Pertama Ikut Lomba, Langsung Jawara Putri Remaja Bali 2019
Meski ayahnya seorang politisi yang kini menjabat Bupati Gianyar, Ni Putu Diah Pradnya Maharani mengaku tak berpikir ikut terjun ke politik. Dia justru bercita-cita jadi dokter sambil tetap menekuni modeling
Ni Putu Diah Pradnya Maharani, Putri Sulung Bupati Gianyar Made Mahayastra
GIANYAR, NusaBali
Prestasi membanggakan ditorehkan Ni Putu Diah Pradnya Maharani, 16, putri sulung Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra. Selain punya prestasi akademis sebagai peraih medali perunggu Olimpiade Kimia Tingkat SMP Se-Bali 2018, gadis berusia 16 tahun yang akrab disapa Gek Diah ini juga tampil sebagai jawara dalam ajang pemilihan Putri Remaja Bali 2019.
Dalam ajang grand final pemilihan Putri Remaja Bali 2019 yang digelar di Park 23 Mall Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Selasa (5/2) lalu, Gek Diah tampil sebagai jawara dengan mengungguli 16 peserta lainnya dari 9 kabupaten/kota se-Bali. Termasuk di antaranya I Dewa Ayu Mila Pariutari yang harus puas di posisi kedua, Ni Putu Natasya Nadi Sari (posisi ketiga), Ni Putu Ninda Lestari (posisi keemat), dan Ni Made Adinda Putri Puspitarani (posisi kelima. Gek Diah pun berhak mewakili Bali ajang serupa tingkat nasional, Juli 2019 mendatang.
Gek Diah yang kini siswi Kelas X Gandi Memorial Intercontinental School, Denpasar, mengatakan tertarik ikut ajang pemilihan Putri Remaja Bali 2019 untuk salurkan hobi, terutama modeling. Gayung pun bersambut ketika ibundanya, Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra, mensupport secara penuh.
"Untuk ajang ini (pemilihan Putri Remaja Bali 2019, Red), awalnya mama yang kasi tahu. Karena saya di sekolah memang agak sibuk dengan pelajaran," kenang gadis kelahiran 30 Oktober 2002 ini kepada awak media di Kantor Bupati Gianyar, Rabu (6/2).
Saat mendaftarkan diri ikut lomba, Gek Diah tidak terlalu peduli dengan hasil akhir. Yang terpenting baginya adalah menambah pengalaman. "Setelah ikut lomba, saya keluarkan semua kemampuan. Tidak saja dari penampilan fisik, tapi juga ada tes bakat, pengetahuan, dan kemampuan berbahasa asing," jelasnya.
"Peserta diwajibkan membuat pidato, saya buat H-1, bertema narkoba. Dan, kebetulan di sela-sela pidato itu ada saya sisipkan bahasa Inggris," lanjutnya. Nah, Gek Diah yang sehari-harinya memang fasih berbahasa Inggris pun dengan mudah mengalahkan peserta yang lain.
Mengenai embel-embel membawa nama sebagai 'Anak Bupati', Gek Diah meyakinkan bahwa dirinya memang punya potensi. "Di sana saya buktikan bukan karena titel orangtua. Saya buktikan punya potensi dan memang pantas di sana," tegas anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Made Mahayastra dan Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra ini.
Menurut Gek Diah, kesukaannya terhadap dunia modeling sudah tumbuh sejak masih kanak-kanak. Gek Diah pun sempat ikut kelas singkat modeling. Kemudian, dia mulai mendalami dunia modeling lewat Youtube. Sejumlah model kenamaan dijadikan motivasi hingga akhirnya Gek Diah konsen untuk mendalami dunia cat walk. Selain itu, Gek Diah juga ikut latihan gym untuk membentuk badan. Latihan gym itu sudah dijalani sejak 2 tahun silam.
Gek Diah bersyukur memiliki ibu dengan hobi yang sama, yakni modeling dan fashion, sehingga selalu mensupportnya. Dukungan ibunya itu dianggap jadi modal untuk lomba tingkat nasional nanti. "Pasti nanti latihan cat walk, attitude, brain, dan berusaha memunculkan iner beauty. Semua saran dari Mama saya pakai bekal, tapi saya harus tetap jadi diri sendiri," katanya.
Ajang pemilihan Putri Remaja Bali 2019 ini dianggap Gek Diah sebagai permulaan untuk mengikuti ajang serupa ke depan. Gek Diah pun menargetkan akan ikut ajang Jegeg Bagus Gianyar, Putri Bali, dan lolos ke ajang Putri Indonesia. "Jika usia sudah memenuhi nanti, ingin lanjut ikut audisi pemilihan Jegeg Gianyar. Kan harus berangkat dari Gianyar," papar gadis asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Meski hobi modeling, menurut Gek Diah, pendidikan tetap nomor satu. Gek Diah punya cita-cita menjadi dokter. Hal itu sejalan dengan keseharian Gek Diah yang kerap ikut Olimpiade Kimia sejak masih sekolah di SMP Doremi Excellent School Denpasar. Gek Diah belum kepikiran untuk terjun ke politik seperti ayahnya, Made Agus Mahayastra, Ketua DPC PDIP Gianyar yang kini menjabat Bupati Gianyar. "Bapak terlalu sibuk berpolitik. Saya ingin nanti jadi dokter saja, sambil tetap menjalankan hobi sebagai model," kata Gek Diah.
Sementara itu, bunda Gek Diah, Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra, mengatakan sejak awal dia tidak pernah memaksakan keinginan anak-anaknya, termasuk putri sulungnya yang baru saja menangkan gelar Putri Remaja Bali 2019. "Bakat anak, tiyang tidak pernah memaksakan. Mau ke mana, silakan asalkan positif," jelas Surya Adnyani saat mendampingi Gek Diah di Kantor Bupati Gianyar, Rabu kemarin. Namun, sebagai orangtua, Surya Ardani mengaku berperan untuk mengarahkan sang anak ke jalur yang seharusnya. Makanya, dia getol mendampingi anak-anaknya dalam segala bidang.
Sedangkan ayahanda Gek Diah, Made Agus Mahayastra, mengatakan putri sulungnya ini memang punya bakat. Ajang yang diikuti pun sebagai permulaan untuk ikut ajang serupa ke level lebih tinggi ke depan. "Anak saya baru pemula, masih mencari bentuk, ikut audisi, bergaul dengan teman agar tambah dewasa. Tapi, dia sendiri saat ini masih remaja," ujar Bupati yang juga mantan Ketua DPRD Gianyar 2004-2009, 2009-2012 ini.
Gek Diah sendiri selama ini termasuk siswi berprestasi akademis. Dia adalah peraih medali perunggu Olimpiade Kimia Tingkat SMP Se-Bali 2018 dan semifinalis Olimpiade Kimia SMP Se-Bali 2017. Selain itu, Gek Diah juga juara I Siswa Berbudi Pekerti Tingkat SMP Doremi Excellent School dan Juara I Lomba Menulis Ouisi SMP Doremi Excellent School. *nvi
GIANYAR, NusaBali
Prestasi membanggakan ditorehkan Ni Putu Diah Pradnya Maharani, 16, putri sulung Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra. Selain punya prestasi akademis sebagai peraih medali perunggu Olimpiade Kimia Tingkat SMP Se-Bali 2018, gadis berusia 16 tahun yang akrab disapa Gek Diah ini juga tampil sebagai jawara dalam ajang pemilihan Putri Remaja Bali 2019.
Dalam ajang grand final pemilihan Putri Remaja Bali 2019 yang digelar di Park 23 Mall Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Selasa (5/2) lalu, Gek Diah tampil sebagai jawara dengan mengungguli 16 peserta lainnya dari 9 kabupaten/kota se-Bali. Termasuk di antaranya I Dewa Ayu Mila Pariutari yang harus puas di posisi kedua, Ni Putu Natasya Nadi Sari (posisi ketiga), Ni Putu Ninda Lestari (posisi keemat), dan Ni Made Adinda Putri Puspitarani (posisi kelima. Gek Diah pun berhak mewakili Bali ajang serupa tingkat nasional, Juli 2019 mendatang.
Gek Diah yang kini siswi Kelas X Gandi Memorial Intercontinental School, Denpasar, mengatakan tertarik ikut ajang pemilihan Putri Remaja Bali 2019 untuk salurkan hobi, terutama modeling. Gayung pun bersambut ketika ibundanya, Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra, mensupport secara penuh.
"Untuk ajang ini (pemilihan Putri Remaja Bali 2019, Red), awalnya mama yang kasi tahu. Karena saya di sekolah memang agak sibuk dengan pelajaran," kenang gadis kelahiran 30 Oktober 2002 ini kepada awak media di Kantor Bupati Gianyar, Rabu (6/2).
Saat mendaftarkan diri ikut lomba, Gek Diah tidak terlalu peduli dengan hasil akhir. Yang terpenting baginya adalah menambah pengalaman. "Setelah ikut lomba, saya keluarkan semua kemampuan. Tidak saja dari penampilan fisik, tapi juga ada tes bakat, pengetahuan, dan kemampuan berbahasa asing," jelasnya.
"Peserta diwajibkan membuat pidato, saya buat H-1, bertema narkoba. Dan, kebetulan di sela-sela pidato itu ada saya sisipkan bahasa Inggris," lanjutnya. Nah, Gek Diah yang sehari-harinya memang fasih berbahasa Inggris pun dengan mudah mengalahkan peserta yang lain.
Mengenai embel-embel membawa nama sebagai 'Anak Bupati', Gek Diah meyakinkan bahwa dirinya memang punya potensi. "Di sana saya buktikan bukan karena titel orangtua. Saya buktikan punya potensi dan memang pantas di sana," tegas anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Made Mahayastra dan Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra ini.
Menurut Gek Diah, kesukaannya terhadap dunia modeling sudah tumbuh sejak masih kanak-kanak. Gek Diah pun sempat ikut kelas singkat modeling. Kemudian, dia mulai mendalami dunia modeling lewat Youtube. Sejumlah model kenamaan dijadikan motivasi hingga akhirnya Gek Diah konsen untuk mendalami dunia cat walk. Selain itu, Gek Diah juga ikut latihan gym untuk membentuk badan. Latihan gym itu sudah dijalani sejak 2 tahun silam.
Gek Diah bersyukur memiliki ibu dengan hobi yang sama, yakni modeling dan fashion, sehingga selalu mensupportnya. Dukungan ibunya itu dianggap jadi modal untuk lomba tingkat nasional nanti. "Pasti nanti latihan cat walk, attitude, brain, dan berusaha memunculkan iner beauty. Semua saran dari Mama saya pakai bekal, tapi saya harus tetap jadi diri sendiri," katanya.
Ajang pemilihan Putri Remaja Bali 2019 ini dianggap Gek Diah sebagai permulaan untuk mengikuti ajang serupa ke depan. Gek Diah pun menargetkan akan ikut ajang Jegeg Bagus Gianyar, Putri Bali, dan lolos ke ajang Putri Indonesia. "Jika usia sudah memenuhi nanti, ingin lanjut ikut audisi pemilihan Jegeg Gianyar. Kan harus berangkat dari Gianyar," papar gadis asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Meski hobi modeling, menurut Gek Diah, pendidikan tetap nomor satu. Gek Diah punya cita-cita menjadi dokter. Hal itu sejalan dengan keseharian Gek Diah yang kerap ikut Olimpiade Kimia sejak masih sekolah di SMP Doremi Excellent School Denpasar. Gek Diah belum kepikiran untuk terjun ke politik seperti ayahnya, Made Agus Mahayastra, Ketua DPC PDIP Gianyar yang kini menjabat Bupati Gianyar. "Bapak terlalu sibuk berpolitik. Saya ingin nanti jadi dokter saja, sambil tetap menjalankan hobi sebagai model," kata Gek Diah.
Sementara itu, bunda Gek Diah, Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra, mengatakan sejak awal dia tidak pernah memaksakan keinginan anak-anaknya, termasuk putri sulungnya yang baru saja menangkan gelar Putri Remaja Bali 2019. "Bakat anak, tiyang tidak pernah memaksakan. Mau ke mana, silakan asalkan positif," jelas Surya Adnyani saat mendampingi Gek Diah di Kantor Bupati Gianyar, Rabu kemarin. Namun, sebagai orangtua, Surya Ardani mengaku berperan untuk mengarahkan sang anak ke jalur yang seharusnya. Makanya, dia getol mendampingi anak-anaknya dalam segala bidang.
Sedangkan ayahanda Gek Diah, Made Agus Mahayastra, mengatakan putri sulungnya ini memang punya bakat. Ajang yang diikuti pun sebagai permulaan untuk ikut ajang serupa ke level lebih tinggi ke depan. "Anak saya baru pemula, masih mencari bentuk, ikut audisi, bergaul dengan teman agar tambah dewasa. Tapi, dia sendiri saat ini masih remaja," ujar Bupati yang juga mantan Ketua DPRD Gianyar 2004-2009, 2009-2012 ini.
Gek Diah sendiri selama ini termasuk siswi berprestasi akademis. Dia adalah peraih medali perunggu Olimpiade Kimia Tingkat SMP Se-Bali 2018 dan semifinalis Olimpiade Kimia SMP Se-Bali 2017. Selain itu, Gek Diah juga juara I Siswa Berbudi Pekerti Tingkat SMP Doremi Excellent School dan Juara I Lomba Menulis Ouisi SMP Doremi Excellent School. *nvi
Komentar