Pipa Air Telaga Waja Meledak Buat Ketiga Kalinya di Tempat Sama
Pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm untuk ketiga kalinya meledak di tempat yang sama, tepatnya di Jembatan Tukad Batah, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Ledakan kali ketiga ini terjadi Jumat (6/5) dinihari pukul 03.00 Wita, hingga pipa menyemburkan air cukup besar dari bibir jembatan.
Seperti peristiwa dua kali ledakan sebelumnya, ledakan pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm, Jumat dinihari, juga terjadi di ujung barat Jembatan Tukad Batah. Posisi ledakan pipa berdekatan dengan bengkel sepeda motor dan SDN 1 Duda, yang berada di sebelah barat jembatan.
Setiapkali terjadi ledakan, air deras mengalir ke sungau hingga membentuk air mancur raksasa. Selain jatuh ke Tukad (Sungai) Batah, air juga muncrat ke pekarangan rumah dan sanggah (pura keluarga) milik I Made Saba di Banjar Duda, Desa Duda. Sampai Jumat siang, air masih menyebut dari pipa yang meledak, hingga jadi tontotan warga sekitar.
Saksi pertama yang mendengar bunyi ledakan pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm, Jumat dinihari, adalah I Wayan Gede Wirawan. Kebetulan, dia tinggal tak jauh dari lokasi Jembatan Tukad Batuh di mana posisi pipa meledak.
“Saat ledakan terjadi, saya sedang mandi. Khawatir rumah saya juga ikut jadi korban dihantam air bah, saya pun langsung keluar memeriksa situasi. Rumah saya kebetulan juga dekat dengan lokasi kejadian. Beruntung, rumah saya selamat dari amuk air,” ungkap Wirawan kepada NusaBali, Jumat kemarin.
Sedangkan Made Saba yang rumahnya jadi langganan korban amul air ledakan pipa, enggan memberikan tanggapan secara rinci terkait musibah kali ini. “Nanti saya sampaikan dulu kepada pengelola proyek Air Baku Sungai Telaga Waja terkait kerusakan yang terjadi,” elak Made Suaba.
Dalam catatan NusaBali, pipa proyek Air Baku Telaga Waja ini sudah tiga kali meledak di titik yang sama, ujung barat Jembatan Tukad Batuh. Rumah keluarga Made Suaba selalu jadi korban amukan air. Ledakan pertama terjadi 5 Juli 2010. Saat ledakan kala itu, tembok pekarangan rumah Made Saba sampai ambruk diamuk air.
Sedangkan ledakan kedua terjadi 27 April 2016 lalu. Ledakan kedua ini menghancurkan rumah keluarga Made Saba. Gara-gara diamuk air pasca ledakan pipa proyek Air Baku Telaga Waja, yang belum genap dua pekan lalu itu, Made Suaba pun harus memperbaiki kerusakan rumahnya. Namun kini, hanya berselang tiga hari pasca rumahnya diperbaiki, kembali terjadi ledakan pipa di lokasi yang sama, 6 Mei 2016 dinihari.
Rumah keluarga Made Suaba sendiri selalu jadi korban amuk air, karena posi pipa proyek Air Baku Telaga Waja yang meledak melintang dalam posisi 10 meter di jembatan atas (sebelah utara) rumahnya. “Padahal, belum genap dua minggu terjadi ledakan, eh kini kembali terjadi musibah serupa di titik yang sama. Kami tidak mengerti dengan perencanaan proyek itu,” ungkap salah satu tokoh Desa Duda, I Putu Joni, Jumat kemarin.
Sayangnya, pihak Balai Wilayah Sungai Bali Penida belum bisa dikonfirmasi NusaBali terkait ledakan ketiga kalinya pipa proyek Air Baku Telaga Waja di titik yang sama ini. Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, I Ketut Jayada, ketika dihubungi NusaBali per telepon, Jumat kemarin, mulanya ada nada sambung namun ponselnya tak diangkat.
Selanjutnya, berkali-kali dihubungi, ponselnya bernada sibuk. Sedangkian saat nomor telepon kantornmya di Jalan Kapten Tjok Agung Tresna No 9 Denpasar dikontak, tidak ada petugas yang mengangkat.
Proyek Air Baku Sungai Telaga Waja sendiri bersumber dari kawaswan Banjar Batusesa, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem. Dari sumbernya di desa Menanga ini, pipa berdiameter 70 cm membentang sepanjang 87 kilometer ke arah timur. Pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja membentang dengan melintasi 7 kecamatan sekaligus di wilayah Kabupaten Karangasem, masing-masing Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Kubu, Kecamatan Abang, Kecamatan Manggis, Kecamatan Bebandem, dan Kecamatan Karangasem.
Reservoar Proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berada di Banjar Batudesa, Desa Menanga dengan kapasitas sekitar 10.000 meter kubik air. Sumber air berasal dari lima mata air, masing-masing Mata Air Gerubuk (dengan debit 170,9 liter per detik), Mata Air Surya (dengan debit 146 liter per detik), Mata Air Bangol (dengan debit 119 liter per detik), Mata Air Celuk (dengan debit 104 liter per detik), dan Mata Air Isah (dengan debit 94 liter per detik). Kelima sumber mata air ini berlokasi di Desa Adat Tegenan, Kecamatan Rendang.
Khusus proyek Air Baku Sungai Telaga Waja yang pipanya tiga kali meledak di Jembatan Tukad Batuh tersebut, terbagi ke tiga lokasi. Pertama, dari Tukad Barak (Desa Peringsari, Kecamatan Selat) menuju Balai Benih Ikan (BBI) Selat dengan nilai proyek Rp 18,07 miliar yang dikerjakan PT Indopenta Bumi Permai periode 15 Juni 2009-31 Desember 2009.
Kedua, dari BBI Selat menuju Banjar Pesangkan (Desa Duda Timur, Kecamatan Selat) senilai Rp 15,43 miliar yang dikerjakan PT Istaka Karya periode 15 Juni 2009-31 Desember 2009. Ketiga, dari Banjar Pesangkan (Desa Duda Timur) menuju Desa Sibetan (Kecamatan Bebandem, Karangasem) dengan nilai proyek Rp 15 miliar. Total nilai proyek yang dikerjakan secara serentak untuk tiga lokasi ini sekitar Rp 48,50 miliar.
Sumber air dari Sungai Telaga Waja diangkat menggunakan genset melalui Transmisi I (RT I) berkapasitas 100 meter kubik, menuju reservoar Transmisi II (RT II) Banjar Batusesa (Desa Menanga, Kecamatan Rendang) berkapasitas 10.000 meter kubik. 7 k16
Komentar