Hasil Rampokan untuk Biaya Pernikahan
Perampok Spesialis Rumah Kosong
JAKARTA, NusaBali
Tersangka kasus perampokan rumah kosong di Sumatera Utara, Bobby menggunakan uang hasil kejahatannya untuk menikah. Dalam dua kali aksinya, Bobby bersama lima rekannya yang lain berhasil menjarah uang hingga miliaran rupiah. Aksi komplotan ini terhenti setelah personel Polda Sumut meringkus mereka.
Direktur Kriminal Umum Polda Sumut Komisaris Besar Andi Rian mengatakan, dari enam orang anggota komplotan, baru dua orang yang tertangkap yakni Bobby dan Ferry. Bobby ditengarai sebagai otak komplotan ini. Turut ditangkap seorang penadah hasil rampokan bernama Edi.
Dalam pengakuannya kepada petugas, Booby mengaku uang hasil kejahatan digunakan untuk biaya pernikahan. Bobby rencananya menikahi kekasihnya pada 4 Maret mendatang.
"Jadi uang hasil kejahatan ini digunakan Bobby untuk membeli barang hantaran pernikahan seperti cincin dan kalung," kata Andi Rian di Polda Sumut, Medan seperti dilansir cnnindonesia.
Cincin dan kalung tersebut kini diamankan penyidik dari calon mempelai perempuan untuk dijadikan barang bukti kasus. Andi mengatakan, saat ini polisi masih memburu empat orang rekan Bobby yang belum tertangkap.
Komplotan ini menjadikan rumah kosong di kompleks hunian mewah sebagai sasarannya. Modus komplotan ini yakni masuk ke kawasan perumahan mewah dan mencari rumah kosong yang tengah ditinggal penghuninya. Untuk memastikan rumah yang menjadi target sedang ditinggal pergi, para pelaku terlebih dahulu mengetuk pintu rumah itu.
"Jadi kalau ada orangnya, para pelaku pura-pura tanya alamat rumah atau pura-pura tawarkan kredit. Tetapi kalau kosong mereka langsung beraksi," kata Andi.
Sejauh ini, kepada petugas Bobby dan Fery mengaku baru dua kali melancarkan aksi yakni di kawasan Sunggal dan Helvetia, Medan.
Dari sebuah rumah di Sunggal, Booby cs menjarah uang tunai Rp1,1 miliar. Sementara dari rumah di Helvetia, komplotan ini menggondol brankas berisi uang dan perhiasan senilai Rp1,7 miliar.
Namun polisi menduga komplotan ini juga pernah beraksi di tempat lain. Karena itu masyarakat diimbau melapor jika merasa pernah jadi korban. *
Tersangka kasus perampokan rumah kosong di Sumatera Utara, Bobby menggunakan uang hasil kejahatannya untuk menikah. Dalam dua kali aksinya, Bobby bersama lima rekannya yang lain berhasil menjarah uang hingga miliaran rupiah. Aksi komplotan ini terhenti setelah personel Polda Sumut meringkus mereka.
Direktur Kriminal Umum Polda Sumut Komisaris Besar Andi Rian mengatakan, dari enam orang anggota komplotan, baru dua orang yang tertangkap yakni Bobby dan Ferry. Bobby ditengarai sebagai otak komplotan ini. Turut ditangkap seorang penadah hasil rampokan bernama Edi.
Dalam pengakuannya kepada petugas, Booby mengaku uang hasil kejahatan digunakan untuk biaya pernikahan. Bobby rencananya menikahi kekasihnya pada 4 Maret mendatang.
"Jadi uang hasil kejahatan ini digunakan Bobby untuk membeli barang hantaran pernikahan seperti cincin dan kalung," kata Andi Rian di Polda Sumut, Medan seperti dilansir cnnindonesia.
Cincin dan kalung tersebut kini diamankan penyidik dari calon mempelai perempuan untuk dijadikan barang bukti kasus. Andi mengatakan, saat ini polisi masih memburu empat orang rekan Bobby yang belum tertangkap.
Komplotan ini menjadikan rumah kosong di kompleks hunian mewah sebagai sasarannya. Modus komplotan ini yakni masuk ke kawasan perumahan mewah dan mencari rumah kosong yang tengah ditinggal penghuninya. Untuk memastikan rumah yang menjadi target sedang ditinggal pergi, para pelaku terlebih dahulu mengetuk pintu rumah itu.
"Jadi kalau ada orangnya, para pelaku pura-pura tanya alamat rumah atau pura-pura tawarkan kredit. Tetapi kalau kosong mereka langsung beraksi," kata Andi.
Sejauh ini, kepada petugas Bobby dan Fery mengaku baru dua kali melancarkan aksi yakni di kawasan Sunggal dan Helvetia, Medan.
Dari sebuah rumah di Sunggal, Booby cs menjarah uang tunai Rp1,1 miliar. Sementara dari rumah di Helvetia, komplotan ini menggondol brankas berisi uang dan perhiasan senilai Rp1,7 miliar.
Namun polisi menduga komplotan ini juga pernah beraksi di tempat lain. Karena itu masyarakat diimbau melapor jika merasa pernah jadi korban. *
Komentar