Kakak Alit Yudha Meninggal Mendadak
Keluarga besar Puri Carangsari, Desa Carangasai, Kecamatan Petang, Badung kembali berduka menyusul meninggalnya putra Pahlawan Nasional Brigjen TNI (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai, yakni I Gusti Ngurah Tantra, 75, Selasa (22/1) sore.
IGN Tantra Berpulang Dua Pekan Setelah Gung Danil
MANGUPURA, NusaBali
Kakak kandung tokoh Golkar I Gusti Ngurah Alit Yudha ini berpulang hanya berselang dua pekan setelah meninggalnya sang keponakan, I Gusti Agung Danil Yunandha Yudha, 47 (putra dari IGN Alit Yudha), Rabu (9/1) dinihari lalu.
I Gusti Ngurah Tantra meninggal mendadak di kediamannya di Puri Ngurah Rai, Desa Carangsari, Selasa sore sekitar pukul 15.00 Wita. Tokoh berusia 75 tahun ini ditemukan meninggal di dalam kamarnya, tanpa sempat mengeluh sakit apa pun, sesaat setelah memberi makan burung perkutut piaraannya.
Menurut putra kedua almarhum, AA Ngurah Putra, 46, ayahnya semula sehat-sehat saja. Sehari sebelum meninggal, Senin (21/1), almarhum sempat diantar untuk mengurus pembuatan KTP elektronik ke Kantor Kecamatan Petang. KTP tersebut rencananya akan digunakan untuk mengurus santunan Lansia yang tengah digulirkan Pemkab Badung.
“Ajung (panggilan terhadap ayah, Red) juga minta untuk mencetak foto ibu (I Gusti Ayu Adi) ukuran 10R, supaya ada fotonya sendiri-sendiri. Saya agak terkejut dengan keinginan Ajung. Selama ini memang tidak ada foto ibu yang sendirian,” kenang Ngurah Putra saat ditemui NusaBali di rumah duka, Rabu (23/1).
Pada hari yang sama, Senin, almarhum IGN Tantra juga sempat berkunjung ke rumah mendiang ibunya, Desak Putu Kari, di kawasan Jalan Nangka Denpasar. Keesokan harinya, Selasa siang, almarhum kembali ke Puri Ngurah Rai Carangsari. Seperti biasa, hari itu almarhum beraktivitas normal, termasuk memberikan makan burung perkutut yang menjadi salah satu hobinyasejak lama.
Habis memberi makan burung, kata Ngurah Putra, almarhum IGN Tantra masuk ke kamar tidur. Namun, sore sekitar pukul 15.00 Wita, sang istri I Gusti Ayu Adi, 70. mendapati almarhum sudah meninggal di kamar tidur. “Waktu tiyang tengok ke kamar, Ajung sudah meninggal,” cerita Ngurah Putra.
Selama hidupnya, almarhum IGN Tantra dikenal sebagai putra pejuang yang peduli terhadap masyarakat sekitar. Selain sebagai pengusaha jual beli beras, kakak kandung sesepuh Golkar IGN Alit Yudha ini juga sempat mendirikan yayasan dan sekolah di Desa Carangsari pada 1980-an. Bahkan, saat itu siswa di sekolahnya digratiskan. “Beliau ingin agar anak-anak di sini (Desa Carangsari) bisa mengenyam pendidikan. Sebab, saat itu sekolah di sini masih jauh,” beber Ngurah Putra.
Almarhum IGN Tantra sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta I Gusti Ayu Adi, 70, serta tiga anak yakni AA Wiwin Ratnawati, 48, AA Ngurah Putra, 46, AA Ngurah Jogana Tantra, 42, dan 8 cucu. Hingga Rabu kemarin, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka di Puri Ngurah Rai, Desa Carangsari.
Rencananya, upacara palebon jenazah almarhum akan dilaksanakan bulan April 2019 mendatang. Menurut Ngurah Putra, upacara palebon masih me-nunggu usainya Karya Agung Panca Balikrama di Pura Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem.
Upacara palebon almarhum IGN Tantra nantinya digelar bersamaan dengan keponakannya, I Gusti Ngurah Agung Danil Yunanda Yudha alias Gung Danil, yang telah lebih dulu meninggal dua pekan lalu, 9 Januari 2019 dinihari.
Gung Danil yang merupakan putra sulung dari sesepuh Golkar IGN Alit Yudha (adik kandung IGN Tantra) juga meninggal mendadak saat dilarikan ke RS Sanglah, Denpasar, diduga karena serangan jantung. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Rabu dinihari pukul 02.00 Wita, Gung Danil menjabat Ketua Bappilu DPW NasDem Bali sempat dilarikan ke RS Sanglah. Mantan politisi Golkar yang hijrah ke NasDem 2 tahun lalu ini datang ke RS Sanglah diantar adik perempuannya, dr I Gusti Ayu Agung Elis Indira alias Gung Elis, 42. Namun, belum sempat dirawat, Gung Danil yang datang dalam kondisi pingsan sudah keburu meninggal.
Almarhum Gung Danil berpulang buat selamanya dengan meninggalkan I istri tercinta I Gusti Ayu Pradnyani, 43, dan tiga anak: I Gusti Ayu Jaynaki Karin-da, 22, I Gusti Ayu Agung Anjali Danisuara, 17, I Gusti Ngurah Walmiki Yudha, 7. Politisi kelahiran 23 april 1972 ini merupakan anak sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan I Gusti Ngurah Alit Yudha, 73, dan I Gusti Ayu Wardani, 66. Gung Danil notabene merupakan cucu dari Pahlawan Nasional I Gusti Ngrah Rai.
Sementara itu, adik kandung Gung Danil, I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha alias Gek Inda, mengaku sangat kehilangan atas berpulangnya sang paman, IGN Tantra. Apalagi, pamanya meninggal hanya berselang 13 hari setelah berpulangnya sang kakak kandung, Gung Danil. “Ya, ini duka bertutur-turut, setelah kakak saya (Gung Danil), sekarang paman kesayangan yang berpulang,” tutur Gek Inda kepada NusaBali di rumah duka, Rabu kemarin.
Menurut Gek Inda, IGN Tantra adalah sosok paman yang energik dan sangat care dengan pendidikan. “Yang paling sangat ingat, saat-saat terakhir ini beliau sangat mensupport saya. Setiap ada yang datang terutama dari kalangan media, beliau yang antusias,” tutur Srikandi Golkar yang maju tarung ke Pileg 2019 berebut kursi DPRD Badung dari PDIP Dapil Kecamatan Petang ini.
Di sisi lain, akademisi dari Fakultas Pertanian Unud yang juga tokoh Pemuda Panca Marga (PPM), Prof Dr Ir I Wayan Windia, Rabu kemarin melayat ke rumah duka. Prof Windia merupakan teman dekat almarhum IGN Tantra. Prof Windia mengenang almarhum sebagai sosok yang sangat sederhana. Almarhum merupakan bagian dari perjalanan sejarah Pahlawan I Gusti Ngurah Rai. Hidup sebagai putra pejuang saat itu, almarhum turut merasakan masa-masa sulit.
“Bahkan, almarhum bersama ibundanya (istri I Gusti Ngurah Rai) sempat ditawan di Tangsi Belanda di Gianyar,” kenang Prof Windia. Selain itu, almarhum juga dikenal sebagai orang yang sangat peduli terhadap masyarakat sekitar. “Beliau juga tidak pernah bersikap berlebihan, meski menjadi anak seorang pahlawan besar,” beber Prof Windia. *asa
MANGUPURA, NusaBali
Kakak kandung tokoh Golkar I Gusti Ngurah Alit Yudha ini berpulang hanya berselang dua pekan setelah meninggalnya sang keponakan, I Gusti Agung Danil Yunandha Yudha, 47 (putra dari IGN Alit Yudha), Rabu (9/1) dinihari lalu.
I Gusti Ngurah Tantra meninggal mendadak di kediamannya di Puri Ngurah Rai, Desa Carangsari, Selasa sore sekitar pukul 15.00 Wita. Tokoh berusia 75 tahun ini ditemukan meninggal di dalam kamarnya, tanpa sempat mengeluh sakit apa pun, sesaat setelah memberi makan burung perkutut piaraannya.
Menurut putra kedua almarhum, AA Ngurah Putra, 46, ayahnya semula sehat-sehat saja. Sehari sebelum meninggal, Senin (21/1), almarhum sempat diantar untuk mengurus pembuatan KTP elektronik ke Kantor Kecamatan Petang. KTP tersebut rencananya akan digunakan untuk mengurus santunan Lansia yang tengah digulirkan Pemkab Badung.
“Ajung (panggilan terhadap ayah, Red) juga minta untuk mencetak foto ibu (I Gusti Ayu Adi) ukuran 10R, supaya ada fotonya sendiri-sendiri. Saya agak terkejut dengan keinginan Ajung. Selama ini memang tidak ada foto ibu yang sendirian,” kenang Ngurah Putra saat ditemui NusaBali di rumah duka, Rabu (23/1).
Pada hari yang sama, Senin, almarhum IGN Tantra juga sempat berkunjung ke rumah mendiang ibunya, Desak Putu Kari, di kawasan Jalan Nangka Denpasar. Keesokan harinya, Selasa siang, almarhum kembali ke Puri Ngurah Rai Carangsari. Seperti biasa, hari itu almarhum beraktivitas normal, termasuk memberikan makan burung perkutut yang menjadi salah satu hobinyasejak lama.
Habis memberi makan burung, kata Ngurah Putra, almarhum IGN Tantra masuk ke kamar tidur. Namun, sore sekitar pukul 15.00 Wita, sang istri I Gusti Ayu Adi, 70. mendapati almarhum sudah meninggal di kamar tidur. “Waktu tiyang tengok ke kamar, Ajung sudah meninggal,” cerita Ngurah Putra.
Selama hidupnya, almarhum IGN Tantra dikenal sebagai putra pejuang yang peduli terhadap masyarakat sekitar. Selain sebagai pengusaha jual beli beras, kakak kandung sesepuh Golkar IGN Alit Yudha ini juga sempat mendirikan yayasan dan sekolah di Desa Carangsari pada 1980-an. Bahkan, saat itu siswa di sekolahnya digratiskan. “Beliau ingin agar anak-anak di sini (Desa Carangsari) bisa mengenyam pendidikan. Sebab, saat itu sekolah di sini masih jauh,” beber Ngurah Putra.
Almarhum IGN Tantra sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta I Gusti Ayu Adi, 70, serta tiga anak yakni AA Wiwin Ratnawati, 48, AA Ngurah Putra, 46, AA Ngurah Jogana Tantra, 42, dan 8 cucu. Hingga Rabu kemarin, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka di Puri Ngurah Rai, Desa Carangsari.
Rencananya, upacara palebon jenazah almarhum akan dilaksanakan bulan April 2019 mendatang. Menurut Ngurah Putra, upacara palebon masih me-nunggu usainya Karya Agung Panca Balikrama di Pura Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem.
Upacara palebon almarhum IGN Tantra nantinya digelar bersamaan dengan keponakannya, I Gusti Ngurah Agung Danil Yunanda Yudha alias Gung Danil, yang telah lebih dulu meninggal dua pekan lalu, 9 Januari 2019 dinihari.
Gung Danil yang merupakan putra sulung dari sesepuh Golkar IGN Alit Yudha (adik kandung IGN Tantra) juga meninggal mendadak saat dilarikan ke RS Sanglah, Denpasar, diduga karena serangan jantung. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Rabu dinihari pukul 02.00 Wita, Gung Danil menjabat Ketua Bappilu DPW NasDem Bali sempat dilarikan ke RS Sanglah. Mantan politisi Golkar yang hijrah ke NasDem 2 tahun lalu ini datang ke RS Sanglah diantar adik perempuannya, dr I Gusti Ayu Agung Elis Indira alias Gung Elis, 42. Namun, belum sempat dirawat, Gung Danil yang datang dalam kondisi pingsan sudah keburu meninggal.
Almarhum Gung Danil berpulang buat selamanya dengan meninggalkan I istri tercinta I Gusti Ayu Pradnyani, 43, dan tiga anak: I Gusti Ayu Jaynaki Karin-da, 22, I Gusti Ayu Agung Anjali Danisuara, 17, I Gusti Ngurah Walmiki Yudha, 7. Politisi kelahiran 23 april 1972 ini merupakan anak sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan I Gusti Ngurah Alit Yudha, 73, dan I Gusti Ayu Wardani, 66. Gung Danil notabene merupakan cucu dari Pahlawan Nasional I Gusti Ngrah Rai.
Sementara itu, adik kandung Gung Danil, I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha alias Gek Inda, mengaku sangat kehilangan atas berpulangnya sang paman, IGN Tantra. Apalagi, pamanya meninggal hanya berselang 13 hari setelah berpulangnya sang kakak kandung, Gung Danil. “Ya, ini duka bertutur-turut, setelah kakak saya (Gung Danil), sekarang paman kesayangan yang berpulang,” tutur Gek Inda kepada NusaBali di rumah duka, Rabu kemarin.
Menurut Gek Inda, IGN Tantra adalah sosok paman yang energik dan sangat care dengan pendidikan. “Yang paling sangat ingat, saat-saat terakhir ini beliau sangat mensupport saya. Setiap ada yang datang terutama dari kalangan media, beliau yang antusias,” tutur Srikandi Golkar yang maju tarung ke Pileg 2019 berebut kursi DPRD Badung dari PDIP Dapil Kecamatan Petang ini.
Di sisi lain, akademisi dari Fakultas Pertanian Unud yang juga tokoh Pemuda Panca Marga (PPM), Prof Dr Ir I Wayan Windia, Rabu kemarin melayat ke rumah duka. Prof Windia merupakan teman dekat almarhum IGN Tantra. Prof Windia mengenang almarhum sebagai sosok yang sangat sederhana. Almarhum merupakan bagian dari perjalanan sejarah Pahlawan I Gusti Ngurah Rai. Hidup sebagai putra pejuang saat itu, almarhum turut merasakan masa-masa sulit.
“Bahkan, almarhum bersama ibundanya (istri I Gusti Ngurah Rai) sempat ditawan di Tangsi Belanda di Gianyar,” kenang Prof Windia. Selain itu, almarhum juga dikenal sebagai orang yang sangat peduli terhadap masyarakat sekitar. “Beliau juga tidak pernah bersikap berlebihan, meski menjadi anak seorang pahlawan besar,” beber Prof Windia. *asa
Komentar