Kasus DBD di Banjar Pande, Petugas Gelar Fogging
Dinas Kesehatan (Diskes) Bangli melakukan fogging di Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, Senin (18/2) pagi.
BANGLI, NusaBali
Fogging dilakukan pasca salah seorang warga di lingkungan tersebut suspect demam berdarah dengue (DBD). Dinas Kesehatan Bangli telah melakukan fogging di delapan titik, tersebar di beberapa kecamatan.
Kasi Pencegahan Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma, mengungkapkan fogging dilakukan ketika ada permintaan dari masyarakat serta ada temuan kasus suspect DBD. Fogging dilakukan sebanyak dua kali di satu lokasi. “Contoh hari ini kami melaksanakan fogging di Banjar Pande, minggu depan dilaksanakan sekali lagi di lokasi yang sama. Tujuannya memutus mata rantai nyamuk aedes aegypti,” jelasnya.
Diterangkan, kasus suspect DBD di bulan Januari ditemukan di Dusun Sidawa Desa Tamanbali, Banjar Penida Kaja Desa Tembuku, Banjar Tembuku Kawan Desa Tembuku, Banjar Sidembunut Kelurahan Cempaga, Banjar Selat Peken Desa Selat, Dusun Penaga Desa Landih, dan Dusun Lumbuan Desa Sulahan. Sementara pada bulan Februari kasus DBD ditemukan di Desa Bonyoh Kecamatan Kintamani, Banjar Selat Kaja Kauh, Desa Selat, Banjar Selat Peken, Desa Manikliyu, Penglipuran, Banjar/Kelurahan Kubu, Tempek Pulung, Kelurahan Bebalang, serta di Banjar Pande, Kelurahan Cempaga.
Data kasus DBD didapat dari puskesmas serta rumah sakit. Selanjutnya Dinas Kesehatan menindaklanjuti dengan melakukan fogging. “Ketika ada permintaan dari masyarakat untuk dilakukan fogging kami juga layani. Belum lama ini kami lakukan fogging di areal Polres Bangli,” sebutnya. Dijelaskan, mobilitas masyarakat cukup tinggi, gigitan nyamuk aedes aegypti dimungkinkan terjadi di luar tempat tinggalnya. Misal warga asal Banjar Pande bekerja di luar kabupaten bisa jadi saat bekerja kena gigitan nyamuk. “Meski gigitan tidak terjadi di tempat tinggalnya, tetap harus mengambil langkah pemutusan mata rantai nyamuk aedes aegypti dengan cara fogging,” terangnya.
Fogging dilakukan oleh tim pelaksana sebanyak 5 orang. Alat fogging sudah ada 10 unit. Anggaran fogging tahun 2019 Rp 300 juta. Sudarma menekankan mengutamakan pencegahan dengan menjaga lingkungan sekitarnya. “Lebih efektif jika masyarakat berperan langsung,” imbuhnya. Terpisah, Direktur RSU Bangli, I Wayan Sudiana, mengatakan tidak ada persiapan khusus tangani kasus DBD. Masyarakat diharapkan melakukan pencegahan dengan jurus 3M yakni dengan menguras bak air, mengubur, dan menutup tempat genangan air. *es
Kasi Pencegahan Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma, mengungkapkan fogging dilakukan ketika ada permintaan dari masyarakat serta ada temuan kasus suspect DBD. Fogging dilakukan sebanyak dua kali di satu lokasi. “Contoh hari ini kami melaksanakan fogging di Banjar Pande, minggu depan dilaksanakan sekali lagi di lokasi yang sama. Tujuannya memutus mata rantai nyamuk aedes aegypti,” jelasnya.
Diterangkan, kasus suspect DBD di bulan Januari ditemukan di Dusun Sidawa Desa Tamanbali, Banjar Penida Kaja Desa Tembuku, Banjar Tembuku Kawan Desa Tembuku, Banjar Sidembunut Kelurahan Cempaga, Banjar Selat Peken Desa Selat, Dusun Penaga Desa Landih, dan Dusun Lumbuan Desa Sulahan. Sementara pada bulan Februari kasus DBD ditemukan di Desa Bonyoh Kecamatan Kintamani, Banjar Selat Kaja Kauh, Desa Selat, Banjar Selat Peken, Desa Manikliyu, Penglipuran, Banjar/Kelurahan Kubu, Tempek Pulung, Kelurahan Bebalang, serta di Banjar Pande, Kelurahan Cempaga.
Data kasus DBD didapat dari puskesmas serta rumah sakit. Selanjutnya Dinas Kesehatan menindaklanjuti dengan melakukan fogging. “Ketika ada permintaan dari masyarakat untuk dilakukan fogging kami juga layani. Belum lama ini kami lakukan fogging di areal Polres Bangli,” sebutnya. Dijelaskan, mobilitas masyarakat cukup tinggi, gigitan nyamuk aedes aegypti dimungkinkan terjadi di luar tempat tinggalnya. Misal warga asal Banjar Pande bekerja di luar kabupaten bisa jadi saat bekerja kena gigitan nyamuk. “Meski gigitan tidak terjadi di tempat tinggalnya, tetap harus mengambil langkah pemutusan mata rantai nyamuk aedes aegypti dengan cara fogging,” terangnya.
Fogging dilakukan oleh tim pelaksana sebanyak 5 orang. Alat fogging sudah ada 10 unit. Anggaran fogging tahun 2019 Rp 300 juta. Sudarma menekankan mengutamakan pencegahan dengan menjaga lingkungan sekitarnya. “Lebih efektif jika masyarakat berperan langsung,” imbuhnya. Terpisah, Direktur RSU Bangli, I Wayan Sudiana, mengatakan tidak ada persiapan khusus tangani kasus DBD. Masyarakat diharapkan melakukan pencegahan dengan jurus 3M yakni dengan menguras bak air, mengubur, dan menutup tempat genangan air. *es
Komentar