Tutup Usia, Setelah 39 Tahun Ketua PGSDT
Mantan Ketua PGSDT (Para Gotra Sentana Dalem Tarukan) Kabupaten Karangasem 1969-2017, I Wayan Dana, tutup usia di usia 80 tahun.
AMLAPURA, NusaBali
Almarhum sebelumnya mengeluhkan sakit diabetes, dan meninggal saat menjalani perawatan di RSUP Sanglah Denpasar, Selasa (5/2). Pihak keluarga duka menggelar upacara Makingsan di Gni, di Krematorium Cekomaria Denpasar, Saniscara Kliwon Krulut, Sabtu (9/2).
Putra keenam almarhum, I Made Suartama SE memaparkan hal itu di sela-sela menerima para pelayat di rumah duka, Banjar Desa Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem, Jumat (8/2).
Dijelaskan, almarhum sebelumnya sebagai Ketua Umum III PGSDT Pusat tahun 1964-1969, Ketua PGSDT Karangasem masa bhakti 1969-2017, atau 9 periode. Tercatat sebagai mantan Bendesa Pakraman Bebandem, dan masih sebagai Kelian Pamaksan Pura Puseh, Desa Pakraman Bebandem.
Jabatan Ketua PGSDT Karangasem berakhir dipegang. Setelah terjadi pergantian di Loka Sabha PGSDT di Lingkungan Galiran, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem tahun 2018, dan kepemimpinannya digantikan I Komang Gede dari Desa Selumbung, Kecamatan Manggis.
Almarhum meninggalkan 7 anak, 16 cucu, dan 2 cicit. Sedangkan istrinya Ni Wayan Nesa telah meninggal tahun 2006. Hadir di acara nelunin (tiga hari), Ketua PGSDT Pusat I Nyoman Gunawan yang mantan anggota DPR RI, Ketua PGSDT Karangasem I Komang Gede, dan sesepuh PGSDT.
Segenap sesepuh PGSDT menggelar doa bersama dikoordinasikan I Nyoman Gunawan, di depan jenazah almarhum di Bale Saka Enem. "Kami kehilangan tokoh panutan, yang selama ini memberikan inspirasi membina umat, suntuk ngayah, dan mampu mempersatukan umat PGSDT," kata I Nyoman Gunawan.
Meski kehilangan seorang tokoh, tetapi semangat juangnya untuk ngayah selayaknya diteruskan. Misalnya, ngayah membangun Pura Pulasari di Bangli. Ngayah membina umat, bersedia memimpin PGSDT Karangasem selama 39 tahun, tahun 1969-2017, jika dihitung satu masa jabatan 5 tahun, berarti menjabat 9 periode. Di acara nelunin, hadir tujuh anak almarhum yakni Dra Ni Wayan Atiridana, Ni Made Ardani SH, Ni Nyoman Ariani SH, Ni Ketut Arniti SE, dr I Wayan Wiradana SpKJ, I Made Suartama SE, dan Ni Nyoman Sri Andani SE. Juga hadir cucu dan cicit serta kerabatnya, melakukan persembahyangan mendoakan agar arwah almarhum diterima kembali ke pangkuan Sang Maha Pencipta. "Ayah kami, sebagai pengayom dan pelindung keluarga. Sebelum meninggal, masih terlihat sehat, masih bisa jalan-jalan," kata I Made Suartama, putra keenam dari tujuh bersaudara pasangan almarhum I Wayan dana dan Ni Wayan Nesa.
Upacara Makingsan di Gni dilakukan, karena telah berlaku larangan ngaben sehubungan jelang Karya Panca Walikrama di Pura Besakih. Larangan ngaben sesuai hasil paruman di Pura Besakih, 1 Februari - 15 April. *k16
Putra keenam almarhum, I Made Suartama SE memaparkan hal itu di sela-sela menerima para pelayat di rumah duka, Banjar Desa Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem, Jumat (8/2).
Dijelaskan, almarhum sebelumnya sebagai Ketua Umum III PGSDT Pusat tahun 1964-1969, Ketua PGSDT Karangasem masa bhakti 1969-2017, atau 9 periode. Tercatat sebagai mantan Bendesa Pakraman Bebandem, dan masih sebagai Kelian Pamaksan Pura Puseh, Desa Pakraman Bebandem.
Jabatan Ketua PGSDT Karangasem berakhir dipegang. Setelah terjadi pergantian di Loka Sabha PGSDT di Lingkungan Galiran, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem tahun 2018, dan kepemimpinannya digantikan I Komang Gede dari Desa Selumbung, Kecamatan Manggis.
Almarhum meninggalkan 7 anak, 16 cucu, dan 2 cicit. Sedangkan istrinya Ni Wayan Nesa telah meninggal tahun 2006. Hadir di acara nelunin (tiga hari), Ketua PGSDT Pusat I Nyoman Gunawan yang mantan anggota DPR RI, Ketua PGSDT Karangasem I Komang Gede, dan sesepuh PGSDT.
Segenap sesepuh PGSDT menggelar doa bersama dikoordinasikan I Nyoman Gunawan, di depan jenazah almarhum di Bale Saka Enem. "Kami kehilangan tokoh panutan, yang selama ini memberikan inspirasi membina umat, suntuk ngayah, dan mampu mempersatukan umat PGSDT," kata I Nyoman Gunawan.
Meski kehilangan seorang tokoh, tetapi semangat juangnya untuk ngayah selayaknya diteruskan. Misalnya, ngayah membangun Pura Pulasari di Bangli. Ngayah membina umat, bersedia memimpin PGSDT Karangasem selama 39 tahun, tahun 1969-2017, jika dihitung satu masa jabatan 5 tahun, berarti menjabat 9 periode. Di acara nelunin, hadir tujuh anak almarhum yakni Dra Ni Wayan Atiridana, Ni Made Ardani SH, Ni Nyoman Ariani SH, Ni Ketut Arniti SE, dr I Wayan Wiradana SpKJ, I Made Suartama SE, dan Ni Nyoman Sri Andani SE. Juga hadir cucu dan cicit serta kerabatnya, melakukan persembahyangan mendoakan agar arwah almarhum diterima kembali ke pangkuan Sang Maha Pencipta. "Ayah kami, sebagai pengayom dan pelindung keluarga. Sebelum meninggal, masih terlihat sehat, masih bisa jalan-jalan," kata I Made Suartama, putra keenam dari tujuh bersaudara pasangan almarhum I Wayan dana dan Ni Wayan Nesa.
Upacara Makingsan di Gni dilakukan, karena telah berlaku larangan ngaben sehubungan jelang Karya Panca Walikrama di Pura Besakih. Larangan ngaben sesuai hasil paruman di Pura Besakih, 1 Februari - 15 April. *k16
Komentar