di Desa Tumbu (Kecamatan Karangasem), sebagian Desa Seraya Tengah (Kecamatan Karangasem), dan sebagian Kota Amlapura (Kecamatan Karangasem),
Sedangkan Sekretaris Relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Agung Karangasem, I Wayan Suara, menyatakan ada 28 desa yang dilaporkan terpapar hujan abu tipis. "Daerah mana yang terpapar hujan abu, tergantung arah angin. Sebagian besar ke arah timur dari Gunung Agung," jelas Wayan Suara.
Ini untuk kali pertama Gunung Agung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut (Dpl) kembali erupsi dalam kurun 5 bulan terakhir. Sebelumnya, Gunung Agung terakhir mengalami erupsi, 24 Juli 2018. Kala itu, terjadi tiga kali erupsi dalam waktu kurang dari 2 jam, ditandai kepulan abu vulkanik menuju arah timur dan tenggara, hingga sejumlah wilayah di Karanghasem terpapar hujan abu.
Sementara itu, aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban tetap berjalan normal pasca erupsinya Gunung Agung, Minggu kemarin. "Untuk saat ini, aktivitas Bandara Ngurah Rai masih aman. Erupsi Gunung Agung tidak berpengaruh terhadap pergerakan pesawat, karena ini erupsi skala kecil," ungkap Communication and Legal Section Head Angkasa Pura I Ngurah Rai, Arie Ashanurrohim, saat dikonfirmasi terpisah melalui pesan singkat, kemarin sore.
Arie menyebutkan, pergerakan pesawat dan pengguna jasa angkutan udara sebelum dan saat terjadinya erupsi masih normal. Peningkatan pergerakan pesawat terjadi Sabtu (29/12) mencapai 23,15 persen, dengan total 697.922 penumpang. Ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan 566.736 penumpang. *k16,dar
Komentar