Shortcut Titik 5-6 Beri Harapan Baru Pemilik Lahan
Pembangunan ruas jalan Shortcut Titik 5-6 Jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul di wilayah Desa Wangiri-Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng memberi harapan baru bagi warga setempat, terutama pemilik lahan yang dibebaskan.
Keluarga Sang Ketut Oka Ingin Buka Warung Dekat Jembatan
SINGARAJA, NusaBali
Salah satunya, Sang Ketut Oka, 68, yang mengaku akan buka warung di dekat jembatan dalam shortcut. Sang Ketut Oka adalah pemilik lahan shortcut yang tinggal di di Banjar Amerta Sari, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Kesehariannya, dia ngayah sebagai pamangku di Pura Yeh Ketipat, Desa Wanagiri yang berlokasi tepat di ujung titik 5 shortcut.
Kepada NusaBali, tokoh spiritual yang akrab dipanggil Aji Mangku ini mengaku tidak pernah membayangkan jika tempat tinggalnya kini berada persis di pinggir ruas jalan shortcut. Dengan posisi strategis itu, dia berencana membuka usaha warung kopi. Sang Ketut Oka yakin jem-batan sepanjang 210 meter yang bejarak hanya beberapa meter dari tempat rumahnya itu akan menjadi objek wisata.
“Benjangan tiyang jagi buka warung kopi kedik, niki mumpung wenten genah ring pinggir margi (Kelak saya mau buka warung kopi kecil-kecilan, mumpung masih ada lahan di pinggir jalan, Red),” ungkap Aji Mangku saat ditemui NusaBali, Sabtu (29/12) lalu, di lokasi proyek shortcut sepanjang 1,9 kilometer tersebut.
Menurut Aji Mangku, awalnya tempat tinggalnya berada sekitar 500 meter dari ruas jalan utama Singaraja-Bedugul. Lokasinya di tengah lahan tegalan berisi berbagai tanaman, seperti pisang, kopi, dan bunga pecah seribu. Dia tinggal di sana bersama anak, menantu, dan cucunya.
Selama ini, jalan satu-satunya menuju tempat tingal Aji Mangku hanya bisa dilalui sepeda motor. Ketika musim hujan, jalannya licin hingga harus berhati-hati melintasinya. Ketika ada proyek shortcut, lahan tegalan milik Aji Mangku ikut terkena jalur. Lahan seluas 2,18 hektare ini sudah ditempat sejak tahun 1967 silam. Dari luas itu, yang terkena proyek shortcut mencapai 1,05 hektare.
Begitu pengerjaan fisik shortcut dilakukan, tempat tinggal kelarga Aji Mangku yang tadinya berada di tengah kesuyian, justru posisinya menjadi persis di pinggir ruas jalan shortcut. Lokasinya hanya beberapa meter dari jembatan sisi utara yang akan dibangun sepanjang 210 meter.
“Tiyang ten naenin care mangkin. Minab sekadi roda pedati, mangkin tiyang medue hidup sane becik. Dumdak je tiyang yidayang ngubah nasib (Saya tidak menyangka akan seperti ini. Mungkin ini yang namanya kehidupan seperti roda pedati. Sekarang saya punya harapan hidup baru, semoga bisa mengubah nasib, Red),” ujar Aji Mangku.
Menurut Aji Mangku, dalam pembebasan lahan shortcut seluas 1,05 hektare, dirinya mendapat dana ganti rugi dari pemerintah sebesar Rp 1,3 miliar. Dana ganti rugi lahan itu bukan sepenuhnya milik Aji Mangku, karena berstatus tanah waris. Rencananya, dana ganti rugi tersebut akan dibelikan lahan, karena Aji Mangku tidak bisa lepas dari pekerjaannya sebagai petani.
“Sekadi taluh, pang ten encak, tiyang jagi beliang lahan malih. Pang wenten pekaryan tiyang, napi malih sekadi puniki tiyang petani (Supaya tidak seperti telor yang pecah, nantisaya belikan lahan lagi. Agar ada pekerjaan saya, karena sudah terbiasa dengan pekerjaan sebagai petani),” katanya.
Paparan senada juga diungkapkan Sang Ketut Suardana, 38, anak dari Aji Mangku. Sang Ketut Suardana mengaku tetap akan meneruskan kegiatannya menjadi petani dan peternak, yang sudah digeluti sejak kecil. “Ya, mudah-mudahan ini (pembangunan Shortcut Titik 5-6) menjadi berkah buat keluarga saya. Tapi, saya akan tetap menjadi petani,” ujar Sang Ketut Suardana. *k19
1
Komentar